NovelToon NovelToon
Mahligai Cinta (Cinta Setelah Menikah)

Mahligai Cinta (Cinta Setelah Menikah)

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta setelah menikah / Pernikahan Kilat / Cinta Paksa / Romansa / Pernikahan rahasia
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: bucin fi sabilillah

Hanum Salsabila, seorang dosen cantik harus menerima kenyataan jika ia harus dijodohkan dengan seorang CEO. Ia hanya bisa pasrah dengan ketegasan Halim sang ayah yang membuatnya tidak berdaya.
Ravindra Aditama, CEO yang begitu membenci perjodohan. Ia bersumpah akan mengerjai Hanum sampai ia puas dan pergi meninggalkan negeri ini setelahnya.
Kisah cinta mereka baru saja dimulai, namun Tama harus menerima kenyataan jika Hanum lebih memilih untuk berpisah darinya.
Akankah mereka bisa mempertahankan rumah tangga atau memilih untuk berpisah?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bucin fi sabilillah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Memperbaiki

Tama memasak sesuatu yang berharap bisa di makan oleh Hanum. Ia berdo'a semoga sang istri tidak menolak niat baik yang ingin ia lakukan sebagai bentuk balas budi karena sudah menolongnya.

Ia sudah bertanya kepada Bunda Nafisa tentang makanan kesukaan Hanum. Sembari melihat keadaan sang istri yang masih terlelap, ia dengan telaten membuat sup buntut dan juga goreng ayam untuk makan siang yang sudah terlewat ini.

Hingga semua masakannya selesai, Tama kembali ke kamar Hanum dan membangunkan sang istri dengan begitu lembut. Tak lupa ia menyiapkan air hangat jika Hanum ingin berendam sebentar.

"Hanum, ayo bangun!" bisik Tama membangunkan Hanum.

Wanita cantik itu langsung mengerjab dan membuka mata, ia terkejut ketika menyadari tubuhnya masih dalam keadaan polos, namun Tama sudah menutupnya hingga leher.

"Ayo bangun, Bu. Air hangat sudah saya siapkan. Setelah ini kita makan siang," ucap Tama tersenyum dan mengusap kepala Hanum dengan lembut.

Wanita cantik itu hanya terdiam dengan wajah datarnya. Ia menghela napas dengan wajah yang merona ketika mengingat kembali apa yang telah terjadi antara mereka. Hatinya menjadi bingung dan ragu untuk mengambil keputusan.

Ia segera bergegas untuk membersihkan diri, karena memang ia merasa sudah sangat lapar, melihat jam sudah menunjukkan pukul 3 sore.

Setelah selesai, ia melihat Tama duduk di atas ranjang sambil tersenyum.

"Mau apa lagi?" tanya Hanum mengernyit.

"Ayo makan! Tadi saya sudah masak sebagai ucapan terima kasih, karena ibu sudah membantu saya tadi," ajak Tama.

Hanum mengangguk, ia sudah mengenakan pakaian langsung di kamar mandi karena menerka jika Tama akan kembali masuk tanpa izinnya.

Ia berjalan mengekori sang suami dengan tanda tanya besar. Benarkah jika laki-laki manja ini bisa memasak? Bukankah dia hanya bisa berlaku seenaknya tanpa menghiraukan orang lain? Begitu pikir Hanum.

Wanita cantik itu terkesan melihat menu yang ada di atas meja. Tama memang mempersiapkannya dengan begitu manis. Ia duduk di samping sang suami dengan wajah datarnya.

Untuk pertama kali mereka makan bersama satu meja setelah perdebatan beberapa hari lalu. Hanum mengambil nasi dan mencoba masakan Tama, ia mengernyit ketika rasanya sama dengan apa yang ia makan setiap pagi.

"saya yakin jika ini bukan kamu yang memasaknya!" dengus Hanum.

"Ibu bisa cek CCTV nanti jika tidak percaya," sergah Tama tersenyum.

Hanum melihat piring sang suami masih kosong, ia berinisiatif untuk mengambilkan Tama makanan dan mereka makan bersama sore itu.

"Besok saya akan pergi ke luar kota, Bu. Baik-baik di rumah nanti," ucap Tama.

Hanum mengangguk dan masih terlihat bungkam tanpa mengeluarkan sepatah katapun.

"Apa setelah ini kita bisa mengobrol sebentar!" tanya Tama.

Hanum terdiam dan menatap Tama, dengan penuh ragu ia mengangguk dan membuat Tama tersenyum.

"Saya tidak ingin berdebat lagi!" sergah Hanum.

Mereka menyelesaikan makan siang yang terlambat itu dan memilih untuk duduk di ruang keluarga sembari menonton televisi.

Tama mengeluarkan dua buah kartu debit dan kredit, lalu menyerahkannya kepada Hanum.

"Ini untuk jajan ibu nanti kalau seandainya butuh apa-apa," ucap Tama.

"Pegang saja," sergah Hanum.

Tama mengambil tangan Hanum dan menyerahkan kartu itu "Ini tanggung jawab yang harus saya berikan kepada ibu, dan ibu bisa berdosa jika menolaknya!" ucap Tama tegas.

Dengan pasrah, Hanum mengambil kartu itu. Ia kembali menatap televisi tanpa menghiraukan Tama.

"Bu," panggil pria tampan itu.

Hanum menoleh, ia mengernyit ketika melihat wajah memelas Tama.

"Apa memang tidak ada satu kesempatan lagi untuk hubungan kita?" lirih Tama dengan penuh harap.

"Saya tidak tau! Setelah semua yang terjadi, saya tidak bisa menjawabnya," ucap Hanum.

"Kita tidak mungkin tau jika tidak mencobanya," pinta Tama.

"Kenapa tiba-tiba anda ingin mempertahankan pernikahan ini, sementara dari awal anda sudah membangun batasan antara kita," tanya Hanum tegas.

Tama terdiam, ia menatap Hanum dengan lekat dan tersenyum. "Tidak ada salahnya untuk mencoba, lagian saya hanya ingin menikah satu kali. Jikalau pernikahan ini gagal, mungkin saya tidak akan pernah menikah lagi," ucap Tama.

Hanum terdiam dan menatap wajah tampan yang masih ia benci. "Tegaskan dulu pikiran dengan tindakan anda. Baru anda bisa menentukan akan dibawa ke mana pernikahan ini. Mungkin anda sangat baik dalam memimpin perusahaan, tapi belum tentu mampu untuk memimpin keluarga, jadi jangan karena rasa bersalah, anda memutuskan ini semua dengan gampang tanpa perhitungan," tegasnya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!