Pelet Sukmo Kenongo adalah jalan ninja Lisa untuk memperbaiki hubungannya dengan sang kekasih yang sedang tak baik-baik saja.
Sayangnya, air yang menjadi media pelet, yang seharusnya diminum Reza sang kekasih, justru masuk ke perut bos besar yang terkenal dingin, garang dan garing.
Sejak hari itu, hidup Lisa berubah drastis dan semakin tragis. Lisa harus rela dikejar-kejar David, sang direktur utama perusahaan, yang adalah duda beranak satu, dengan usia lebih tua lima belas tahun.
Sial beribu sial bagi Lisa, Ajian Sukmo Kenongo yang salah sasaran, efeknya baru akan hilang dan kadaluarsa setelah seratus hari dari sejak dikidungkan.
Hal itu membuat Lisa harus bekerja ekstra keras agar tidak kehilangan Reza, sekaligus mampu bertahan dari gempuran cinta atasannya.
Di akhir masa kadaluarsa Ajian Sukmo Kenongo, Lisa malah menyadari, siapa sebenarnya yang layak ia perjuangkan!
Karya hanya terbit di Noveltoon.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Al Orchida, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
I Do My Best
Hari masih pagi saat Lisa datang dan membuat kopi untuk dirinya dan juga pak bos di pantry kantor. Kegiatan itu sudah menjadi rutinitasnya selama menjabat jadi sekretaris direktur utama.
Setelah itu, Lisa membawa dua cangkir kopi ke ruangannya.
Sambil menunggu bos datang, Lisa duduk manis di balik meja kerjanya. Berdoa, menyalakan komputer, menarik nafas dalam dan menghembuskannya perlahan, lalu memulai pekerjaan dengan pikiran positif.
Setelah komputer siap, Lisa langsung membuka email bisnis perusahaan, memeriksa pesan masuknya satu persatu.
Berikutnya, Lisa mulai menyusun ulang jadwal David yang tertunda, dan mengatur kembali janji temu rekan bisnis yang berubah di akhir pekan kemarin.
Beberapa dokumen penting mulai tercetak, dan sticky notes warna-warni menghiasi sisi monitor.
Lisa tersenyum sendiri, ingat bagaimana ia bisa duduk di posisi penting itu sekarang. Bagaimana ia sekarang sibuk membantu direktur utama menjalankan roda perusahaan, agar selalu berputar mulus di awal pekan kerja.
Senin mungkin berat bagi sebagian pegawai, tapi bagi Lisa, Senin adalah saatnya ia unjuk keterampilan dalam mengurusi kesekretariatan.
I do my best, itulah prinsip Lisa dalam bekerja.
“Pagi, Pak!” Lisa bangun dari duduknya begitu pintu terbuka dan David muncul. Ia mengekori David masuk ruang direktur utama sambil membawa kopi yang tadi dibuatnya.
“Lisa, atur meeting darurat pagi ini dengan divisi keuangan dan tim audit, manajer operasional dan asistennya. Jam sepuluh.”
“Baik, Pak.”
David membuka map laporan mingguan dan bulanan divisi operasional dan keuangan yang ada di atas meja kerja. Laporan yang sengaja disisihkan karena ingin ia cek ulang.
“Apa ada masalah dengan laporan dari divisi operasional dan keuangan, Pak? Perlu revisi atau bagaimana?” tanya Lisa hati-hati. Wajah David dingin, seperti sedang moody.
“Ada pembengkakan biaya yang kurang masuk akal. Aku curiga ini manipulasi anggaran. Data bulanan dan mingguan divisi operasional akan kita buka dan sinkronkan ulang dengan laporan divisi keuangan dalam rapat nanti. Kamu siapkan saja agendanya!”
“Baik, Pak!” Lisa undur diri dari hadapan pak bos yang sedang serius melanjutkan membaca laporan.
Begitu duduk di kursi kerjanya, Lisa langsung membuat undangan rapat dan mengirimkan ke departemen terkait.
Melihat jam kantor belum dimulai, Lisa memilih mengecek sendiri ruang rapat dan segala kebutuhan presentasi, memastikan semua berfungsi dengan baik.
Keluar dari ruang rapat, Lisa berpapasan dengan Intan yang baru datang–tepat di depan ruang direktur keuangan.
“Tan, sebentar!”
“Ada apa, Lis? Pagi-pagi udah heboh—”
“Tolong siapkan semua laporan keuangan bulan kemarin sama bulan ini. Lengkap ya, Tan! Usahakan jam sembilan laporan udah masuk ke aku. Kita ada meeting jam sepuluh. Undangan udah aku kirim, kamu tinggal teruskan ke staf lain!”
“Rapat dadakan?” tanya Intan penasaran. Meski tak sering terjadi, sesekali direktur utama memang minta rapat dadakan.
“Hm, sampai ketemu di meeting room!”
Lisa kembali ke ruangannya dan kembali duduk di belakang meja. Hal pertama yang ia cek adalah pesan masuk di aplikasi slack. Ada chat dari divisi operasional.
Viona si asisten manajer operasional, menanyakan apakah meeting bisa dimundurkan setelah makan siang karena pagi ini manager dan asistennya ada site visit lapangan.
Lisa mengetik balasan singkat.
[Tidak bisa. Tim operasional harus sudah ada di ruang rapat sepuluh menit sebelum meeting dimulai.]
Kesibukan membuat waktu cepat berlalu, Lisa mengetuk pintu ruangan David, masuk sebentar untuk mengingatkan kalau sepuluh menit lagi rapat akan dimulai.
Tak lama, Lisa tampak berjalan dua langkah di belakang David, sambil membawa beberapa map dan perlengkapan meeting.
Sementara di dalam ruang meeting, divisi terkait yang diundang Lisa sudah duduk di tempat masing-masing.
Tepat pukul sepuluh, Lisa membuka rapat. Selanjutnya, diskusi dipimpin langsung oleh David sebagai direktur utama perusahaan. Sedangkan Lisa bertindak sebagai notulen.
Suasana di ruang rapat terasa lebih tegang dari biasanya. Laptop-laptop terbuka, kertas laporan menumpuk di atas meja, dan kewaspadaan tersirat dalam tatapan anggota rapat.
David mulai mengulas proyek yang sedang berjalan, yang dihandle langsung oleh Andi, manager operasional yang baru. David memang tidak meminta direktur operasional hadir karena ingin mendapatkan informasi dari sang manager lebih dulu.
“Baik. Sekarang saya minta klarifikasi langsung dari Pak Andi sebagai manager operasional, kenapa biaya proyek pembangunan gudang logistik di Bandung bisa membengkak begitu banyak dari anggaran awal?”
Andi membenarkan posisi kacamatanya sebelum menjawab tegas, “Karena pembangunan dialihkan ke vendor baru, alasannya untuk efektivitas dan kualitas pengerjaan.”
“Hanya itu alasannya?” tanya David.
“Pengerjaan proyek Bandung dianggap terlalu lama sama Pak Surya. Sedangkan divisi operasional tidak bisa ambil resiko untuk keterlambatan distribusi barang dalam menghadapi permintaan pasar.”
David menunjuk laporan keuangan yang diproyeksikan di layar. “Lihat! Vendor baru yang kalian tunjuk menaikkan harga hingga 30%. Anehnya, kontrak dibuat tanpa persetujuan final divisi keuangan. Tim audit bahkan tidak mendapatkan pemberitaan kalau pembayaran awal mencapai 70% dari total nilai proyek? Siapa yang menyetujui ini?”
“Semua perintah turun langsung dari Pak Surya,” jawab Andi. Ia tak mungkin bisa menutupi kejanggalan tersebut. Reputasinya dipertaruhkan dan karirnya bisa berakhir saat itu juga jika terlihat melindungi atasannya.
Toh, ia tidak mendapatkan keuntungan apapun dari pergantian vendor proyek itu. Jadi untuk apa ia pasang badan untuk direktur operasional?
Ruang rapat hening sejenak. Kemudian David meminta divisi keuangan dan audit menjelaskan secara rinci jumlah dana yang sudah keluar untuk proyek Bandung.
Setelah mendengarkan pemaparan laporan dari divisi terkait, David berbicara penuh wibawa. “Oke, kita sudah mencapai kesepakatan, kalau pembengkakan biaya ini bukan kebutuhan proyek, melainkan faktor kepentingan pribadi, sehingga merujuk pada manipulasi data internal. Ini pelanggaran berat karena Pak Surya selaku direktur operasional berani menggunakan otoritasnya untuk berbuat curang.”
Semua peserta rapat diam. Seolah sudah tahu keputusan apa yang akan diambil direktur utama perusahaan.
Andi tetap tenang karena merasa tidak bersalah. Berbeda dengan Viona, asistennya ini tak bisa menyembunyikan kekhawatiran dan gelisahnya.
“Lisa, tolong jadwalkan rapat direksi dan staff untuk hari Jum'at. Materi : evaluasi integritas. Rapat selesai.”
“Baik, Pak!” jawab Lisa. Ia berdiri untuk menutup rapat sebelum mengikuti David keluar ruangan.
Bersambung,
jika itu harus tak perlu dikatakan pun biarkan Dapid tau sendiri.
tapi kan udah tamat yak wkwkwkwk
Witing tresno jalaran Soko kulino
Alaa bisa kna biasa wkwkwkwk.
seenggaknya wlpn awalnya Liss salah dia udah ksh milik nya yg berharga.
dan untunglah satset ada antisipasi pelet lain.
klo tak pke pelet MJ itu, Liss yg bakalan sakit hati dicampakkan Dapid. iya kan?
Bwt kalian reader Budiman yang suka bacaan horor Fantasi wanita...
Cerita Liss dan David dan lika-liku perjalanan cintanya.
Penasaran kan, kan, kan ... kuy lahh GPL baca aja yaak guys 👌
makasih karyanya, ditunggu cerita berikutnya 🙏🙏
aduhh kk otor aq jd dagdig dug iki
wisss piye yoooo
Happy ending tapi kurang banyak lagi happy2nya