Laura Carter adalah seorang nona muda yang memiliki kehidupan sempurna, hingga suatu hari ia di diagnosa mengidap kanker stadium akhir. Usianya hanya bisa bertahan selama enam bulan.
Bukannya merasa terpuruk Laura memutuskan untuk menikmati sisa waktu yang dia punya bersama sang kekasih, Dokter Shinee.
Namun siapa sangka pria yang selama ini jadi belahan jiwanya adalah suami wanita lain. "Dasar badjingan," umpat Laura.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MDB Bab 24 - Satu Anggukan Kepala
Beberapa menit kemudian pintu kamar terbuka dan terdengar suara langkah kaki mendekat, Laura pura-pura memejamkan mata seolah tidak menyadari kedatangan Shinee.
Padahal samar-samar Laura mengintip kedatangan suaminya tersebut, Shinee datang setelah mengenakan kaus abu-abu dan celana panjang hitam. Rambutnya masih sedikit lembap, tapi aura hangat yang tadi memabukkan masih tersisa sedikit.
"Aku sudah siapkan susu hangat untukmu," ucap Shinee sambil berjalan masuk. Di tangannya ada cangkir putih, uapnya naik lembut di udara.
Laura menelan ludah, pura-pura membuka mata. "Tidak perlu repot-repot seperti itu, aku masih bisa membuat susu sendiri jika mau," balas Laura, melihat Shinee yang semakin mendekati Laura pun bangun dari tidurnya.
Shinee duduk di tepi ranjang dan berada dekat dengan sang istri, dia mengulurkan gelas susu tersebut. "Minum sedikit, apa sudah ingin makan malam sekarang?" tanya Shinee, lembut dan penuh perhatian.
"Nanti saja," balas Laura, dia menerima ukuran gelas tersebut dan meminumnya beberapa teguk. Sebelum Shinee kembali mengambil gelas tersebut, Laura sudah lebih dulu meletakkannya dia meja nakas.
"Shinee, aku tidak selemah itu. aku masih bisa melakukan banyak hal sendiri," ucap Laura sungguh-sungguh.
Shinee menganggukkan kepalanya mengiyakan, Laura memang harus memiliki semangat seperti ini untuk bisa sembuh. "Kamu tidak ingin kembali memanggilku, kak?" tanya Shinee kemudian.
Kali ini Laura tak bisa langsung menjawab, seketika hilang semua kosa kata yang ada di dalam benaknya. Rasanya tidak ingin membahas tentang hubungan mereka, tapi Celine pun mengatakan bahwa seharusnya mereka bicara.
Bahwa Laura juga harus bisa memahami dari sudut pandang Shinee. Telebih kini mereka telah menikah, sebuah hubungan yang lebih serius, ikatan yang tak main-main dan harusnya dijalani dengan penuh kebahagiaan.
Sebelum menjawab lebih lanjut, Laura coba menepikan semua pemikirannya tentang mantan istri Shinee. Coba kembali melihat Shinee sebagai satu-satunya pria yang dia cintai di dunia ini.
"Kenapa kamu berpisah dengan istrimu? Apa karena aku?" tanya Laura kemudian, pertanyaan yang dilontarkan sekarang tanpa emosi bahkan suaranya terdengar pelan. Mencoba benar-benar bicara dari hati ke hati.
"Bukan, perceraian kami terjadi bukan karena kamu. Tapi ini sudah jadi keputusan kami bersama," jawab Shinee. "Aku dan Vella sama-sama tidak menemukan kebahagiaan di saat bersama, karena itulah perpisahan kami bisa terjadi dengan cepat."
Laura terdiam, andai perpisahan di antara mereka terjadi karenanya pasti Vella tak akan semudah ini melepaskan Shinee.
Atau Vella pasti akan mencarinya dan mencaci maki habis-habisan, tapi hal seperti itu tidak terjadi sekarang, Shinee justru menunjukkan bukti bahwa Vella telah memiliki hubungan dengan pria lain.
"Tapi aku tetap bersalah padamu, aku akui itu," ucap Shinee lagi, "Sejak awal hubungan kita dimulai aku selalu takut jika kebenaran tentang pernikahan ku terkuak, kamu akan pergi."
Laura menatap wajah Shinee lama.
"Dan kamu memang pergi," lanjut Shinee lirih, “Aku pantas menerimanya, tapi yang tidak pernah aku sangka, kehilanganmu ternyata lebih menyakitkan daripada apa pun yang pernah aku alami."
Ucapan itu membuat dada Laura berdenyut nyeri. Ia tidak pernah tahu seberapa dalam perasaan Shinee selama ini. Laura masih mengira semua yang dilakukan pria itu hanyalah bentuk rasa tanggung jawab atau belas kasihan.
“Kenapa kamu bisa begitu yakin?” tanya Laura, “Bagaimana jika yang kamu rasakan sekarang hanya rasa kasihan? Atau mungkin karena kamu merasa harus menebus masa lalu?”
"Bagaimana lagi aku harus menjelaskannya? Kamu ingin merobek hatiku?"
Laura mengerucutkan bibir mendengar hal tersebut, Shinee memang telah menjelaskan panjang lebar, tapi Laura lah yang tak pernah merasa puas.
Shinee kemudian menggenggam kedua tangan Laura yang ada di atas pangkuan gadis tersebut. "Maafkan aku, maafkan aku, maafkan aku," ucap Shinee banyak-banyak. "Beri aku kesempatan kedua," pintanya kemudian.
Laura masih tidak langsung menjawab pertanyaan tersebut, dia bahkan menunduk mengalihkan pandangannya. Namun ke arah mana pun dia melihat pada akhirnya akan tetap bersitatap dengan sorot mata Shinee yang menatapnya lurus.
Dan pada akhirnya Laura mengangguk, kesempatan kedua yang dia berikan bukan hanya untuk Shinee, tapi juga untuk dirinya sendiri. Laura ingin merasakan cinta tanpa luka seperti dulu.
Satu anggukan kepala itu memiliki banyak makna bagi Shinee, tanpa berkata apa-apa lagi dia segera mengecup bibir Laura dengan lembut.
Cup!
tau padahal Shinee di hiburnya juga
sama celine🤭 nah kalau nanti lihat album satu jangan di kata kurang ajar ya
Shinee karena semua di sana Daddy
Jack mommy Anne dan yang lainnya termasuk Adek nya Shinee 🤭
Dicky juga ada nah itu yang kurang
asam haha,,ga bisa nahan tawa
Shinee berlinang air mata haru sedih
senang campur cendol 🤩🌹👍
Tante kucing cerewet jangan di apa2in papa shineeeeee😆😆😆
haru dan bahagia ...