NovelToon NovelToon
Luka Di Balik Senyum

Luka Di Balik Senyum

Status: sedang berlangsung
Genre:Konflik etika / Selingkuh / Pelakor
Popularitas:7.9k
Nilai: 5
Nama Author: retnosari

Laluna: 'Aku mengira jika suamiku benar-benar mencintaiku, tetapi aku salah besar. Yang mengira jika aku adalah wanita satu-satunya yang bertahta di hatinya'.


Jika itu orang lain, mungkin akan memilih menyerah. Namun, berbeda dengan Luna. Dengan polosnya Dia tetap mempertahankan pernikahan palsu itu, dan hidup bertiga dengan mantan muridnya. Berharap semua baik-baik saja, tetapi hatinya tak sekuat baja.


Bak batu diterjang air laut, kuat dan kokoh. Pada akhirnya ia terseret juga dan terbawa oleh ombak.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon retnosari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Berdamai dengan luka

“Apa ada yang aneh dengan masakanku hari ini,” ujar Luna dan menatap mereka berdua secara bergantian.

“Tidak, tidak ada yang aneh dan ini rasanya sangat nikmat.” Jawab Arindra dan terus memuji makanan sang istri.

“Kalau begitu, habiskan. Untuk nanti sore, aku sudah menyiapkan menu apa yang harus aku masak. Oh ya satu lagi. Ambil bekal kalian masing-masing dan jangan melupakannya,” kata Luna dengan wajah sumringah.

Sungguh aneh bukan, beberapa hari lalu terlihat wajahnya yang nampak banyaknya beban, tetapi pagi ini Arindra melihat sesuatu berbeda dari istrinya.

“Apa aku yang terlalu banyak berpikir,” batin Arindra seraya menikmati hidangan di depan matanya.

“Harusnya aku senang ketika melihat Luna dengan wajah yang dahulu.” Lagi … tidak sampai di situ, bayangan masa lalu ketika melihat Luna tersenyum, bahkan membuat Arindra begitu bahagia.

Seolah tak ada masalah apa-apa, ketiga orang itu pun menjalani pagi diiringi tawa dengan sesekali.

Masih penasaran, Emilia pun kembali mempertanyakan perihal pagi ini. “Bu, apa Ibu sedang jabatan sehingga membuat acara kecil-kecilan seperti sekarang.” Ucapan Emi pun mendapat senyuman yang mengembang begitu sempurna.

“Kamu mau tahu aku membuat masakan sebanyak ini untuk apa?” Jelas Luna dan kembali menatap satu per-satu dua orang di depannya itu.

“Sayang, jika kamu bukan naik jabatan, lalu apa.” Arindra pun ikut penasaran dan ikut menimpali.

“Baiklah. Aku akan mengatakannya kepada kalian,” ujar Luna seraya melipat kedua tangannya di atas meja.

“Mulai hati kita akan hidup bertiga, makanan ini adalah sambutan untuk Emilia sebagai anggota baru.”

Dengan bangganya Luna menyambut Emilia, berusaha berdamai dengan keadaan. Pilihan untuk tetap bertahan dengan Arindra, menurutnya tak ada masalah.

“Bu, Ibu tidak bercanda, ‘kan?” Mata Emi pun berkaca-kaca, rasanya tidak percaya dengan penuturan dari mantan gurunya itu.

“Apa kamu pernah melihat ibu bercanda? Seharusnya kamu senang dan bukannya menangis,” ucap Luna dengan sedikit ejekan.

“Aku bahagia Bu, aku terlalu senang sampai tidak tahu cara berekspresi.” Jawab Emilia seraya mengusap air matanya yang terlanjur jatuh.

Dibalik tangisan Emilia, ada Arindra yang menenangkannya. Mengusap punggungnya dengan lembut, hingga membuat Luna berusaha untuk menghindar lewat kontak mata.

“Emi, selamat datang di rumah baru.”

“Terima kasih Mas, terima kasih Bu. Kalian sudah baik padaku dan menerimaku walau aku, … aku seorang—,”

“sudah-sudah, jangan membuat drama di hari spesial ini. Segera habiskan karena jika tidak, kalian akan telat.” Luna sengaja menyela perkataan Emilia, tidak ingin terus membahas soal masalah perasaan. Lalu meminta mereka segera pergi.

“Uhm, baiklah. Aku akan berangkat,” jawab Emilia yang diikuti oleh Arindra.

“Sayang, aku juga akan berangkat.”

Pada akhirnya mereka berdua pergi, lalu di sinilah Luna duduk menghadap ke luar jendela.

“Aku kalah, aku kalah dan merasa lelah. Luka yang aku sembunyikan nyatanya tidak bertahan lama,” lirih Laluna.

“Seharusnya aku menyerah sedari awal, membiarkan mereka bersatu.” Duduk bersandar di dinding, kedua tangan Luna pun terlipat untuk menopang kepalanya. Menyembunyikan wajahnya hingga terdengar suara isakan saja.

“Kamu jahat mas, jahat. Kenapa seolah akulah yang merebutmu,” gumam Luna dan terus memaki dirinya sendiri.

“Aku mencintaimu, tapi aku juga tidak ingin terus menerus merasakan sakit di bagian dadaku.”

Rumah yang kembali sunyi, dulu … harapannya setelah mengarungi rumah tangga bersamanya. Membayangkan bagaimana ramanya meja makan ketika dipenuhi oleh anak-anaknya. Dulu, Luna juga telah membayangkan suara tangis di rumah ini.

“Kamu ingat mas, ketika kita menikah dan berkhayal memiliki sepasang anak laki-laki dan perempuan. Namun, semua khayalan yang tak akan pernah menjadi nyata.”

Tangis Luna semakin menjadi, ketika ingatannya kembali pada masa lalu. Di mana pada saat dulu Arindra berjanji untuk membahagiakannya, mencintainya dengan sepenuh hati. Ternyata itu semua adalah palsu, Arin mengingkari janjinya, bahkan bukan kebahagiaan yang didapatkannya, melainkan duka lara menyayat hati kecilnya.

Tidak berapa lama, sebuah dering ponsel membuatnya langsung mengangkat kepalanya. Melihat siapa nama di balik layar ponselnya.

Beberapa saat setelah menerima panggilan, Luna pun berdiri dan bersiap untuk pergi ke sekolah, dan sekitar satu jam, akhirnya sampai juga dan disambut oleh seniornya.

“Bu, apa sudah baikan?” tanya sang senior karena melihat jika Luna sedang tidak baik-baik saja.

“Terima kasih atas perhatian Ibu, aku baik-baik saja jadi Ibu jangan khawatir.” Seulas senyum terlukis indah di bibirnya. Setelah menjawab Luna pun duduk untuk mencari buku absen.

Namun, tidak sampai di situ. Sang senior masih saja mengganggunya meski Luna sendiri merasa risih.

“Bu, kenapa tidak memilih untuk bercerai saja? Ibu masih muda, belum memiliki anak, memangnya lelaki mana yang tidak menyukai Bu Luna!”

Ucapan-ucapan yang sempat di dengarnya semakin membuatnya kacau. Berusaha untuk tak acuh, tapi apa yang dikatakan oleh senior itu adalah benar, dan Luna sendiri tidak bisa menyangkalnya.

“Bu, aku bisa mengatasinya—.”

“Tidak, aku begini karena peduli pada Bu Luna, jika seorang lelaki benar-benar tulus. Maka tak akan sampai hati melukai wanitanya walau itu goresan,” potong senior dari Luna.

“Sudahlah, kita kembali fokus. Jangan biarkan orang-orang mengetahuinya.” Kata senior itu lagi.

“Apa aku salah berdamai dengan penyakit hati ini? Apa aku salah membiarkannya,” ujar Luna dengan pandangan kosong.

“Semakin membiarkannya, maka Bu Luna semakin termakan oleh penyakit hati yang Ibu ciptakan sendiri.” Dengan berat hati sang senior pun menjawab.

Sudah waktunya untuk mengajar, maka Luna pun segera pamit. Meski saat ini pikirannya tak karuan meski begitu, ia pun harus sportif.

Sedangkan di tempat lain.

“Paman, apa Luna baik-baik saja setelah mengalami demam selama beberapa hari ini?”

Aroon yang sedang menyeruput kopi pun langsung menoleh. Apa yang dipikirkannya, kini ia juga memikirkan hal itu juga.

“Apa Luna baik-baik saja? Setelah dia pulang, bahkan aku tidak melihatnya di danau setelah itu.” Itulah yang dipikirkan oleh Aroon semenjak kemarin ia tidak melihat wanita itu lagi.

Aruna beberapa kali memanggil pamannya, tetapi tak sekalipun direspons. Hingga terpaksa menepuk bahunya agar sadar dari lamunannya itu. “Paman! Aku harap Paman sehat-sehat saja, karena dari tadi aku memanggil bahkan tidak ada respons!” Aruna pun begitu kesal karena orang yang diajaknya bicara hanya diam dengan pandangan ke depan.

“Maaf, bukan niat paman mengabaikanmu. Hanya saja …,”

“Argh, sudahlah.”

Aroon yang tak mungkin menjelaskan, akhirnya pergi dan membiarkan Aruna duduk sendiri.

“Dasar aneh, apa dia benar-benar menyukai Laluna? Jika benar. Haruskah aku harus mendukung paman,” batin Aruna dan dengan begitu. Luna bisa lepas dari jerat pernikahan palsu bersama lelaki seperti Arindra.

1
Rizky Sandy
g ada mantan jadi saudara,,, mending pergi menjauh,,,,
🤗🤗: ada, bahkan dunia nyata pun ada. tinggal kitanya yang harus melupakan masa lalu biar gak terjebak.
total 1 replies
Soraya
knp paman sama bibinya luna gak gak dikabarin klo aluna kecelakaan
🤗🤗: di sini dia gak punya keluarga kak, dari sejak muda mereka sudah tiada.
total 1 replies
Blu Lovfres
akur novel yg menyebalkan bikin emosi dgn peran wanita nya yg jdi mayat hidup
Soraya
bingung mau komen apa
🤗🤗: komen aja yang pengen kakak ungkapin😄
total 1 replies
Soraya
mampir thor
🤗🤗: makasih akak🥰
total 1 replies
Azlin Hamid
Luar biasa
Atika Sari
bsa dijual,trus bli rumah lgi
🤗🤗: yups bener kak. nanti bagi dua.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!