NovelToon NovelToon
SUAMI YANG SELALU DIHINA

SUAMI YANG SELALU DIHINA

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:4.7k
Nilai: 5
Nama Author: jenos

jadi laki laki harus bisa membuktikan kepada dirinya sendiri kalo ia bisa sukses, sekarang kamu harus buktikan kalo kamu gak mati tanpa dia, kamu gak gila tanpa dia, dan kamu gak kelaparan tanpa dia.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jenos, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Diasuh Istri Mandor

"Baik Pak, terima kasih banyak." ucap Alvin dengan semangatnya, padahal ia sudah sangat takut jika Burhan tidak

mengizinkannya.

Doni yang melihat Alvin begitu senang ikut tersenyum.

"Kalo begitu kami pamit ya, Pak." lanjut

Alvin.

"Eh tunggu dulu, saya mau lihat bayi kamu." cegah Burhan, membuat Alvin langsung melonggarkan kain gendongnya, kemudian menunjukkan wajah Guntur pada Burhan.

"Masyaallah ganteng sekali... penyesalan besar akan menanti Ibumu, Nak." ucap Burhan sambil mengusap kepala Guntur pelan,

membuat bayi itu menoleh melihat Burhan.

"Ini... Bapak ada uang buat kamu, jadi

anak yang baik budi ya banggain Ayahmu. " lanjut Burhan lalu memberikan uang biru ke tangan Guntur yang begitu mungil.

"Bilang makasih Nak, makasih Bapak."

Jawab Alvin sambil melambaikan tangan Guntur,

membuat Burhan tersenyum.

"Demi apapun anakmu sangat memikat perhatian AL, istri saya sepertinya bakal senang sekali melihat bayi ini.

Besok lah ya, saya bakal ajak istri saya kesini dia sangat menyukai bayi. Tapi itulah rumah tangga adem, rezeki melimpah.

Allah belum kasih kepercayaan buat punya anak." ucap Burhan membuat Alvin tersenyum.

"Cobaan setiap manusia beda-beda, Pak." ujar Alvin membuat Burhan mengangguk.

"Betul, besok istri saya bakal mau ini ngasuh kamu anak manis." lanjut Burhan mengusap pipi Guntur.

"Terima kasih Pak, Guntur tunggu kedatangannya." ucap Tono membuat Burhan terkekeh, ia benar-benar gemas melihat Guntur.

***

Sampai di rumah, tiba-tiba Alvin kembali merasa sedih begitu melihat rumahnya.

Bayang-bayang Dina kembali menari-nari

di pikirannya.

"Eh, itu si Alvin ngapain bawa-bawa anak Kerja lihat deh." ucap ibu-ibu yang sedang nongkrong di warung, sambil memperhatikan Alvin yang menggendong bayi.

"Kalian gak tau ya jeng, istrinya pergi ninggalin dia." jawab pemilik warung tersebut membuat yang lain kaget.

"Ah masa sih, jangan ngarang deh. Tapi iya sih punya suami kayak Alvin, kayaknya bikin muak." timpal yang lain sambil melihat Alvin yang baru saja pulang kerja.

"Intinya mah begitu, dia ditinggalin gitu aja." jawab si pemilik warung semakin memanas-manasi cerita.

"Cuma istrinya bodoh gak sih, yang rela ninggalin anaknya gitu?" timpal yang lain.

"Ya gak tau, mungkin itu biar gak ada

beban kali, tapi satu sisi saya salut loh sama Alvin dia gak pernah marah, penyabar gitu."

"Udah-udah, jangan gibah terus ini belanjaan saya tolong hitung.

Masalah rumah tangga kita sendiri pun belum tau ke depannya bagaimana, jangan mudah menghakimi rumah tangga orang.

Belum tentu suami kita lebih baik daripada Alvin. Suami kita mungkin hartanya banyak, tapi gak menutup kemungkinan kan Di kdrt dan lain sebagainya.

Jadi, jangan beranggapan alvin itu laki- laki paling buruk di dunia ini." ujar Bu Sinta tiba-tiba, membuat semuanya terdiam.

Sebenarnya Alvin sudah biasa mendengar dirinya jadi bahan gibahan di warung itu, tapi ia pura-pura tuli dan tidak mau

memperpanjang, tidak ada guna dan manfaatnya juga.

"Gak... gak, Ayah gak boleh kayak gini terus, benar kata Om Doni sama Pak Burhan, Ayah harus sukses.

Kamu semangatin Ayah ya, Nak." ucap Alvin, lalu ia membersihkan rumah yang tidak begitu luas itu.

Ia bahkan menggeser ranjang, mengganti posisi tidur supaya tidak terus-menerus keingat sama Dina.

Setelah semuanya selesai, ia mulai memasak nasi, karena ia sudah membeli jadinya lebih cepat.

***

Hari demi hari, alvin menjalani hidup

tanpa Dina. Bukannya stres atau sedih, Alvin malah semakin bahagia karena Burhan sangat peduli dengannya.

Burhan dan istrinya sudah lama menikah, namun belum memiliki keturunan. Setelah mengetahui Alvin selalu membawa bayi ke tempat kerja.

Burhan selalu mengajak istrinya ikut bekerja dengannya, alhasil Maya sangat senang melihat Guntur. Bahkan seharian Guntur bersama Burhan dan Maya selama Alvin bekerja.

"AL." panggil Doni saat mereka sedang memasang batubata.

"Iya."

"Gimana perasaan kamu sekarang, setelah hampir sebulan tidak bertemu dengan Dina?" tanya Doni membuat Alvin menoleh.

"Astaga, aku bahkan sudah tidak pernah kepikiran lagi Don, kamu malah ngingetin.

Mungkin kemaren sih, di minggu-minggu

pertama benar-benar sangat berat.

Tapi semakin kesini, aku bahkan tidak pernah kepikiran sama Dina. Apalagi sekarang Guntur selalu bersama Pak Burhan sama Bu Maya.

Aku menjadi lebih lega, karena anakku terjamin kebersihannya, makanannya bersyukur banget pokoknya." jawab Alvin Dengan sumringah membuat Doni terkekeh.

"Udah gak bucin lagi ya, Pak." ledek Doni yang dibalas anggukan oleh Alvin.

"Gak, apa itu bucin, yang perlu sekarang adalah ngumpulin uang, buka usaha sendiri." jawab Alvin membuat Doni tertawa terbahak- bahak.

"Siap-siap." ujar Doni.

"Istirahat dulu yuk, udah Zuhur." ajak Doni yang dibalas anggukan oleh Alvin.

"Aku ke ruangan Pak Burhan dulu sebentar, mau lihat Guntur." pamit Alvin yang dibalas anggukan oleh Doni.

'Belum apa-apa jiwa-jiwa kepemimpinan kamu sudah keluar Alvin." ucap Doni dalam hati, sambil memperhatikan punggung Alvin yang mulai menjauh.

Sebelum mengetuk ruangan Burhan, Alvin terlebih dahulu ke toilet, memastikan penampilannya tidak kotor dan terlalu buruk.

Tok! Tok! Tok!

"Masuk."

"Permisi Pak, saya mau lihat Guntur mau ngasih susu." ucap Alvin diambang pintu membuat Maya menoleh.

"Udah gak usah repot-repot, Guntur udah saya masih susu kok. Udah kenyang banget ini, udah ngantuk juga dia." jawab Maya yang sedang menimang-nimang Guntur, membuat Alvin tersenyum lalu mengangguk.

"Baik Bu, terima kasih banyak, maaf jika Guntur rewel." ujar Alvin yang dibalas gelengan oleh Maya.

"Nggak-nggak, Guntur anak yang baik budi. Nangis aja jarang, senang banget saya ketemu bayi kamu, AL." jawab Maya membuat Alvin tersenyum.

"Kamu mau gendong gak?" tanya Maya membuat Alvin menggeleng.

"Gak usah dulu Bu, tangan saya bekas megang semen tadi, maaf ya Bu." jawab Alvin.

"Eh... gak apa-apa, udah makan belum?"

tanya Maya dengan ramahnya.

"Udah Bu, lagi makan sama Doni di bawah." jawab Alvin membuat Maya mangut- mangut.

"Kalo begitu saya pamit kembali kerja ya Bu, Pak." pamit Alvin hendak keluar dari ruangan Burhan.

"Eh Alvin... tunggu dulu." panggil Burhan membuat Alvin kembali menoleh.

"Iya Pak."

"Sini sebentar, saya ada kerjaan buat kamu." panggil Burhan membuat Alvin kembali masuk.

"Kerjaan apa Pak?" tanya Alvin.

"Jadi gini, untuk bulan-bulan ini banyak banget nih proyek bangunan. Saya ingin memberikan satu proyek buat kamu, kamu yang handle bagaimana?"

Deg!

"Maksudnya gimana ya, Pak?" tanya Alvin

bingung.

"Ya misalnya gini, ada sebuah proyek bangun ruangan nah itu dananya saya kasih ke kamu misalnya 70 juta.

Itu sepintar-pintarnya kamu mengelola uangnya, bagaimana caranya bangunan itu berdiri dan semua karyawan tergaji.

Kalo kamu pintar mengelola, insyaallah selalu dapat untung, minal lah lima sampai sepuluh juta.

Itu baru minimal ya, bisa lebih dari itu kalo kamu bisa menghematnya." terang Burhan, membuat Alvin langsung menelan ludahnya dengan susah payah mendengar Uang sebanyak itu.

"Banyak banget ya Pak."

"Iya, tapi tergantung yang handle, biasanya saya selalu ngasih pekerjaan ini pada Pak Arfan.

Tapi karena beliau lagi sakit, saya mau ngasih kamu kesempatan, Bagaimana?" tanya Burhan membuat Alvin bingung.

"Em... bagaimana ya Pak, saya takut tidak mengerti, takut malah rugi." ucap Alvin.

"Kamu tenang aja, saya akan tetap bantu kamu. Kalo misalnya ada yang dirasa bingung, tanyakan sama saya aja langsung, nanti saya ajarin bagaimana-bagaimananya.

Sekalian kamu belajar jadi mandor, jangan jadi kuli bangunan terus, kasian itu anak kamu." ujar Burhan membuat Alvin mangut- mangut.

"Baik Pak, tapi saya minta tolong arahanya ya, Pak." ucap Alvin, Burhan langsung menepuk-nepuk pundak Alvin.

"Bisa pasti bisa." ucap Burhan

menyemangati Alvin.

Alvin menoleh melihat putranya yang

sudah terlelap di gendongan istri atasannya itu.bibirnya langsung melengkung indah melihat anak kecil itu nyaman.

1
Anto D Cotto
menarik
Anto D Cotto
lanjut crazy up Thor
Yuri/Yuriko
Wah, seru banget! 😄
pejuang: ikuti terus keseruan nya kak ...:)
total 1 replies
Khansarila Adisoga
Wah, ini baru karya yang bikin aku ngerasa terngiang-ngiang, keren banget thor!
pejuang: terimakasih kak
ikuti terus update terbarunya ya:)
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!