NovelToon NovelToon
Mawar Berduri (Roselina)

Mawar Berduri (Roselina)

Status: sedang berlangsung
Genre:Ibu Tiri / Dijodohkan Orang Tua / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Balas Dendam
Popularitas:86.5k
Nilai: 5
Nama Author: santi.santi

Ini adalah kisah Si pemeran antagonis di dalam sebuah novel. Wanita dengan sifat keras hati, kejam, dan tidak pernah peduli pada apapun selama itu bukan tentang dirinya sendiri.

Seperti pemeran antagonis dalam sebuah cerita pada umumnya, dia ada hanya untuk mengganggu Si protagonis.

Tujuan hidupnya hanya untuk mengambil semua yang dimiliki Si protagonis wanita, harta, karir, kasih sayang keluarganya, bahkan cinta dari protagonis pria pun, ingin ia rebut demi misi balas dendamnya.

"Aku akan mengambil semua yang Karina dan Ibunya miliki. Aku akan membuat mereka menanggung karma atas dosa yang meraka perbuat pada Ibuku!" ~ Roselina ~

"Apa yang kau lakukan itu, justru membuat mu mengulang kisah Ibu mu sendiri!" ~ Arsen ~

"Ternyata, laki-laki yang katanya pintar akan menjadi bodoh kalau sudah berpikir menggunakan perasaannya, bukan otaknya!" ~ Roselina ~

Akankah Roselina Si wanita yang tak percaya dengan yang namanya cinta itu akan berhasil membalaskan dendamnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon santi.santi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menemukan Rose

Arsen berlari setelah turun dari mobilnya, dia menuju ke suatu tempat yang ditunjukkan oleh Bi Neti. Meski kurang yakin, namun Arsen tetap saja datang dan berharap Rose memang ada di sana.

Tadi dia mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi, namun tetap saja dia tiba di sana menjelang sore hari. Bukannya mengulur waktu, tapi memang perjalanan dari mansion ke tempat itu cukup jauh. Arsen bahkan tidak sempat mengganti bajunya karena buru-buru datang ke sana.

Arsen berlari melewati gundukan tanah yang berjejer rapi di atas tanah yang begitu lapang. Suasana di tempat itu sangatlah sunyi dan sepi karena tak ada aktivitas apapun di sana.

Arsen mulai memelankan langkah kakinya setelah menemukan seseorang yang ia cari. Dia melihat Rose duduk di depan sebuah nisan sari kejauhan. Seketika perasaannya langsung terasa lega. Ternyata benar kata Bi Neti kalau Rose saat ini berada di sini.

"Begini Tuan, sepertinya saya tau dimana keberadaan Nona!"

"Benarkah? Dimana dia Bi?"

"Biasanya, Nona Rose merasa lebih baik menghabiskan waktu di makam Ibunya dari pada mengikuti pesta yang menyakiti hatinya!"

"Dimana makam itu Bi? Saya akan mencarinya ke sana!"

Perlahan Arsen mulai mendekat dengan langkah yang sangat pelan agar tidak menarik perhatian Rose. Dari posisinya saat ini yang cukup dekat dengan Rose, Arsen bisa melihat Rose hanya duduk diam di atas rumput yang hijau dengan tatapan kosong. Tidak ada tangis dan air mata di wajahnya. Rose benar-benar hanya diam tanpa ekspresi apapun.

"Kenapa kau datang ke sini?"

Asen tersentak karena ternyata Rose menyadari kedatangannya, padahal sejak tadi Rose terlihat diam melamun tanpa melihat ke kiri dan kanannya.

"Tentu saja aku mencarimu!"

"Kenapa mencariku? Bukannya kau seharusnya ada di pesta itu? Aku sudah pergi sesuai rencanamu dan Karin agar aku tak mengacau di sana!" Rose masih saja menatap batu nisan berwarna hitam dengan tulisan berwarna emas.

"Acara itu batal!"

"Kenapa harus batal? Padahal aku tidak mengacau sama sekali!"

"Ayah membatalkan semuanya. Tidak mungkin juga mengadakan pesta sementara putrinya tidak ada kabar sama sekali!"

"Cih, padahal itu kan yang kalian mau?" Cibir Rose yang tidak terpengaruh sama sekali dengan ucapan Arsen.

"Sudahlah Rose, lebih baik kita pulang dulu. Ayah juga menghawatirkan mu!"

"Kalau kau mau pulang, pulanglah sendiri! Tidak ada yang memintamu ke sini!" Rose melirik Arsen kesal.

Arsen menyugar rambutnya yang memang sudah berantakan sejak tadi. Dia juga belum sempat mandi dan berganti baju.

Dia akhrinya mengalah kemudian ikut duduk di samping Rose. Tidak ada gunanya juga membujuk Rose di saat seperti ini.

"Kau ada di sini sejak semalam?"

Sebelum menjawab, Rose sempat melirik Arsen dengan tatapan keheranan.

"Aku memang gila, tapi aku tidak separah itu! Siapa juga yang mau ada di tempat seperti ini semalaman penuh!" Jawab Rose dengan kesal karena menurutnya pertanyaan Arsen sangatlah tidak bermutu.

Setelah mendapat jawaban yang tudak mengenakkan itu, Arsen juga baru sadar kalau baju yang Rose pakai ternyata sudah berbeda dari yang kemarin, berarti Rose memang tidak dari semalam. Tidak seperti dirinya yang masih menggunakan baju yang sama sejak kemarin.

"Lalu kau menginap di mana?"

"Kau tidak harus tau semuanya kan?"

"Tentu aku harus tau karena aku suamimu!"

Tiba-tiba Rode terkekeh sendiri. Dia sepertinya muak mendengar Arsen terus meyebut dirinya suami. Arsen berlagak seolah dia sudah menjadi suami yang benar untuk Rose.

"Ayolah Arsen, tidak usah berlagak dengan statusmu itu. Lagi pula sikap mu ini berbanding terbalik dengan isi hatimu yang sebenrnya. Semua yang kau lakukan membuat ku muak!" Arsen kembali terdiam.

"Kita jalani seperti dulu saja. Kau yang tidak pernah ikut campur urusanku, dan aku pun begitu. Kita hanya menikah, tapi tidak usah berlagak layaknya suami istri sungguhan!"

Arsen terdiam, tapi dia terus menatap Rose yang ada di sampingnya. Sekejap dia memang terhenyak dengan semua ucapan Rose itu, tapi sekarang dia malah terpaku melihat Rose yang begitu tenang mengatur emosi dalam dirinya.

Arsen saat ini yakin jika Rose dalam amarah yang besar. Bisa saja dia memaki Arsen karena telah membuat Rose merasa diasingkan dari keluarganya sendiri untuk sementara waktu.

Tapi dari tadi, Rose masih saja terlihat begitu tenang walau kata-kata yang keluar dari bibirnya begitu tajam dan penuh amarah.

"Aku minta maaf karena telah berpikiran kalau kau akan mengacau diacara itu!"

Kali ini Rose menoleh pada Arsen, kemudian tawanya lepas begitu saja.

"Apa yang kau tertawakan?"

"Apa aku tidak salah dengar? Kau meminta maaf padaku?"

Arsen memalingkan wajahnya karena merasa Rose mengejeknya dengan tawa seperti itu.

"Seorang Tuan Muda Scott yang dari dulu selalu membenciku tiba-tiba meminta maaf padaku tentu saja itu sangat lucu!" Lanjut Rose masih dengan tawanya.

"Sudahlah, tidak baik terus bertengkar di depan malam Ibu mu seperti ini! Lebih baik kita pulang dulu, Ibu dan Nenek sangat mengkhawatirkan mu, sejak tadi malam mereka terus menanyakan mu. Mereka menantikan kepulangan mu!" Bujuk Arsen dengan sungguh-sungguh, berharap Rose akan menuruti permintaanya.

"Sudah ku bilang pulanglah sendiri aku... Yaaakkk!! Apa yang kau lakukan Arsen!!" Belum sempat Rose menyelesaikan penolakannya, Arsen sudah lebih dulu berdiri kemduian menggendong tubuh Rose. Dengan tubuhnya yang tinggi dan keluar itu, tentu saja Arsen sangat mudah melakukannya.

"Turunkan aku!!" Rose terus memberontak namun Arsen tidak peduli dia terus membawa Rose ke mobilnya.

"Kau gila?!" Umpat Rose.

"Terserah kau mau bilang apa!"

Setelah tiba dikediaman keluarga Martinez, Rose memang tidak melihat tanda-tanda adanya keramaian di dalam sana. Mansion itu tampak sepi seperti biasa.

"Kenapa kau membawaku pulang ke sini? Kau tidak takut aku akan mengacau?"

"Pesta sudah dibatalkan, tapi Ibu dan Nenek masih ada di dalam. Mereka menunggumu!"

Arsen baru sadar kau Rose tidak bisa menolak setelah mendengar kata Ibu dan Neneknya disebut. Buktinya sekarang Rose sudah keluar dari mobil dan berjalan keluar lebih dulu.

"Oh ini dia, Tuan putri pengacau sudah pulang. Pasti kau senang kan karena rencanamu berhasil menggagalkan acara tadi siang?"

Belum juga Rose sampai di dekat mereka, Lidya langsung saja menyambut Rose dengan sinis sperti itu. Padahal Rose ingin menyapa Celine dan Julia terlebih dahulu.

"Lidya, hentikan!" Tegur Grace dengan pelan karena di sana juga ada keluarga Scott.

"Kenapa memangnya Kak? Bukannya memang begitu? Dia pasti sengaja pergi dan tudak bisa dihubungi karena dia ingin mengacaukan acara tadi. Dan lihatlah, dia berhasil kan?" Lidya masih saja menyalahkan Rose atas apa yang terjadi.

"Rose sama sekali tidak berniat seperti yang Bibi tuduhkan. Rose pergi itu gara-gara aku!"

Semua orang menoleh pada Arsen yang baru saja masuk dan langsung membela Rose. Apa yang Arsen lalukan itu tentu saja membuat semuanya tercengang, tapi tidak dengan Celine dan Julia yang justru tampak bahagia.

"Jangan salahkan Rose, aku yang salah. Jadi Bibi salahkan aku saja!"

1
Aprisya
ide bagussssss good job rose🥰🥰🥰
Yati Siauce
gak komen lah thor aku mlm in lagi males ngetik
A&A
apa benar ibu rose bunuh diri???🤔🤔🤔 aku rasa ibu rose bukan bunuh diri tp di bunuh. 🤔🤔🤔
Nanin Rahayu
yg penting jgn Rose dlu yg cinta
Rina Wati.S
/Joyful//Joyful//Joyful/ Arsen... Arsen... jd laki polos bgt
Rina Damayanti
aslinya udah mulai tertarik baru liat mata belum yg lain sen, kayanya si arsen duluan yg jatuh cinta
🎀𝔸ᥣᥙᥒᥲ🎀
Arsen mudah ditipuuu asal rose selalu menampakan sisi lemahnya aja.
🌷Vnyjkb🌷
impas!!! km jg berKali Nipu rose!!
blm sadarkahhh????!!
🌷Vnyjkb🌷
lidi pingin tak sambel beberrrrnya!! org itu jadi Air, jgn jd Api!!!
Diva Yuwena
Nahh bener kan feeling ku kalau Rose menggunakan Arsen untuk bikin Karin cemburu,pasti ujung"a Rose cinta beneran sama Arsen,
Jumi🍉
Namanya juga Rose kamu maju selangkah Rose udah maju duluan seratus langkah.🤪
Herman Lim
Arsen u kena jebakan Batman lihat aja nanti u bakalan bucin bgt sama rose dan kamu akan lihat seberapa naif Kiran nanti nya melebih Emak nya 🤣
Hanima
tambah akakkkkk 🤭
Ikaaa1605
Wkwkwkwkwk arsen arsen
partini
hemmm Arsen kategori. 1/2 ons
Agnezz
Arsen mah gampang dibodohi wanita, dengan menunjukkan ketidakberdayaan si wanita, Arsen langsung terenyuh membantu. Merasa jadi hero ya Sen😅😅
olyv
roseee
Andyranymous
Ayo semangat thor,ag menantimu💪💪💪
Andyranymous
Bau2 nya kalo dah bucin bs jd suami2 takut istri si Arsen🤣🤣🤣
shenina
drama banget karino /CoolGuy/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!