Menantu Sampah : Sang Pewaris

Raisa terkejut mendengar pernyataan dari salah satu pedagang di pasar yang bilang bahwa Bastian jarang pergi ke pasar, lalu pergi kemana kah dia selama ini? Setahu Raisa, Bastian sering pergi ke pasar setiap hari untuk berjualan disana.

Kemudian ada seorang pedagang wanita berbaju hijau disana ada yang berkata lagi. "Nona Raisa beruntung dapat suami seperhatian Bastian, walaupun Bastian bukan orang punya, tadi dia memiliki hati yang sangat tulus dan juga setia. Walaupun di pasar banyak yang naksir sama Bastian, Bastian tidak pernah menanggapi mereka, padahal waktu itu kami kira Bastian masih single."

Pedagang wanita berbaju merah ikut nimbrung. "Iya apalagi waktu itu, Bastian rela terluka demi melindungi Nona Raisa."

"Bastian terluka?" Raisa tidak tahu bahwa Bastian terluka waktu itu, soalnya Bastian telah berbohong mengatakan bahwa dia baik-baik saja pada Raisa.

"Iya sampai dia dilarikan ke rumah sakit." jawab pedagang wanita berbaju merah. Dia menerusakan perkataannya. "Waktu itu dia meringis kesakitan lho, punggungnya pasti banyak luka lebam soalnya ada yang lempar batu ke punggung Bastian."

Raisa sama sekali tidak tahu ada yang melempar batu ke arah punggung Bastian, karena saat itu Bastian memeluknya, menyembunyikan kepala Raisa di dadanya, sehingga Raisa tidak tahu apa saja yang dilempar para pedagang yang berlaku anarkis padanya.

Raisa merasa sepertinya ada yang Bastian rahasiakan darinya, walaupun dia tidak paham sebenarnya apa yang Bastian rahasiakan darinya. Karena itu akan pura-pura tidak tahu, biar dia yang cari sendiri mengapa Bastian tidak berterus terang padanya. Tapi tetap saja walaupun begitu, dia sangat merasa dibohongi oleh Bastian.

Raisa melihat Bastian yang sudah selesai memasak, dia membawa masakannya dan ayam bakar yang telah dia buat ke dalam saung. Raisa memang pemilih dalam soal makanan, tapi karena dia tahu Bastian yang ikut memasak, dia pun bersedia memakannya.

Awalnya Raisa merasa jijik karena untuk pertama kalinya dia makan di sebuah saung tua, bukan restoran bintang lima, tapi dia mencoba untuk menyesuaikan diri. Raisa mencoba untuk mencicipi masakan Bastian, masakan Bastian gak pernah gagal, selalu saja terasa sangat lezat, membuat Raisa ketergantungan dengan masakan sang suami.

...****************...

Tepat pukul 10 malam, Bastian dan Raisa sedang dalam perjalanan menuju mansion, Raisa masih saja kepikiran dengan ucapan salah satu pedagang di pasar yang mengatakan bahwa Bastian jarang datang ke pasar dan juga Bastian di larikan ke rumah sakit waktu menolong Raisa.

Tapi kenapa Bastian harus berbohong bahwa dia mengatakan selalu pergi ke pasar setiap hari, dan juga mengapa dia mengatakan baik-baik saja walaupun dia terluka. Sebenarnya mengapa Bastian harus berbohong padanya? Membuatnya tidak paham.

Saking sibuknya dengan pikirannya sendiri, membuat dia tidak konsentrasi saat Bastian mengajaknya bicara.

"Raisa."

Kata itu membuyarkan lamunan Raisa.

"Ke-kenapa?" tanya Raisa dengan terbata-bata.

"Hm pasti kamu lagi melamun ya? Aku minta maaf kalau telah membawa kamu pergi makan ke tempat seperti itu, pasti kamu sangat tidak nyaman." Bastian mengatakannya sambil menyetir mobil.

"Bagaimana penghasilan kamu dipasar hari ini?" tiba-tiba Rasa jadi ingin membahas soal pasar.

"Hampir selalu habis." jawab Bastian dengan tenang.

Raisa menatap Bastian sambil berkata di dalam hatinya_ Sebenarnya apa yang kamu sembunyikan dariku, Bastian?