Eclipse, organisasi dunia bawah yang bergerak di bidang farmasi gelap. Sering kali melakukan uji coba demi mendapatkan obat atau vaksin terbaik versi mereka.
Pada awal tahun 2025, pimpinan Eclipse mulai menggila. Dia menargetkan vaksin yang bisa menolak penuaan dan kematian. Sialnya, vaksin yang ditargetkan justru gagal dan menjadi virus mematikan. Sedikit saja bisa membunuh jutaan manusia dalam sekejap.
Hubungan internal Eclipse pun makin memanas. Sebagian anggota serakah dan berniat menjual virus tersebut. Sebagian lain memilih melumpuhkan dengan alasan kemanusiaan. Waktu mereka hanya lima puluh hari sebelum virus itu berevolusi.
Reyver Brox, salah satu anggota Eclipse yang melawan keserakahan tim. Rela bertaruh nyawa demi keselamatan banyak manusia. Namun, di titik akhir perjuangan, ia justru dikhianati oleh orang yang paling dipercaya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gresya Salsabila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5
Carlo terbatuk-batuk dan kemudian melangkah menjauhi meja penelitian dengan sempoyongan. Napasnya tersengal dan dadanya luar biasa sakit. Aroma tajam yang dengan mudahnya menembus masker barusan, rupanya sangat mempengaruhi sistem pernapasan.
Selain Carlo, anggota tim yang lain juga menjauh dan berusaha melarikan diri. Tak terkecuali Reyver. Mereka nyaris berebutan pintu untuk keluar lebih dulu.
"Martha ... kau tidak apa-apa?"
Sambil memegangi dadanya yang sesak dan sakit, Reyver masih sempat mengkhawatirkan Martha. Padahal, di antara yang lain, kondisi Reyver yang paling parah. Karena barusan, dialah yang paling banyak terpapar reaksi kimia tersebut.
Lantas belum sempat mendengar jawaban Martha, tubuh Reyver sudah ambruk. Dia pingsan selagi jaraknya dengan pintu laboratorium belum genap lima meter.
"Reyver!" teriak Carlo.
Di sela rasa sakit yang mendera, gestur wajahnya masih menunjukkan kekhawatirannya terhadap Reyver. Namun, bukan khawatir karena lelaki itu, melainkan karena ambisinya sendiri. Reyver adalah anggota yang paling berguna di Eclipse, bahkan padanya pula Carlo menggantungkan harapan atas keberhasilan proyek gilanya. Jika lelaki itu lebih dulu mati, otomatis proyeknya tidak akan berjalan mulus seperti rencana.
"Cepat beri pertolongan! Reyver harus selamat!" perintah Carlo pada tim medis yang bekerja di Eclipse.
Mereka yang sebelumnya sudah datang dan siap memberikan pertolongan pada anggota tim penelitian, langsung bergerak lebih cepat. Terutama terhadap Reyver. Dengan sigap mereka membawa Reyver ke ruang perawatan. Mereka juga membawa anggota yang lain agar secepatnya mendapat penanganan, sebelum paparan kimia itu memberikan dampak yang lebih fatal.
"Sistem pernapasan dan peredaran darahnya terhenti. Paru-paru dan jantung langsung melemah dalam waktu singkat. Ini adalah kondisi yang belum pernah kita temui sebelumnya," ucap Dokter Daniel dengan wajah yang menegang.
"Suntikkan obat terbaru Eclipse kemarin, seharusnya itu bisa bekerja," sahut Dokter Roy yang kala itu ikut menangani Reyver.
"Baik." Dengan sigap Dokter Daniel mengambil obat temuan Reyver tempo hari, yang digunakan untuk menyuntik Orion saat lelaki itu koma dan hampir mati.
Di samping Reyver yang terbaring lemah, Dokter Roy mengernyitkan kening. Dia benar-benar heran dengan kondisi tersebut. Bagaimana mungkin hanya dalam hitungan menit, kondisi Reyver sudah kritis.
Sebelumnya, pengembangan obat dan vaksin di Eclipse juga pernah gagal hingga menimbulkan reaksi di luar prosedur. Namun, dampaknya tidak separah sekarang. Kali ini, entah kesalahan di bagian mananya, mengapa menimbulkan reaksi dan dampak yang sangat fatal.
Untungnya, obat temuan Reyver itu sangat berguna. Dalam hitungan menit pula, kondisinya sedikit membaik. Jika terus seperti itu, perlahan dia akan melewati masa kritisnya.
Lantas, Dokter Roy langsung memerintahkan Dokter Daniel dan semua anak buahnya untuk memberikan penangan yang sama pada anggota tim penelitian yang lain. Termasuk juga Carlo. Karena saat ini, kondisi mereka juga memburuk dengan cepat. Sama seperti Reyver, yang diserang adalah sistem pernapasan dan peredaran darah.
"Ini seperti gabungan SARS-CoV-2 dan ebola, menyerang sistem pernapasan dan peredaran darah. Tapi ... ini lebih mematikan," batin Dokter Roy saat memantau dan menganalisa kondisi Reyver.
Sebelumnya, dia belum pernah menemukan paparan virus dengan gejala seperti itu. Ini baru pertama kalinya. Namun, Dokter Roy juga belum bisa mengidentifikasi jenis virus apa itu. Sangat asing.
Selagi belum mendapat kepastian tentang virus itu, Dokter Roy menghubungi tim keamanan, menanyakan bagaimana kondisi laboratorium saat ini.
"Kami sudah menutup semua saluran udara di sana, juga mensterilkan tempat-tempat di sekitar laboratorium untuk antisipasi. Seharusnya virus itu tidak akan bocor keluar," jawab Andress—kepala tim keamanan di Eclipse.
"Bagaimana kondisi di dalam?"
"Dari gambar yang tertangkap di kamera, larutan vaksin itu belum berhenti bereaksi. Dari layar visualisasi, aku melihat udara di dalam ruangan tercemar oleh asap putih kemerahan. Kurasa ini adalah kegagalan terfatal sepanjang sejarah Eclipse."
Dokter Roy menarik napas panjang. "Kau benar. Reaksi vaksin itu menjadi virus baru yang belum bisa kuidentifikasi jenisnya. Ini menyerang sistem pernapasan dan peredaran darah, seperti gabungan SARS-CoV-2 dan ebola. Tapi, ini lebih mematikan karena penyebarannya sangat cepat. Tadi dalam hitungan menit, Reyver langsung kritis. Obat legal di rumah sakit tidak akan bisa membantu menangani virus ini. Tadi kami menggunakan obat terbaru Eclipse, baru kondisi Reyver dan yang lain bisa membaik."
"Bagaimana keadaan Tuan Carlo?" tanya Andress.
"Perlahan membaik setelah disuntik obat. Tadi, Tuan Carlo juga sempat memburuk dan hampir kritis." Dokter Roy kembali mende-sah panjang. "Andress, kau jangan sampai melakukan kesalahan. Isolasi laboratorium dengan benar, jangan sampai ada kebocoran. Jika tidak, ini akan menjadi petaka untuk kita semua," lanjutnya.
"Aku paham, Roy."
Sebelum Dokter Roy mengakhiri perbincangannya dengan Andress, tiba-tiba Dokter Daniel berlari menghampirinya.
"Dokter Roy! Gawat!" teriaknya.
"Ada apa?"
"Tujuh orang asisten meninggal bersamaan setelah mereka membantu mengantarkan obat ke ruang perawatan. Mereka tidak mengenakan APD lengkap. Dokter Roy, virus ini menular dan menyebar lewat udara. Siapa pun yang terpapar akan meninggal dalam sekejap."
Dokter Roy sangat kaget. Meskipun dirinya dan tim medis lain sudah mengenakan APD lengkap, tetapi tidak dengan asisten yang membantu alakadarnya. Jika virus itu menular lewat udara, mereka yang terpapar juga akan menularkannya pada orang lain sebelum meninggal. Otomatis akan banyak kematian di Eclipse.
"Beritahukan kabar buruk ini pada semua orang! Perintahkan mereka untuk isolasi mandiri, dan kita tim medis harus bergerak cepat menyuntikkan obat pada mereka. Tim keamanan, secepatnya sterilkan udara di seluruh Eclipse. Cepat! Kita tidak punya banyak waktu!" ucap Dokter Roy, sambil tangannya bergerak cepat mengambil beberapa botol obat dan jarum suntik.
Eclipse tidak boleh runtuh! Pikirnya.
Bersambung...