Arwah Suketi

Nova yang kini hidup mendekat kan diri pada allah pun bisa bebas dari dendam suketi, Walau pun kadang nova juga masih takut jika suatu saat suketi datang untuk membunuh nya.

Pelajaran ilmu yang di dapat nya dari ustad amir membuat nova semakin alim dan rajin sholat, Setiap malam pun ia mengaji di masjid.

"Duhh sakit banget perut ku." Keluh nova merasa kan panggilan alam.

Sebenar nya nova sangat malas jika kebelet saat hari sudah malam begini, Karena jika di wc kadang ia merasa ada sesuatu yang memperhatikan nya.

"Buk buruan, Aku kebelet ini." Teriak nova ketika ibu nya ada di wc.

"Ibuk juga baru masuk, Sakit banget perut nya." Balas ibu nova.

Terpaksa nova menunggu sambil geol geol tak karuan, Hingga hampir sepuluh menit pun sang ibu belum juga kelar.

"Ibuk lama banget lah!" Teriak nova.

"Susah ini mau keluar nya, Kamu pergi kejamban saja." Jawab ibu nova.

Nova pun lari kejamban pinggir sungai, Namun belum sempat ia sampai di sana. Nova menghentikan langkah nya.

"Iih kok gelap banget." Nova merinding takut.

****** ini milik umum jika ada yang ingin menggunakan nya, Namun keberadaan nya yang di bawah pohon ringin pun tidak ada yang berani memakai nya jika sudah malam begini.

"Tapi perut ku sakit sekali." Ujar nova ketika akan berbalik.

Mau tidak mau kerena mules nya sudah tidak tertahan, Nova pun memilih menerus kan langkah nya masuk jaman.

"Ada angin gini malah enak sebenar nya." Lirih nova ketika sudah nongkrong.

Baru beberapa yang keluar hajat nya, Nova mendengar langkah kaki seseorang yang semakin mendekat kearah ******.

"Wah asik jadi tidak takut aku." Nova bersorak senang mengira ada teman.

"Masih ada orang, Tunggu ya bentar lagi." Teriak nova.

Tidak ada sahutan dari luar, Bahkan jangkrik pun berhenti mengerik. Angin yang meniup daun ringin membuat suasana semakin seram.

"Jangan jahil woy!" Teriak nova.

Masih sepi, Namun langkah kaki terus saja berjalan dan tidak kunjung menjauh dari depan ****** ini.

Nova pun segera cebok karena semakin lama ia semakin takut, Setelah menaik kan celana ia perlahan mengintip siapa yang sedang berjalan itu.

"Tidak ada orang." Gumam nova.

Akhir nya nova pun keluar dari ****** dan segera berjalan pulang, Hati nya sangat takut jika suketi datang.

"Kok buru buru mas?" Suara yang sangat ia kenal menegur nya.

Jantung nova seakan mau berhenti berdetak, Ia pun menoleh untuk melihat siapa orang itu yang menyapa nya.

"Jangan takut mas nova, Ayo aku temani."

"Suketi?!"

"Ihihihihi."

Nova berlari tunggang langgang ketika tawa suketi sangat menggema, Ayat kursi terus saja ia baca berkomat kamit.

"Ya allah lindungi lah hamba." Doa nova.

Sangking takut dan gugup nya nova, Ia salah jalan hingga tiba di sawah. Jalanan tanggul yang hanya setapak dan juga licin sangat lah sulit untuk berlari.

"Apa lagi itu?!" Kaget nova ketika tak jauh dari nya ada sesosok mahluk yang sedang berjongkok.

Nova berjinjit pelan untuk melihat mahluk itu, Meski takut namun pensaran nya jauh lebih tinggi.

"Hah!!"

Terlihat mahluk yang sedang di bicarakan oleh para warga kini sedang memakan ayam secara hidup hidup, Dengan cahaya senter nya nova bisa melihat siapa mahluk itu. Meski wajah nya telah jauh berbeda, Namun nova tidak mungkin salah lihat.