Pembantu Somplak Mr. Arrogant

Ronal dan Ria langsung membawa Raffi dan Clara ke KUA. Karna Clara tidak mempunyai keluarga maka penghululah yang menjadi wali Clara. Rafi melakukan ijab kabul dengan begitu lantangnya dan tidak ada kesalahan sedikitpun.

"Bagaimana para saksi, Sah?"

Sah...

Keadaan ruang nikah KUA langsung di hujani ucapan syukur dari semuanya. Tak terasa air mata Clara berhasil lolos dari matanya. Dia tidak menyangka jika dia mengakhiri masa lajangnya seperti ini. Bukannya dia tidak mau menerima pernikahan ini tapi, Clara merasa rendah diri jika di bandingkan dengan Rafi.

Dia tidak mungkin bersanding dengan pria yang sukses dan tampan seperti Rafi. Pasti Rafi mau menikah dengannya bukan karna cinta tapi hanya karna menuruti keinginan kedua orang tuanya dan juga para sahabatnya. Tidak mungkin Rafi mencintai gadis miskin sepertinya. Sedangkan di luar sana banyak gadis gadis cantik yang berpendidikan tinggi mengantri untuk mendapatkan cinta Rafi.

"Silahkan cium tangan suamimu, Nak" ucap Penghulu ketika melihat Clara hanya dia termenung.

"Ayo cium" ucap Rafi penuh kemenangan lalu memberikan tangannya.

"Nak, mulai sekarang statusmu adalah menjadi seorang istri. Maka mulai sekarang ridho suamimu adalah ridho tuhanmu, Nak. Kamu harus berbakti kepada suamimu karna surgamu ada di telapak kakinya" ucap penghulu menasehati.

"Ia, Pak" ucap Clara menunduk lalu meraih tangan Rafi dan menciumnya dengan lembut.

Rafi juga mencium kening Clara dengan lembut sambil memejamkan matanya. Clara yang merasakan benda kenyal itu menempel di keningnya tiba tiba merasakan getaran yang berbeda. Clara memejamkan matanya sambil meresapi kehangatan dari ciuman Rafi.

"Nikahnya sudah selesai. Sekarang waktunya makan makan" ucap Gibran dan Erlan serentak.

"Tentu, Sayang. Ayuk kita makan sepuasnya" ucap Rodal tersenyum bahagia.

Walaupun pernikahan Rafi tidak seperti yang dia bayangkan selama ini. Tapi, Ronal dan Ria merasa sangat bahagia karna kini Rafi menemukan wanita yang baik seperti Clara. Bahkan mereka yakin jika suatu saat nanti Clara dan Rafi bisa berdamai dan saling mencintai satu sama lain.

Mereka langsung menuju ke restoran bintang lima. Mereka juga menyewa lantai teratas untuk mereka agar para bocah nyaman bermain. Bukan hanya itu mereka semua juga bisa mengobrol sepuas hati mereka tanpa ada ganguan dari tamu lain.

"Kamu harus makan banyak, Ra. Rafi tenanganya sangat hebat bisa bisa kamu kewalahan nanti malam" ucap Wildan tersenyum sambil memberikan makanan kepada Clara.

"Memang kamu sudah mencobanya?" ucap Ardiyan dengan polosnya.

"Maksudmu?" ucap Wildan mengerutkan keningnya binggung.

"Kenapa kamu bisa tau jika tenaga Rafi sangat kuat? Apa kau sudah pernah melakukannya dengan Rafi?" ucap Ardiyan.

Uhuk...uhukk...

Mendengar pertanyaan Ardiyan yang sangat konyol, semua yang ada di sana langsung tersedak lalu menatap Rafi dan Wildan dengan tatapan yang tidak dapat di artikan. Tidak lupa dengan reaksi Sinta yang langsung menatap tajam Wildan dan Rafi.

"Kau ini gila! Mana mungkin aku melakukan itu dengan Rafi. Kau pikir aku ini pria apaan" ucap Wildan kesal sambil menjitak kening Ardiyan penuh kekesalan.

"Aku hanya bertanya. Kenapa kau marah seperti itu" ucap Ardiyan mengaruk kepalanya sambil menatap tatapan semua orang yang menatapnya.

"Pertanyaanmu itu tidak masuk akal, Ar. Mana mungkin aku melakukan itu dengan Wildan. Seperti tidak ada saja wanita di dunia ini" ucap Rafi mengelengkan kepalanya pelan.

"Sudah! Lebih baik kita makan. Pangil para bocah itu" ucap Ria tersenyum kecil sambil melirik kelima bocah yang sedang sibuk lari larian.

"Baik, Tan" ucap Nur dan Sinta bangkit dari duduknya lalu mengamankan kelima bocah itu.

"Ante antik! Lya au uap ante antik" ucap Aulya langsung naik ke pangkuan Clara.

"Lya mau di suap, Tante? Sekarang Aulya duduk ya" ucap Clara mendudukkan Aulya di kursi di sampingnya.

"Ante! Ante aga aman Afi ya. Aman afi emang ahil api ia angat aik. Ahkan dia angat ayang ama Lya" ucap Aulya tersenyum.

"Ia, Sayang. Sekarang lebih baik kamu makan yang banyak ya. Agar cepat besar dan menjadi wanita hebat seperti mama" ucap Clara tersenyum.

"Ai, Ante. Lya au epat ecal agal Lya ica adi okter an apat uami ang ampan" ucap Aulya.

"Sayang! Apa tidak ada yang lain di pikiranmu selain pria tampan?" ucap Rayyan mengelengkan kepalanya pelan.

"Ndak!" ucap Aulya dengan polosnya sehingga membuat semua orang di sana memukul jidat mereka pelan.

"Ray, kamu melakukan apa saat membuat Aulya?" ucap Kinan mengelengkan kepalanya pelan.

"Aku mengingatmu" ucap Rayyan ketus.

"Maksudmu Aulya mengikuti jejakku?" ucap Kinan kesal.

"Ia, jadi siapa lagi. Kamu'kan pamannya yang tidak bisa melihat wanita mulus sedikit saja" ucap Rayyan.

"Macam kau tidak saja. Kau juga sama! bahkan dulu kau bisa lompat dari pelukan satu wanita ke pelukan wanita lain dalam hitungan jam" ucap Kinan.

"Itu semua karnamu" ucap Rayyan menyalahkan Kinan.

"Kalian bisa diam atau tidak?" ucap Zhia menatap tajam Kinan dan Rayyan yang terus saja bertengkar dalam masalah kecil sekalipun.

"Kami diam" ucap Kinan dan Rayyan menunduk tapi masih saling serang melalui tatapan.

Melihat tingkah Rayyan dan Kinan semua orang yang di sana hanya mampu mengeleng pelan. Mereka menyantap makanan mereka sambil bercanda ria bersama. Karna Ronal ada pekerjaan yang harus dia selesaikan dia dan Ria memilih untuk pulang terlebih dulu.

Sedangkan Clara sibuk bermain dengan para kelima bocah yang terus membuatnya tertawa. Clara memang sangat menyukai anak kecil, di tambah lagi dengan sifatnya yang sangat penyayang membuat kelima bocah itu merasa nyaman bersamanya.

"Kenapa Kania bisa tiba tiba tidur dengan kekasihnya Rania? Padahal kalian bilang kalian hanya akan menyatukan Rafi dan Clara dan mengagalkan rencana mereka." ucap Sinta memecahkan rasa penasaran para mama muda dengan kejadian semalam.

"Apa? Jadi pria itu kekasih Rania?" ucap Rafi terkejut.

"Ia! Dia ternyata kekasih Rania. Jadi sekali kita bertindak dua pekerjaan langsung selesai" ucap Wildan tersenyum puas.

"Maksudmu?" ucap Rafi mengerutkan keningnya binggung.

"Hubungan Rania dan Kania akan menjadi buruk setelah kejadian ini. Jadi, aku yakin mereka tidak akan mengangu Clara untuk saat ini" ucap Wildan.

"Tapi, bagaimana pria itu bisa tiba tiba tidur dengan Rania?" ucap Rissa binggung.

"Jadi ceritanya seperti ini. Semalam kami menolong Clara dan menyeret pria itu keluar. Karna Kinan sudah punya rencana lain kami menyuruh pria itu masuk ke kamar Rania dan mengantikan posisi Kinan. Pria itu yang takut dengan ancaman kami langsung setuju" jelas Wildan.

Mendengar penjelasan Wildan, Rissa langsung mendengarkannya dengan sangat serius. Wildan yang terlalu asik bercerita tidak menghiraukan Kinan yang terus menatapnya tajam.

"Jadi yang pergi ke kamar bersama Kania adalah Kinan?" ucap Rissa serius.

"Ia! Kinan sengaja menaruh obat perangsang di minuman Kania. Dengan mulut manisnya dia merayu Kania sehingga Kania mau menghabiskan malam bersamanya. Kania yang sudah terpengaruh obat langsung percaya dengan ucapan Kinan. Saat Kinan mematikan lampu kami menyuruh Pria itu yang mengantikan posisi Kinan dan menghabiskan malam dengan Kania" jelas Wildan.

"Saat mereka bergati posisi Kinan dan Kania sedang apa?" ucap Rissa dengan sangat serius tanpa memperlihatkan amarahnya.

"Kami tidak bisa melihat karna keadaannya sangat gelap. Tapi, saat kami mengintip Kania sempat mencium Kinan" ucap Wildan dengan polosnya.

"Hubby! Pulang" pekik Rissa penuh amarah sambil menatap tajam Kinan.

"Mampus! Tidur di luar" ucap Kinan menatap tajam Wildan.

"He..he.. Maaf, Bro. Keceplosan" ucap Wildan terkekeh tanpa dosa.

Bersambung...