*Ini adalah lanjutan dari Kultivasi Raja Bayangan, jadi baca dulu jilid pertama sebelum ke novel ini...
Liu Yuwen adalah seorang kultivator jenius yang pernah lahir di dunia, ia mencapai puncak beladiri sampai dijuluki sebagai kultivator tiada tanding karena hampir tidak ada yang bisa mengalahkannya.
Di puncak kekuatannya, Liu Yuwen tidak menyangka ia justru akan tewas oleh sebuah racun yang diberikan adiknya.
Racun itu membuat Liu Yuwen terbunuh, dalam kematianmya rasa marah dan dendam menguasai hatinya karena pengkhianat sang adik, Liu Yuwen berjanji akan membalas kejahatan adiknya jika diberi kesempatan.
Nyatanya kesempatan itu terwujud saat Liu Yuwen terbangun di tubuh seorang anak kecil berusia sepuluh tahun.
Liu Yuwen yang mengerti dirinya hidup kembali tidak menyia-nyiakan kesempatan itu untuk berencana membalaskan dendamnya pada sang adik, meski kekuatan kembali kesemula namun selama dirinya terus berlatih, Liu Yuwen yakin bisa mencapai puncak kekuatannya seperti di kehi
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon secrednaomi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps. 12 — Bunga Anggrek III
Liu Yuwen memasuki wilayah Sekte Bunga Anggrek dengan cara yang lebih baik dari sebelumnya yang menyusup. Sesekali Liu Yuwen tersenyum canggung ketika banyak pasang mata terarah ke padanya, tentu fakta ia pria satu-satunya di sekte tersebut sudah menjadi pusat perhatian.
Para gadis di sekte itu memandang Liu Yuwen dengan cara berbeda, sebagian melihatnya dengan kekaguman sementara sebagian lainnya menatapnya dengan perasaan takut.
Aura pembunuh memang merembes di tubuh Liu Yuwen meski pemuda itu tidak berniat mengeluarkannya. Sesudah membunuh begitu banyak kultivator, aura tersebut cukup pekat dan membutuhkan waktu agar Liu Yuwen bisa menyembunyikan seluruh aura pembunuhnya.
Ji Xiansun membawa Liu Yuwen ke sebuah ruangan yang cukup besar serta menghidangkan beberapa makanan untuknya.
Melihat ada daging, sayur, serta buah-buahan di meja makan, perut Liu Yuwen mendadak berbunyi dan meminta untuk diisi.
Tanpa sungkan, Liu Yuwen memakan hidangan itu dengan lahap.
Ji Xiansun serta beberapa Tetua yang ikut semeja dengan Liu Yuwen saling berpandangan, melihat Liu Yuwen begitu lahap makan, mereka jadi ragu untuk memulai percakapan.
"Senior, masalah tentang artefak, bagaimana baiknya yang harus kami lakukan sekarang?" Ji Xiansun membuka suara.
Sumpit Liu Yuwen terhenti, ia sedikit terkejut Ji Xiansun akan langsung membahas topik ini mengingat baru beberapa menit lalu mereka memukul mundur pasukan aliansi aliran hitam.
Setelah dipikir-pikir kembali, masalah artefak ini memang harus dibahas secepat mungkin mengingat sebab benda tersebut, Sekte Bunga Anggrek jadi dalam bahaya.
"Mungkin saranku cukup berat untuk kalian pilih tetapi menurutku, sebaiknya kalian berikan artefak tersebut pada seseorang atau sebuah kelompok agar sekte kalian tidak lagi diincar aliran hitam." Jawab Liu Yuwen sambil memasukan daging ke mulutnya.
"Senior, ini..."
Ji Xiansun tampak kesulitan menerima saran tersebut, para Tetua juga tak kalah keberatan.
"Kalian harus memilih, keamanan sekte atau memiliki artefak. Seharusnya kalian sadar, tanpa kekuatan yang cukup, artefak itu tidak lebih dari benda kutukan."
Selama beberapa waktu terakhir, hidup Liu Yuwen jadi lebih terancam ketika memiliki artefak misterius tersebut bahkan hampir merenggut nyawanya, hal ini menunjukkan begitu berharganya artefak itu di dunia persilatan.
Ji Xiansun melirik para Tetuanya, sebagian dari mereka menggelengkan kepala sementara sisanya mengangguk, menyetujui saran Liu Yuwen.
Ji Xiansun memijat kepalanya, sebagai Matriark dua keputusan ini sangat sulit dipilih olehnya.
Sebelum menemukan artefak, Sekte Bunga Anggrek hanya sekte menengah aliran netral yang biasa saja namun keadaan jadi berubah ketika sektenya menemukan benda mistis tersebut.
Dalam waktu yang kurun singkat, artefak itu mampu meningkatkan kekuatan sektenya secara signifikan, bahkan Ji Xiansun bisa mencapai kekuatannya yang sekarang berkat artefak tersebut.
Liu Yuwen tersenyum kecil, ia memberitahu Ji Xiansun agar tidak buru-buru mengambil pilihan sebab keputusan wanita itu akan menentukan nasib sektenya di masa depan.
Ji Xiansun berterimakasih, ia memang harus berpikir lama mengenai masalah ini.
***
Sekte Bunga Anggrek menutup pintu masuk yang biasanya terbuka ketika acara lamaran, sebab penyerangan aliran hitam sebelumnya, sekte itu berencana untuk menutup diri selama beberapa waktu.
Liu Yuwen diberi sebuah tempat tinggal oleh Ji Xiansun, wanita tersebut sadar Liu Yuwen telah melakukan pertarungan berat hari ini yang pasti menguras banyak qi'nya.
Liu Yuwen memang mengambil kesempatan itu untuk memulihkan qi'nya kembali, selama tiga hari ke depan ia mengurung diri dan berfokus mengumpulkan qi, Liu Yuwen harus dalam kondisi primanya mengingat hanya soal waktu Sekte Bunga Anggrek akan diserang lagi.
"Mengingat kondisi dunia persilatan di kekaisaran ini, tidak hanya aliran hitam, mungkin aliran putih juga akan kesini jika mengetahui tentang artefak itu..." Liu Yuwen menggelengkan kepala, ia hanya berharap Ji Xiansun bisa berpikir jernih mengenai perkara ini.
Liu Yuwen keluar dari kediamannya sesudah pagi hari, ia berencana menemui Ji Xiansun untuk membahas aliansi aliran putih yang kemungkinan besar akan berusaha merebut artefak tersebut jika mereka telah mengetahuinya.
"Matriark sedang melakukan rapat darurat Senior, apakah aku harus menyampaikan ini padanya sekarang?"
Ketika Liu Yuwen membuka pintu, sudah ada dua gadis yang berdiri di depan kediamannya.
"Rapat darurat?"
"Benar Senior, katanya beliau sedang membahas sesuatu yang rahasia dengan para Tetua."
Liu Yuwen mengangguk pelan, ia merasa tidak boleh menganggu Ji Xiansun apalagi ketika menyangkut masalah privasi sekte mereka.
"Aku bisa bertemu Matriark Ji setelah rapat..." Jawab Liu Yuwen sesudahnya. "Selama menunggu, apa aku boleh berjalan-jalan disekitaran sini."
Liu Yuwen merasa jenuh sesudah tiga hari di kamarnya, melihat susana sekte itu yang asri, ia mungkin bisa sedikit berjalan-jalan untuk menyegarkan pikirannya kembali.
"Ah, itu..." Gadis itu melirik temannya, terlihat ragu untuk menjawab permintaan Liu Yuwen sementara gadis yang dilirik tampak dilema.
"Tentu saja Senior, tetapi untuk beberapa alasan kami harus ikut bersama anda." Jawab gadis itu dengan hati-hati, berusaha agar tidak menyinggung perasaan Liu Yuwen.
Liu Yuwen mengangguk, tidak masalah, ia tentu mengerti alasan dua gadis itu berkata demikian yang tak lain karena lingkungan di sekte ini di buat hanya untuk perempuan.
Jika Liu Yuwen jalan-jalan sendiri, bisa saja pemuda itu datang ke tempat yang salah, apalagi di beberapa lokasi ada pemandian air panas di sekte ini, banyak perempuan yang biasanya berendam di sana. Dua gadis ini akan memastikan Liu Yuwen tidak salah jalan ke tempat seperti itu.
Dalam waktu singkat, Liu Yuwen sudah menjadi pusat perhatian para gadis di Sekte Bunga Anggrek saat melihat pemuda itu berjalan disekitaran mereka.
Mengecualikan tindakan Liu Yuwen tiga hari kemarin, wajah Liu Yuwen yang tampan sebenarnya cukup menarik perhatian mereka.
Liu Yuwen menyadari tatapan itu tetapi ia memilih mengabaikannya, "Membuat sekte di hutan bambu seperti ini, berapa lama kalian bisa membuatnya?" Perhatian Liu Yuwen saat ini tertuju pada pemandangan sekte tersebut.
"Um, masalah itu kami tidak tahu persisnya Senior, dibandingkan yang lain, kami masih dikatakan baru sebagai murid Sekte Bunga Anggrek." Jawab dua gadis yang mengikuti Liu Yuwen.
Liu Yuwen memangut-mangut kepala, ketiganya terus berjalan mengelilingi sekte yang seluas kota tersebut sampai langkah Liu Yuwen terhenti ketika berada di sebuah sungai.
Perhatian Liu Yuwen teralihkan pada seorang gadis yang sedang duduk bermeditasi di batu besar tak jauh dari sungai itu sambil memejamkan matanya dengan damai.
Gadis itu memakai gaun yang serba hitam, tampak mencolok dibandingkan gaun yang biasa di pakai oleh anggota di sekte ini yang kebanyakan berwarna cerah. Wajah gadis itu sangat menawan, memancarkan aura ketenangan bagi siapa yang memandangnya.
Warna kulitnya yang seputih susu tampak kontras dengan gaun hitam yang dikenakannya, dibandingkan yang lain, gadis itu memiliki kecantikan di level berbeda dengan kebanyakan gadis di sekte ini.
Bibir manis gadis itu berwarna hitam begitu juga dengan rambutnya yang sebahu, ketika mata gadis tersebut terbuka, terlihat mata hitamnya yang cemerlang dan juga mempesona.