NovelToon NovelToon
Anak Bos Yang Kabur

Anak Bos Yang Kabur

Status: tamat
Genre:Duda / CEO / Anak Genius / Cinta Seiring Waktu / Tamat
Popularitas:3.6M
Nilai: 4.8
Nama Author: Lisa

Seorang bocah ikut masuk dalam mobil online yang di pesan Luna tanpa ia sadari karena mengantuk. Setelah tahu bahwa ada bocah di sampingnya, Luna ingin segera memulangkan bocah itu, tapi karena kalimat bocah itu begitu memilukan, Luna memilih merawat bocah itu beberapa hari.

Namun ternyata pilihannya merawat bocah ini sementara, membawa dampak yang hebat. Termasuk membuatnya berurusan dengan polisi bahkan CEO tempatnya bekerja.

Bagaimana kisah Luna membersihkan namanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lisa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 17

Semua cerita kabur Elio akhirnya selesai, meskipun tidak tahu bagaimana nantinya. Namun yang penting sekarang adalah Ian bisa membawa putranya pulang meski akhirnya ada kesepakatan di antara mereka berdua.

 

Elio yang duduk di depan bersama Danar, tertidur. Ini sudah lewat jam malam bocah ini. Wajar saja ia langsung terlelap saat masuk ke dalam mobil. Ian sudah mengajak bocah itu untuk duduk di belakang dengannya, tapi bocah itu menolak karena ada Naura. Ian tidak bisa membantah.

 

“Untung saja bibi pengasuh telepon, kalau tidak, kamu akan kebingungan mencari kemana-mana anak ini,” kata Naura memulai percakapan di dalam mobil dengan pria ini.

 

Ian menghela napas.

 

“Sebenarnya tadi, kenapa kamu menyetujui saat bibi pengasuh telepon dan bilang kalau Elio ingin kabur ke rumah karyawan mu itu? Bahkan meminta bibi pengasuh untuk mengantarkannya sampai rumah perempuan tadi. Lalu membiarkan Elio mengira kalau dia kabur tanpa sepengetahuan kita?” tanya Naura penasaran.

 

Elio ke rumah Luna tidak sendirian. Dengan bantuan bibi pengasuh, Elio akhirnya bisa sampai di rumah Luna. Setelah sampai dan menekan bel, bibi pengasuh ijin pulang.

 

Semua gerak-gerik Elio ternyata sudah di pantau Ian. Karena drama kabur yang sekarang di lakukan Elio adalah skenario pria itu.

 

“Aku hanya ingin dia tidak kemana-mana. Tidak ke tempat lain yang aku tidak tahu. Jadi aku harus bisa menahan Elio di sana,” terang Ian.

 

“Jadi kamu sudah hapal rumah karyawan mu itu?” tanya Naura menyindir.

 

“Elio pernah kabur sebelumnya, dan aku menemukan dia di rumah itu. Jadi aku tahu itu rumah karyawan ku, setelah kejadian itu,” jelas Ian. Naura menghela napas. Ada nada kesal di sana.

 

“Kamu kan bisa menyuruh bibi untuk mencegahnya kabur, bukan justru menuruti Elio. Dengan begitu, kita tidak perlu bermain sandiwara dan menjemputnya ke rumah itu,” kata Naura ngeri. Dia masih ingat rumah kecil yang jauh dari kata mewah itu. “Mungkin dengan begitu, kita bisa makan malam dengan tenang, sayang ...”

 

"Jadi menurutmu, putraku menjadi penyebab makan malam kita gagal?" tanya Ian mengerutkan kening.

 

"Oh, bukan begitu sayang." Naura segera meralat kata-katanya. Ia mendekat pada Ian sambil mengelus dada pria ini. Mendadak obrolan ini kaku. Naura salah bicara. "Bukan begitu maksudku. Tidak mungkin aku berpikir begitu."

 

Ian diam. Lalu dia membuang muka seraya menghela napas kesal. Naura meringis di dalam hati. Ian tidak marah, tapi pria ini diam setelah membuang muka melihat jalanan dan tidak mengatakan apa-apa. Itu justru lebih mengkhawatirkan.

 

Sementara itu Danar, sesekali membetulkan kepala Elio yang menunduk karena terlelap di depan.

 

...***...

 

Mobil sudah sampai di halaman rumah Ian. Awalnya Danar ingin langsung menggendong bocah tengil itu masuk ke dalam dan menidurkannya, tapi Ian memberi kode bahwa dia sendiri yang akan menggendong bocah itu menuju ke kamarnya.

 

Naura mengekor di belakang Ian. Sementara Danar ke dapur. Ia yang harus datang ke tempat Ian dan kekasihnya makan malam dengan segera, belum sempat makan. Jadi ia akan minta makan sebentar ke bibi pelayan rumah ini.

 

"Kalau boleh tahu, apa yang sebenarnya kalian bertiga bicarakan?" Naura ingin tahu saat Ian sudah menidurkan bocah itu di atas ranjang. Jika ingat hal itu rasa kesalnya memuncak.

 

"Tentang Elio."

 

"Hanya itu?" Kedua alis Naura bertaut. Dia tidak percaya.

 

"Ya. Apa yang kamu pikirkan?" tanya Ian menoleh cepat.

 

"Tidak." Naura membenarkan raut wajahnya. "Sedikit aneh jika Elio tiba-tiba mau di ajak pulang. Padahal awalnya ia sangat menentang di ajak pulang oleh kamu. Bahkan dia meminta kamu mengusirku."

 

Akhirnya mereka duduk di sofa. Naura mengikuti Ian yang duduk terlebih dahulu.

 

"Tidak aneh. Kami anak dan orang tua. jadi tidak aneh jika aku berhasil membuat putraku berubah pikiran dan pulang," kata Ian. Naura mengangguk pada akhirnya.

 

"Naura, sepertinya kita tunda dulu pesta pertunangan kita." Tiba-tiba saja Ian mengatakan sesuatu yang membuat Naura sangat terkejut.

 

"T-tunda? Maksudnya batal?" tanya Naura terbata. Dia sedikit gemetar juga saat bicara. Ini seperti sudah membuatnya terguncang.

 

"Ya. Aku rasa semuanya belum siap untuk mengumumkan kita bertunangan," kata Ian tegas. Bola matanya tidak bergetar saat bicara. Itu menandakan bahwa ia tidak berbohong. Yang di katakannya barusan serius.

 

"Belum siap? Apa yang belum siap, Ian?" Kening Naura mengerut.

 

"Semuanya."

 

"S-semuanya? Semuanya bagaimana Ian? Bukankah kita akan bertunangan dan berlanjut ke pernikahan?”

 

“Ya. Rencana awal memang seperti itu, tapi "Ternyata, banyak yang harus di perhatikan Na." Ian memberi penjelasan.

 

"Kenapa kamu tiba-tiba bilang banyak yang harus di perhatikan? Ini aneh Ian. Ini aneh." Naura langsung berdiri sambil menggerakkan tangan menutupi wajahnya sesekali. Ungkapan Ian soal tidak jadi menikah sungguh membuatnya frustasi.

 

“Tidak ada yang aneh. Aku hanya ingin bersiap-siap dulu,” ralat Ian.

 

“Padahal kita sudah membahas soal itu beberapa hari yang lalu. Bahkan kamu bilang akan segera melangsungkan pernikahan setelah mengumumkan pertunangan kita. Kamu setuju begitu juga aku. Lalu kenapa tiba-tiba kamu bilang kalau semuanya belum siap?" Naura mengerutkan kening dan tampak tidak terima dengan pengakuan Ian soal tanggal pernikahan mereka yang gagal.

 

“Ini semua memang tiba-tiba, tapi ini penting Na,” jelas Ian.

 

"Aku tahu, pasti ada sesuatu yang terjadi. Yang mana kamu mulai ragu untuk menikahi ku. Katakan Ian, apa?" tanya Naura panik. Ia memegang keningnya sendiri.

 

"Aku tidak bisa melakukan pernikahan jika putraku seperti itu, Naura," ujar Ian.

 

"Putramu? Apa yang di katakan Elio? Kenapa kamu langsung berpikir untuk menunda?" cecar Naura tidak sabar.

 

"Dia masih belum menerima kamu," ungkap Ian. Naura membuang muka dengan setengah menggeram. Ia tidak tahu akan ada satu hal lagi yang membuatnya gagal untuk menjadi istri duda kaya dan tampan ini. Rupanya langkahnya masih sulit. Tidak semudah yang ia bayangkan.

 

“Kamu tidak berpikir untuk mengabaikan surat wasiat dari Mina, kan?” Naura mengingatkan lagi soal wasiat dari mendiang istri Ian.

 

“Entahlah,” sahut Ian yang langsung membuat Naura membeku. Juga menggertakkan gigi-giginya tanpa suara. Perempuan ini sangat geram mendapat jawaban tidak pasti dari Ian. Takut kemungkinan pernikahan tidak akan pernah ada, Naura mencoba menghela napas. Perempuan ini menenangkan dirinya sendiri.

 

“Oke. Mungkin kamu masih perlu beristirahat malam ini karena lelah dengan Elio. Mungkin juga tadi siang pekerjaan mu banyak, jadi pikiranmu masih kalut karena kelelahan. Sepertinya aku harus membiarkan kamu beristirahat malam ini dengan cepat. Baru kita bertemu lagi dan membicarakan ini.” Naura mengambil keputusan sendiri dengan pura-pura bijak. Dia sangat panik.

...____...

1
Okto Mulya D.
Hmm duren satu ini sudah ngga kuku..udah lanjut nikah aja
Okto Mulya D.
Hahaha ampun dehh kalau sudah cinta perjalanan jauh tetap ditempuh..bukan gitu Ian
Okto Mulya D.
Ian kemana wae atuhhh
Okto Mulya D.
hahaha maksudnya apa coba .
Okto Mulya D.
wahhhhh interogasi lagi dehh
Okto Mulya D.
mencicipi sop buntut Luna
Okto Mulya D.
Ternyata Mamanya Ian agak keras hati juga yaa
Okto Mulya D.
Hahaha ternyata dibuntuti sama pak Ian makan siangnya, mainnya kurang jauhhh sihh Lun
Okto Mulya D.
hahaha menginap di rumah calon suami duren..
Okto Mulya D.
ngantuk berat rupanya..Elio
Okto Mulya D.
Luna si DuRen sedang ngebet banget cepat² halalin kamu
Okto Mulya D.
sekarang posisinya terbalik .
Okto Mulya D.
si Karin udah kaya wartawan aja tanya detail bangettt..
Okto Mulya D.
Ngomongin Mina terus jadi cemburu..pak Ian
Okto Mulya D.
Ian sudah test DNA rupanya..
Okto Mulya D.
yahhh belum selesai ngorek keterangan tuhh pintu sudah kebuka
Okto Mulya D.
Bagusss..Ian sudah bawa security.
Okto Mulya D.
Waduh ruwet dahhh, Elio anak si Yuda..kasihan anak ituuu
Okto Mulya D.
yahhh...amatiran kalah donk dengan yang sudah profesional..
Okto Mulya D.
haduehhhhh Yuda pura² mabuk kayaknya, dia pun bukan orang yang mudah dikadalin..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!