"Maafkan aku, tak bisa menepati janjiku untuk tetap setia padamu, sayang. Pada akhirnya aku kalah dengan nafssu." Jeff bersimpuh di depan istrinya, Queen Ariana. Pria itu menyesal karena tak bisa menepati janji nya pada sang istri, untuk tetap setia dengan nya.
"Aku sudah menyiapkan hatiku saat hal ini terjadi, aku cukup tau diri, Mas." Queen tersenyum manis, nyatanya sudah dari lama dia mengantisipasi hal ini.
"Aku hanya wanita pelampiasan hasrat, sadarlah Kirana. Kau tak berarti apapun bagi tuan Jeff, karena dia mencintai istrinya." Kirana Andriana, perempuan yang mengorbankan masa depan nya sendiri, demi melunasi hutang-hutang yang di tinggalkan sang ayah.
Akankah Jeff membuka hatinya untuk Kirana? Setelah banyak malam yang mereka lewati bersama, akankah perasaan nya berubah pada Kirana?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sendi andriyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25 - Perhatian Jeff
Jeff kembali ke ruangan Kirana, dia melihat dokter itu masih disana. Duduk di kursi yang tersedia di dekat brankar, menggenggam tangan nya, bahkan mengusap lembut punggung tangan Kirana, membuat hati nya bergemuruh, dia merasa marah saat ada yang berani menyentuh Kirana selain dirinya.
"Ehem.." Jeff berdehem, membuat dokter itu refleks melepaskan tangan nya.
"Aku sudah kembali, kau bisa pergi dan aku tegaskan sekali lagi, jangan pernah berani menyentuh Kirana ku, atau kau tau akibat nya." Ucap Jeff membuat dokter itu mendelik, tapi dia tak bisa membalas ucapan Jeff, jadi dia memilih pergi tanpa mengatakan apapun.
Jeffran duduk di kursi yang tadi di duduki oleh dokter itu, kali ini dia yang menggenggam tangan Kirana dan mengusap nya dengan lembut.
"Kenapa kau belum sadar juga, Kiran? Sebegitu shock nya kah dirimu?" Gumam Jeff. Dia ikut berduka atas kondisi ibu Kirana yang di nyatakan koma.
Tak lama, Kirana membuka mata nya. Dia merasakan ada yang mengusap lembut tangan nya, dia menoleh ke samping. Jantung nya berdebar tak karuan saat melihat wajah tampan Jeff sedang menatap nya.
"Sudah bangun, hmm?"
"Kenapa tuan disini, kenapa tak pulang saja?" Tanya Riana lirih.
"Bagaimana aku bisa meninggalkan mu sendirian di tengah kondisi mu ini, Kirana." Jawab Jeff membuat Kirana terharu. Dia punya bos yang perhatian terhadap sekretaris nya, meski pun begitu dirinya tak boleh terbawa perasaan apalagi besar kepala dan berpikir kalau Jeff menyukai nya, dia harus ingat kalau Jeff pria beristri.
"Sebaiknya tuan pulang, Nyonya pasti menunggu anda di rumah."
"Ada kecelakaan hebat di jalan BBM jalanan di tutup sementara untu proses evakuasi korban dan kendaraan." Jawab Jeff, tetap menggenggam tangan Kirana sambil mengusap nya.
"Kecelakaan apa Tuan?"
"Kata Pak Amar kecelakaan beruntun parah." Kirana hanya mengangguk sebagai jawaban.
"Kau mau makan sesuatu, Kiran? Aku lihat dari tadi kau belum makan apapun."
"Tidak tuan, saya tidak ingin makan. Sebelum Ibu saya sadar." Jawab Kirana pelan, sambil memilin ujung blouse nya.
"Jangan merusak dirimu sendiri Kiran, kalau Ibu mu tau kau begini, dia pasti akan sangat marah. Makan lah, kalau kau ikut sakit siapa yang akan menjaga ibu mu? Berfikir logis Kiran." Nasehat Jeff.
"T-tapi tuan, mana bisa saya makan disini sedangkan Ibu.." Kirana tak sanggup menyelesaikan ucapan nya, air mata nya keburu luruh membasahi wajah nya.
"Maaf kalau kata-kata ku menyakiti mu Kiran, tapi kau tak bisa begini selamanya. Ibu mu koma Kiran, kita tak tau kapan dia akan bangun. Jadi selama itu kau takkan makan? Pikirkan perasaan ibu mu, juga pekerjaan mu di kantor. Kau harus tetap bekerja, karena aku belum bisa menemukan sekretaris baru."
"Tolong jangan pecat saya tuan.." Sungguh demi apapun, Kirana belum siap jika Jeff memecatnya dari pekerjaan ini
"Kalau begitu menurut lah, aku melakukan ini juga untuk kebaikan mu, Kiran."
"Baiklah tuan, terimakasih."
"Ya sama-sama Kiran, kau ingin makan apa? Biar aku membelikan nya." Tanya Jeff lembut, dia bahkan dengan berani membelai lembut wajah Kirana.
"Mie instan atau mie ayam?"
"Mie ayam saja, jangan terlalu sering makan makanan instan tak baik untuk kesehatan."
"Terserah tuan saja kalau begitu." Jawab Kirana ketus, tadi dia bertanya tapi dia juga yang memutuskan nya sendiri, untung Jeff itu bos nya, kalau bukan sudah pasti dia akan langsung memaki nya.
Jeff tertawa saat melihat wajah Kirana yang nampak seperti menahan ke kesalan nya.
"Baiklah, aku pergi dulu sebentar." Jeff keluar dari ruangan Kirana, entahlah kenapa dia begitu repot dengan perempuan itu, padahal dulu saat bersama Queen, Jeff paling tak suka di repotkan, tapi saat bersama Kirana? Dia malah dengan senang hati melakukan nya tanpa di minta pun dia yang menawari.
Di rumah, Queen sedang menonton televisi di kamar nya dia melihat berita kecelakaan hebat yang membuat jalanan harus di tutup sementara.
"Jalanan di tutup? Ahh suami ku pasti takkan pulang karena terjebak kecelakaan itu." Gumam Queen, dia mematikan televisi dan berusaha tidur. Sudah beberapa hari ini, Jeff jarang pulang dan jarang menemani nya tidur.
"Dimana pun dirimu, aku selalu menunggu mu pulang Mas. Kalau pun kau sedang bersama wanita lain di luaran sana, semoga saja kalian bersenang-senang." Gumam Queen. Dia sadar benar, sebelum vonis yang di berikan dokter, Jeff hampir saja melayangkan surat cerai ke pengadilan, tapi karena vonis penyakit itu membuat Jeff mengurungkan niat nya.
"Jeff, kau pria yang baik. Harus nya aku sadar diri, cinta mu sudah lenyap saat aku menghianati mu. Aku wanita paling bodoh yang sudah menyia-nyiakan pria sebaik dirimu Mas, tapi dengan keadaan ku saat ini menyesal pun tak ada guna nya. Pasti saat ini kau sudah menemukan wanita lain yang lebih bisa membuat mu bergairah dalam menjalani hidup." Gumam Queen, dia ingin menangis tapi ini juga kesalahan nya dulu. Dia tak ingin terlihat lemah, apalagi di depan orang tua dan Jeff.
Dia harus mulai membiasakan diri dengan keadaan nya saat ini, dia tak boleh berharap terlalu banyak tentang suaminya. Karena apa? Sekuat apapun Jeff menahan nafsuu nya, dia tetaplah pria normal yang punya hawa nafssu dan harus di salurkan.
.......
🌻🌻🌻🌻