"Saya tidak akan pernah memaksa kamu untuk mencintai saya. Tapi yang harus kamu ketahui, cinta datang karena terbiasa bersama. Saya harap semoga kamu bisa merasakan cinta yang telah saya rasakan sejak tiga tahun yang lalu sampai saat ini Dik"
Satu kejadian yang tak pernah terduga yang saat ini sedang dialami oleh seorang gadis yang tidak percaya yang namanya cinta, gadis itu ialah Green Abreena.
Suatu hari, Abreena dinikahkan dengan seorang ustadz yang sama sekali tidak pernah ia kenal sebelumnya. Sebuah pernikahan yang terpaksa tanpa adanya cinta yang tak bisa dihindari oleh seorang gadis cantik.
Apakah kehidupan pernikahan yang dijalani oleh Abreena dan seorang Ustadz akan berjalan dengan mulus tanpa adanya ujian dipernikahan mereka?
Dan bagaimana cara mereka melalui ujian yang datang menerpa rumah tangga mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MamaRizky, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25. Penjelasan Breena
Hampir empat jam berada dilaboratorium. Akhirnya kelas Breena telah selesai prakteknya. Praktek kali ini sangat melelahkan bagi Breena dan kawan kawannya.
"Kantin yuk laper Gue" ajak Anita pada dua sahabatnya setelah mereka keluar dari laboratorium.
"Gasken lah Gue juga laper banget" ucap Windy.
Mereka bertiga pun berjalan menuju ke kantin fakultas. Sesampainya dikantin, mereka mencari tempat duduk yang kosong. Dan tatapan mereka mengarah ketempat duduk yang ada dipojok kantin.
"Kita duduk dipojok aja iya. Biar leluasa ceritanya nanti" ucap Breena.
"Oke. Lo yang kemeja dan Gue sama Windy yang mesen makanannya. Lo mau makan apa Bree?" tanya Anita.
Gue kaya nya somai aja deh, sama minumnya jus jeruk iya" jawab Breena kemudian ia berjalan menuju meja pojok yang masih kosong.
Sedangkan Windy dan Anita menuju stand Ibu kantin memesan makanan dan minuman mereka.
Breena menunggu kedua temennya sambil memainkan ponselnya. Ternyata ada pesan dari Dayyan.
(Sayang kamu uda makan siang belum?) isi pesan Dayyan sekitar dua jam yang lalu.
(Breena baru selesai praktek Mas. Sekarang lagi dikantin makan siang bareng sama sahabat Breena) isi pesan Breena yang dikirimkan ke Dayyan.
Sepuluh menit menunggu namun tak ada tanda tanda Dayyan membalas pesannya. Bahkan sampai sahabatnya datang pun, Dayyan belum juga membalasnya. Jangankan membalasnya, membacanya saja pun belun.
Ditengah tengah mereka menikmati makan siangnya. Tiba tiba seseorang datang dan langsung duduk disebelah Breena.
"Lo mau apa lagi sih David?" ketus Breena yang jengah dengan David.
Sedangkan yang ditanya hanya menampilkan senyum yang dibuat semanis mungkin.
"Gue cuma mau duduk disebelah Lo aja Bree. Biar Lo nggak dipandangi terus sama para buaya darat yang kelaparan" ucap David sambil menunjuk kearah beberapa pria yang sedang menatap kearah meja Breena dan sahabatnya.
"Lahh Breena yang ditatap kenapa Lo yang sibuk? Breena aja biasa aja tuh" ucap Windy heran.
"Lagian ni iya Vid, Lo itu nggak malu apa. Uda ditolak sam Breena masih aja Lo terus dekatin dia. Yang ada Breena nya risih sama Lo" lanjut Windy dengan mulut pedasnya.
"Breena aja nggak masalah kenapa Lo yang keberatan?" ketus David.
"Iya Lo kan punya mata, coba Lo lihat mukanya Breena senang apa nggak Lo ada disini. Lo itu macam cowok yang nggak laku aja. Padahal masih banyak cewek lain yang mau sama Lo" ketus Windy yang semakin pedas.
"Stooopp. Gue bosan sama perdebatan kalian berdua. Gue do'ain semoga Lo berdua berjodoh" ucap Breena menghentikan perdebatan dua orang yang ada dimejanya.
"Dan Lo Vid. Sorry to say ini iya, stop gangguin Gue. Sumpah Gue risih banget Vid. Dan Lo bisa lihatkan, bagaimana tatapan tatapan para cewek pemuja Lo setiap Lo dekatin Gue. Jujur Vid, Gue pengen tenang dikampus ini. Gue bosan diteror terus sama penggemar Lo. Lagian Gue uda bilang sama Lo kan kalau gue uda nikah. Nih Lo lihat cincin dijari manis Gue. Ini cincin pernikahan Gue Vid" omel Breena panjang lebar.
Windy dan Anita terkejut ketika Breena mengatakan kalau dia sudah menikah. Karena setau mereka Breena punya trauma dengan yang namanya berhubungan dengan pria.
"Gue baru percaya kalau Lo nunjukin foto pernikahan Lo" ucap David yang masih belum mau mempercayai apa yang dikatakan oleh Breena.
Breena pun langsung mengambil ponselnya dan mencari foto pernikahannya dengan Dayyan. Lalu ia menunjukan pada David.
David yang melihat foto pernikahan itu pun, wajahnya seketika berubah menjadi sedih, bercampur kecewa.
Ia terus memandangi foto itu yang menampilkan sepasang pengantin baru yang tersenyum begitu bahagia.
"Lo uda lihat buktinyakan. Jadi Gue mohon Vid, stop ganggu Gue dan ngejar ngejar Gue. Masih banyak cewek yang pantes untuk Lo Vid" ucap Breena memohon.
"Itu pasti foto editankan Bree?" tanya David yang masih tidak mau juga mempercayai apa yang dilihatnya.
Breena pun menganga melihat David yang masih tidak maau percaya dengan bukti yang sudah ia tunjukan.
"Bebal banget sih ini anak. Uda dikasih bukti juga masih nggak percaya" ucap Breena dalan hati.
Tiba tiba ponsel Breena berbunyi panggilan masuk video call dari nama Mas Suami tertera dilayar ponselnya. Dengan senyum mengembang Breena langsung mengangkat panggilan itu.
"Assalamualaikum sayang" ucap dayyan dengan suara lembutnya, tak lupa dengan senyum yang selalu ia tampilkan setiap menatap Breena.
"Wa'alaikum salam Mas. Kamu mau kemana Mas? Sepertinya itu lagi dimobil?" tanya Breena penasaran karen Dayyan tidak ada memberitahunya.
"Mas habis ketemu sama klien sayang di resto. Makanya tadi pesan kamu nggak Mas balas. Maaf iya sayang" ucap Dayyan merasa bersalah.
"Nggak papa Mas. Terus sekarang kamu mau kemana Mas?"
"Mas mau balik kekantor dulu sayang. Nanti jam 17:00 WIB Mas baru keacara aqiqah anak teman Mas. Mungkin Mas pulangnya sedikit telat sayang. Kamu beneran nggak mau ikut sama Mas?" tanya Dayyan memastikan lagi.
"Bukan Breena yang nggak mau ikut Mas. Tapi abis ini Breena masih ada kelas lagi. Terus nanti juga ada janji sama dosen pembimbing Mas"
"Hmm iya deh, tapi lain kali kamu mau kan ikut sayang?" tanya Dayyan lesu.
"Iya Mas, kalau waktunya nggak bentrok pasti Breena ikut kok" jawab Breena
"Dasar bucin maunya berduaan mulu" gerutu Dion yang masih bisa didengar oleh Breena.
"Lahh biarin, Gue bucin juga sama istri sendiri. Halal lah kalau Gue bucin. Iri aja bilang Lo" ketus Dayyan pada Dion.
"Siapa Mas?" tanya Breena heran suaminya bisa juga bicara seperti itu.
"Biasa sayang si Dion asissten sekaligus sahabat Mas, iri dia kalau Mas uda bucin sama kamu. Dia kan lagi galau sayang karena belum bisa nikahin Anggi sekretaris Mas" jelas Dayyan.
"Iya uda iya sayang, Mas uda sampai dikantor. Kamu jangan lupa makan siang iya dan jangan sampai kecapekan. Assalamualaikum sayang"
"Iya Mas. Wa'alaikum salam" ucap Breena langsung mematikan panggilannya.
Kemudian ia menatap David yang masih setia menunggunya.
"Lo uda lihatkan. Itu suami Gue. Jadi gue mohon, tolong Lo jangan ganggu Gue lagi" pinta Breena tegas.
"Semoga Lo bahagia sama pilihan Lo Bree. Kalau dia nyakitin Lo, Gue siap gantiin posisinya" ucap David.
Kemudian pergi meninggalkan Breena tanpa menunggu jawaban dari Breena dengan hati yang hancur.
Ia yang selama ini berusaha mendapatkan Breena setelah tau Breena putus dengan kekasihnya. Namun ia harus merasakan sakit hati karena perempuan yang ia cintai telah menikah dengan pria lain.
Selepas kepergian David. Kedua sahabat Breena menatap Breena dengan mata yang memicing tajam.
"Lo hutang penjelasan sama kita berdua" tukas Windy.
"Setelah ini Gue ceritain semuanya sama Lo berdua ditaman belakang kampus. Karena sekarang Gue mau ngisi tenaga Gue dulu" jawab Breena yang langsung memakan siomai nya.
Dan disinilah mereka sekarang. Ditaman belakang kampus mereka duduk diatas rerumputan.
"Jadi?" ucap Anita memecahkan keheningan diantara mereka bertiga.
"Gue nggak tau mau memulainya dari mana. Kalian tau Gue trauma dengan yang namanya hubungan yang serius setelah gue dikhianati sama kekasih dna sahabat gue" ucap Breena menatap lurus kedepan.
Windy dan Anita hanya diam menunggu apa yang akan disampaikan oleh Breena.
"Sekitar sebulan yang lalu ketika Gue pulang dari kampus. Papa mengataman ada tamu yang ngelamar Gue. Dia pria yang baik, sopan, dan juga mapan. Papa nggak ada bilang kalau dia seorang Ustadz dan anak Kyai dari pondok pesantren terkenal didaerah Bandung. Dan Papa ingin Gue menerima lamarannya. Dengan berat hati Gue menerima lamaran itu dan pernikahan yang sama sekali nggak Gue inginkan ini" jeda Breena.
"Dihari pernikahan. Ketika ia mengucapkan ijab kabul, entah kenapa Gue merasakan sesuatu yang berbeda dihati Gue. Dan ketika ia membacakan doa dikepala Gue. Gue tiba tiba meneteskan air mata. Entah ini pernikahan yang baik atau nggak Gue nggak tau. Gue hanya bisa pasrah menjalankan pernikahan ini" jeda Breena lalu menghela nafas pelan.
"Kalian tau keluarganya terima Gue apa adanya. Mereka menyayangi Gue seperti anaknya sendiri. Yang Gue tau biasanya seorang Kyai akan mencari jodoh anaknya yang keturunan Kyai juga. Tapi mereka bisa terima Gue yang buta agama ini"
"Dari perlakuan mertua Gue itu. Dan perlakuan suami Gue yang memperlakukan Gue dengan baik dan sabar menghadapi Gue. Entah kenapa perasaan nyaman itu muncul tiba tiba. Awal awal gue selalu mengenyahkan perasaan itu, dan Gue selalu menampik perasaan itu, Gue berharap kalau perasaan itu salah. Namun ketika salah satu Ustadzah disana datang menghampiri Gue dan berkata kalau Gue nggak pantas jadi istri dari seorang Gus yang berstatus sebagai Ustadz. Dia akan merebut suami Gue karena menurutnya hanya dia yang pantas jadi istri suami Gue. Hati Gue nggak terima, Gue ingin marah tapi Gue nggak bisa. Karena Gue sadar kalau Gue menikah karena terpaksa" jelas Breena dengan mata berkaca kaca. Tampak jelas dimatanya kalau ia takut kehilangan suaminya.
"Apa Lo uda mulai mencintai suami Lo Bree?" tanya Anita hati hati.
Breena tak langsung menjawab. Ia terdiam memikirkan pertanyaan Anita tadi.
"Iya Gue uda jatuh cinta sama suami Gue" jawab Breena tegas dengan senyum yang mengembang dikedua sudut bibirnya.
"Lo uda bilang sama suami Lo tentang perasaan Lo ini Bree?" tanya Windy
"Belum, Gue akan bilang ini nanti dihari ulang tahunnya dua hari lagi"
"Jadi karena ini alasannya Lo dua minggu ini nggak bisa dihubungi?" tanya Windy lagi.
"Gue sih sebenarnya uda tau kalau Lo uda nikah. Tapi Gue pura pura nggak tau aja biar Lo yang langsung mengatakannya sama kita berdua" lanjut Windy.
maaf 🙏 Thor aku kritik tulisanmu banyak salah, nulisnya ngantuk ta gmn thor