Sebelum membaca perhatikan umur, ya!
21+
Mantan Tapi Menikah??
Kok bisa?
Meskipun hubungan asmara Marvel dan Celine sudah berakhir, tapi mereka memutuskan tetap menikah. Marvel terpaksa menikahi Celine hanya karena mewujudkan permintaan nenek. Tidak ada yang tahu kalau Marvel dan Celine menikah di atas perjanjian yang tidak tertulis. Hanya satu tahun, sebab Marvel masih menunggu wanita lain yaitu Jeny.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon violla, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MTM 25- Marvel Kecil
25
"Bulan madu," gumam Marvel setelah Harry mengemudikan mobil keluar dari pekarangan rumah. Bisa dipastikan kalau saat ini Celine pasti masih berdiri di depan pintu. Wanita itu akan kembali masuk ke rumah kalau mobil Marvel sudah menghilang dari matanya. Tentu saja Marvel tahu itu dari CCTV yang ia pantau setiap hari.
"Tidak kusangka, aku bahkan selalu mengamati gerakannya. Kenapa aku bisa melakukan itu? Kenapa pikiranku bisa kacau seperti ini? Payah!!!"
Marvel bersandar dan memejamkan mata, ia tidak tahu kenapa Celine bisa memengaruhi dirinya seperti ini, benar ia menikahi Celine atas dasar paksaan nenek, tapi sejujurnya itu ia lakukan juga untuk meyakinkan dirinya tentang arti Celine di hidupnya. Marvel bukan tidak bisa menyimpulkan perasaannya saat ini. Tapi, ia tidak mau merasakan sakitnya dikhianati lagi. Katakanlah, Marvel sudah mulai mencintai Celine, tapi bagaimana kalau Celine berkhianat juga?
"Harry...."
Harry melirik kaca spion yang tergantung di atas kepala. Tuannya itu memanggil tapi kedua matanya masih terpejam dan lihatlah wajah itu tampak kusut sekali. Harry bisa menduga semua ini ada hubungannya dengan Nyonya muda di rumah itu.
"Iya, Tuan."
"Kenapa tidak sekalian besok saja kau menjawab panggilanku? Kau semakin lemban saja, apa, sih yang kau pikirkan belakangan ini?"
"Hanya memikirkan Tuan, tidak yang lain."
Ucapan Harry mampu membuat Marvel membuka mata. Dilihatnya Harry masih fokus mengukur jalanan.
"Kau memang harus memikirkan aku. Dan kau juga yang harus bertanggung jawab atas apa yang terjadi pada diriku. Lihatlah, aku sudah menikah. Kau pasti puas karena aku telah berkorban dan mengabulkan kemauanmu itu!"
'Aku benar-banar sangat ingin memukul kepalanya, kenapa masih menyalahkan aku?' Harry membatin sambil menggelengkan kepala.
"Satu tahun!" Marvel terkekeh seolah ada yang lucu di sana. "Konyol sekali."
"Satu tahun untuk selamanya, Tuan," celetuk Harry yang sebenarnya sudah bosan terus membahas masalah yang tidak pernah mendapatkan jalan keluar.
"Kau ini!" Marvel kesal lalu menendang kursi kemudi. "Belum satu tahun wanita itu mengkhianatiku, nanti. Kau tahu apa alasan utamaku menikahinya?"
"Karena Tuan tidak mau kehilangan Nona Celine lagi."
"Lagi?" Marvel tertawa. "Sejak kapan aku kehilangan dia? Aku hanya penasaran kenapa Celine sangat sombong dan berlagak menjadi wanita baik. Wanita itu selalu saja mendebatku, dia tidak mau disamakan dengan wanita-wanita penggoda di luaran sana, tapi dia memang seperti itu. Aku mau menunjukkan padanya kalau akulah pemenangnya, lihatlah selama satu tahun ini dia ada di genggamanku, jadi itu artinya aku berhak atas dirinya!"
"Lalu bagaimana kalau dalam satu tahun ini Tuan terlambat menyadari perasaan yang Tuan miliki untuk nona? Bagaimana kalau ternyata apa yang Tuan pikirkan tentang Nona Celine tidak terbukti? Bagaimana kalau nanti nona Celine pergi dan tidak akan kembali? Apa tuan sudah siap menjalani hidup dalam penyesalan?"
Perkataan seperti petir di siang bolong itu membungkam mulut Marvel. Sontak Marvel memegang dadanya yang terasa berdenyut nyeri.
"Jangan sampai itu terjadi, Tuan. Jangan menguji kesabaran wanita sabar dan setangguh Nona Celine. Aku yakin kalau Nona Celine benar-benar kecewa dan marah, Tuan pasti sangat kesulitan membujuknya."
Lagi perasaan Marvel menjadi gelisah. Tapi, ia menyangkalnya.
"Tidak akan...."
"Kita lihat saja, nanti." Harry sekilas melirik kaca spion, dilihatnya wajah Marvel tegang tapi matanya sedikit sayu. Sudah jelas Marvel takut kehilangan, tapi Harry pun memaklumi trauma yang dialami Tuannya itu.
***
"Celine, lihatlah ini. Dia lucu sekali 'kan?" Nenek menunjukkan foto anak laki-laki berusia 6 tahun terlihat sedang menangisi ice cream coklat yang jatuh di kakinya. Anak laki-laki itu juga mengeluarkan lidah membersihkan bibirnya yang basah.
Celine mengamatinya dan tertawa. "Ini Ice atau ingusnya? Astaga, dia menjilati ingusnya, Nek?" Celine semakin tertawa membayangkan seperti apa rasanya.
"Jangan tertawa terlalu keras, dia bisa marah kalau kita menertawakannya seperti ini," ucap nenek seperti sedang berbisik.
Celine berusaha menahan tawanya. "Iya, Nek, Maaf. Tapi, ini benar-benar lucu. Sepertinya aku dulu tidak pernah seperti dia. Dia jorok sekali."
Mungkin, Celine lupa kalau hampir semua anak kecil pernah seperti ini.
"Iya beginilah dia. Sebenarnya dia anak manis dan baik. Tapi, semua berubah setelah dia kehilangan kedua orang tuanya. Dan lagi dikhianati orang yang ia kasihi membuat wataknya sangat keras." Nenek mencoba mengingat semampunya.
Celine terdiam dan meraba foto anak ingusan itu. Seperti dia tahu siapa bocah itu.
"Apa ini foto Marvel masih kecil?"
Nenek mengangguk dan mengelus lengan Celine. "Nenek harap, kau bisa sabar menghadapi Marvel dan tolong jangan pernah tinggalkan dia."
***