Pembantu Somplak Mr. Arrogant
"Clara" teriak Nyonya Rudolf pemilik restoran tempat Clara bekerja paruh waktu.
"Bughh..."
"Arghh... Ini pintu kenapa tiba tiba ada di sini, sih" ucap Clara kesal sambil memukul pintu yang telah mencium keningnya.
"Kenapa Nyonya memangilku? Astaga aku lupa mematikan kompor gas" ucap Clara memukul keningnya ketika mengingat kecerobohannya.
Clara... Clara hanya nama itu yang akan di pangil jika ada masalah di dapur restoran itu. Clara Alaysya adalah gadis yang sangat cantik dan juga pintar. Tapi, dia memiliki satu kekurangan yaitu ceroboh.
"Ada apa, Nyonya?" ucap Clara dengan polosnya ketika melihat para karyawan restoran itu berkumpul di dapur.
"Dari mana saja kamu?" ucap Nyonya Rudolf menatap tajam Clara.
"Saya habis dari toilet, Nyonya. Maaf perut saya tadi mules jadi buru buru ke toilet"
"Kamu lihat ini! Karna kecerobohanmu restoran ini hampir jadi abu" ucap Nyonya Rudolf menunjuk ke arah ruang masak yang sudah hitam karna api yang keluar dari panci yang telah hangus akibat kecerobohan Clara.
"Maaf, Nyonya. Saya janji akan memperbaikinya, Saya akan membereskan semuanya" ucap Clara penuh permohonan.
"Tidak perlu! Mulai sekarang kamu saya pecat. Kamu tidak perlu datang lagi ke restoran ini. Gajimu bulan ini tidak akan saya berikan angap saja sebagai ganti kerugian saya" ucap Nyonya Rudolf membuang napasnya kasar lalu melangkahkan kakinya meninggalkan Clara dengan penuh kekesalan.
"Tapi, Nyonya" ucap Clara berusaha mengejar Nyonya Rudolf.
Brukk...
"Ha.. Ha... Dapat kodok berapa pelayan?" ucap Rania Rudolf putri kedua dari keluarga Rudolf sekaligus teman satu kampus Clara.
Melihat Rania yang mengejeknya Clara hanya bisa menatapnya tajam sambil mengepalkan tangannya geram. Clara tau jika Rania sengaja menghalangi jalannya sehingga Clara terjatuh di depannya. Ingin sekali Clara mencakar wajah wanita ular di depannya itu. Tapi, Clara tau diri dia sekarang berada di restoran keluarga Rudolf.
"Kenapa kau melihatku seperti itu? Kau mau marah? Coba saja kalau berani!" ucap Rania mentap remeh Clara.
"Maaf saya tidak ada waktu mengurusi wanita ular sepertimu" ucap Clara bangkit lalu melangkahkan kakinya meningalkan Rania.
"Kau pikir aku juga ada waktu mengurusi manusia miskin sepertimu" ucap Rania menatap remeh Clara lalu melangkahkan kakinya untuk menemui mommynya tercinta.
"Sudah jam sebelas! Aku harus ke kampus sekarang" ucap Clara mencoba mencari angkutan umum untuk kendaraannya ke kampus.
Setelah melihat angkutan umum yang menuju kampusnya Clara langsung menaikinya. Jarak restoran dan kampus Clara memang lumayan jauh sehingga dia harus mengunakan angkutan umum. Clara memang bisa mengunakan ojek selain cepat dan pasti tidak sempit sempitan.
Tapi, bagi Clara tidak masalah sempit sempitan naik angkot umum yang penting ongkosnya murah dan menghemat isi kantongnya. Apalagi sekarang dia telah di pecat dari pekerjaannya maka dia harus lebih menghemat lagi.
Sesampainya di depan kampus Clara langsung turun dari angkutan umum. Dia melihat mobil mewah yang terparkir di depannya. Tidak mau perpenampilan acak acakan Clara mencoba menatap penampilannya dari pantulan mobil itu.
"Rambutku berantakan sekali. Tunggu, aku bawa sisir" ucap Clara mengambil sisir yang ada di dalam tasnya lalu merapikan rambutnya yang berantakan.
Karna telalu asik merapikan penampilannya Clara sampai tidak sadar jika dari dalam mobil itu ada pria tampan yang memperhatikannya. Pria yang berwajah datar itu terus menatap Clara sambil tersenyum tipis. Senyuman yang sangat tipis sampai sampai tidak ada yang bisa melihat senyuman itu.
Raffi Alexander, pria arrogant yang memiliki wajah datar dan menjadi incaran para wanita. Tapi, di dalam kamusnya tidak ada lagi yang namanya wanita. Bahkan Raffi tidak mau lagi mengenal yang namanya wanita karna telah dua kali cinta tulusnya di sia siakan oleh wanita yang sangat dia cintai.
"Sempurna! Aku harus ke kampus sekarang" gumam Clara mengayunkan kakinya meningalkan mobil Rafi.
Rafi hanya mampu menatap pungung Clara yang berlahan menjauhinya. Bayangan Clara yang bergaya dan bersolek di hadapannya terus terbayang di pikirannya. Tapi, Rafi langsung menepis semua pikirannya tentang wanita yang mampu membuatnya tersenyum walaupun hanya senyuman tipis.
"Semua wanita sama saja! Mereka tidak pernah menghargai cinta yang tulus. Mereka hanya menghargai harta dan tahta saja" gumam Raffi membuang semua pikirannya tentang Clara wanita yang belum dia kenal sama sekali.
"Maaf, Tuan! Soalnya di dalam antrinya panjang sekali" ucap Bisma asisten Rafi.
"Tidak apa apa. Mana minumanku"
"Ini, Tuan. Apa tidak ada lagi yang mau di beli?"
"Tidak! Kita ke kantor saja. Setelah rapat selesai aku mau ke taman sebentar"
"Baik, Tuan" ucap Bisma menganguk patuh lalu melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.
...----------------...
"Kapan kamu akan membayar uang semestermu? Kamu sudah menunggak sampai dua semester" ucap Bu Desi menatap tajam Clara.
"Maaf, Bu! Saya akan membayarnya. Tapi tolong beri saya waktu lagi" ucap Clara penuh permohonan.
"Saya sudah berbaik hati memberimu waktu Clara. Tapi, lihat! Sampai sekarang kamu belum membayar uang semestermu. Bahkan sekarang sudah waktunya kamu membayar uang semester lagi"
"Ia, Bu! Saya tau ibu sudah berbaik hati kepada saya. Bahkan ibu sudah mengijinkan saya mengikuti ujian semester walaupun saya belum membayar uang semester saya. Saya juga sebenarnya ingin membayar uang semester saya, Bu" ucap Clara memasang wajah memelasnya.
"Tapi, saya baru saja di pecat dari pekerjaan saya. Bahkan gaji saya saja tidak di berikan sepeserpun. Ibu tau sendiri'kan, jika saya anak yatim piatu yang harus berjuang sendiri untuk melanjutkan kuliah saya. Jadi saya mohon seribu mohon ibu beri saya waktu lagi ya. Saya janji kali ini saya akan melunasi semua uang semester saya yang menunggak" ucap Clara penuh permohonan.
"Baiklah! Saya beri kamu waktu satu bulan. Jika sampai kamu tidak bisa melunasi semua tunggakan uang semestermu maka ibu tidak bisa menolongmu lagi. Kamu tau sendirikan apa kosekuensinya jika tidak membayar uang semester?"
"Di keluarkan dari kampus"
"Nah! Itu kamu tau. Sekarang kamu lebih baik cari uang untuk membayar uang semestermu" ucap Bu Desi menghipaskan tangannya menyuruh Clara keluar dari ruangannya
"Baik, Bu" ucap Clara bangkit dari duduknya lalu keluar dari ruangan Bu Desi.
Clara yang sedang frustasi dengan kesialannya memilih pergi untuk pergi ke taman untuk menenangkan dirinya. Dia menatap para pengunjung taman dengan perasaan iri. Bagaimana tidak di usianya yang masih remaja seharusnya dia terbang bebas untuk menikmati masa remajanya.
Tapi, hayalan tingallah hayalan yang di kalahkan oleh kenyataan pahit yang sangat menyakitkan. Di usianya yang masih remaja Clara malah di pikul beban yang sangat berat atas semua penderitaannya.
"Argghhh... Kenapa hidupku selalu sial!" teriak Clara menendang botol minum kosong yang ada di depannya.
"Aw! Sepatu siapa ini?" teriak seorang pria berjas rapi ketika sepatu Clara yang menempel di kakinya terbang dan lepas landas di kepalanya.
"Mampus! Clara kenapa nasibmu sangat sial"
Bersambung.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Sophia Aya
mammampir thor
2023-09-14
3
Nurida Nanik
kayaknya awal cerita yg bagus... baru mampir thor
2023-06-06
2
Shautul Islah
masih nyimak thor
2023-04-30
2