[Karya Asli Penulis]
Additional Genre: Romance
Update Setiap Hari.
Setiap 100 like = bonus +1 Chapter
Estimasi Total Chapter: 1000
___
Lior Rivendell, seorang pemuda biasa yang tiba-tiba menemukan dirinya bertransmigrasi di dunia kultivasi bersama dengan plug-in game yang dia unduh sebelumnya.
Menemukan bahwa dia dapat melakukan Gacha Tak Terbatas melalui plug-in tersebut, Lior segera mencapai puncak dunia kultivasi dalam waktu yang tak terbayangkan!
Pada hari pertama, dia mendapatkan:
[DING! Selamat Host telah mendapatkan Loot, 'Ketampanan Immortal Tak Terukur' Tier Legendaris!]
Hari kedua, dia mendapatkan:
[DING! Selamat Host telah mendapatkan Loot, 'Konstitusi 9 Pedang Surgawi' Tier Mitos!]
Hari ketiga, dia mendapatkan:
[DING! Selamat Host telah mendapatkan Loot, 'Prajurit Elf Menawan' Tier Legendaris!]
Ketika dia mencapai puncak dunia kultivasi hanya ada satu hadiah yang menantinya:
[Selamat Host telah mendapatkan Loot, 'Pencipta Seluruh Alam Semesta']
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DimensionalEater, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hanya Seonggok Third-Rate Villain
Suasana menjadi canggung.
Lior menutup matanya dan menyalahkan dirinya yang bodoh.
Bukankah seharusnya dia meminta izin sebelum menyentuh tubuh seseorang? Apalagi menyentuh rambut wanita yang adalah mahkota bagi mereka.
Tidak sopan.
Dia ingin menggali lubang dan sembunyi didalamnya sekarang.
"... Terimakasih." Irielle berkata dengan malu-malu, saat dia menoleh dan menatap mata Lior dengan berkaca-kaca.
"Ya?"
Irielle terbang dengan cepat kearah Mei Yanyan dan Luo Ren berada.
"..."
'Apakah dia marah?'
Faktanya, Lior tidak pernah mengharapkan cinta sebuah pasangan begitu dia bertransmigrasi ke dunia ini.
Bukan karena dia naif ataupun pecundang, dia hanya ingin bertahan hidup semaksimal mungkin sebelum mencapai puncak kultivasi.
Apakah akan berbeda jika dia memiliki atau tidak memiliki cheat?
Jika dia tidak memiliki cheat Infinite Gacha System, mungkin dia hanya akan menjadi seorang pedagang dengan memanfaatkan pengetahuan dunia modern nya.
Paling-paling, dia akan meminta alkemis untuk membuatkan pil panjang umur setiap tahunnya agar tidak mati lebih cepat.
"Hmm?"
Sesuatu yang asing telah bergerak dalam persepsi spiritual nya.
Lior terbang menghampiri nya sesuai dengan apa yang dia rasakan melalui persepsi spiritual.
Tempat yang ia tuju tidak jauh dari tempat dimana mereka mendarat, yaitu tepat didepan arena duel.
"Apakah disini?"
Energi spiritual segera menghantam tanah di bawah Lior, setelah menggali selama lima menit, sebuah cahaya muncul dari dalam tanah.
Lior segera menariknya keluar dari tempatnya, dengan suara "bling", cahaya yang menyilaukan hampir membutakan matanya.
"... Sebuah cawan?"
Cawan yang aneh, tiba-tiba saja energi yang terkandung didalamnya menghilang seperti tidak pernah ada sebelumnya.
Apakah benda ini bercanda pada dirinya?
Tapi, sesuatu yang menarik terlihat dari dalam cawan.
"Apa ini? Peri???"
'Fuck, tidak ada peri di dunia kultivasi!'
Meskipun hanya terlihat seperti kunang-kunang malam, benda ini tidak dapat membohongi persepsi Lior.
Melihatnya begitu redup, Lior buru-buru menginfus energi spiritual kedalam cawan tersebut.
Rune-rune Taois yang membentuk lapisan pelindung dalam artefak tersebut mulai menyala secara perlahan.
Mekanisme pertahanan asli dari artefak ini dipulihkan dalam kecepatan yang dapat dilihat oleh mata telanjang.
Peri dalam cawan berkedip-kedip dengan lemah, Lior merasakan tanda-tanda kehidupan yang lemah darinya.
"Ada yang aneh..."
Peri ini seharusnya dalam keadaan mati sebelumnya, tapi begitu cawan diperbaiki dan mendapatkan nutrisi, Peri ini mulai menunjukkan kelahirannya kembali.
".... Kenapa Aku selalu mendapatkan benda aneh disini?"
Eh, tapi siapa tahu benda ini akan sangat berguna seperti Pasak Jiwa. Walaupun penggunaannya dinilai sembarangan, nyata nya Pasak Jiwa dapat menjadi katalis resonansi antara diriku dengan Irielle.
Lior terus bergumam dalam benaknya, hingga dia tidak sadar bahwa sebuah bayangan telah turun dari pintu tempat dia turun ke reruntuhan ini.
Tidak hanya satu, atau dua, jumlah mereka terus bertambah hingga mencapai lebih dari sepuluh orang.
Mereka berbisik satu sama lain, dan mengambil kesimpulan untuk bertanya pada pemuda tampan didepan mereka.
"Sekarang, kami akan memberimu dua pilihan... Menyerah, atau mati!"
Sayangnya, tidak ada reaksi dari pihak lainnya.
Satu menit kemudian.
Lior menyebarkan persepsi spiritual nya, dan dia menemukan keberadaan seseorang di atasnya.
Dia mendongak dan menemukan sepuluh Kultivator yang sedang terkapar dengan lemah diatas arena duel.
"???"
Bingung, dia segera naik dan melihat pembantaian kejam.
Darah mengucur dimana-mana, dan bahkan ada banyak sekali anggota tubuh yang terlepas.
"Astaga, apa yang terjadi?! Hish, semoga jiwa kalian tenang dan dapat terlahir kembali..."
Lior mengatupkan kedua tangannya dan berdoa singkat.
"... K-kami belum mati... bajingan..."
Tangan salah satu Kultivator yang sekarat terangkat ke udara dengan gemetar.
"Bahaya! Kultivator zombie seperti mu harus mati!"
"Kuack?!"
Kaget, Lior menendang wajah Kultivator tersebut dengan kejam hingga membuat hidungnya penyok.
Darah kental sekali lagi tercurah diatas arena, Lior terus melanjutkan dan mulai menginjak-injak kepalanya hingga tak berbentuk.
"Tenang saja, Aku akan menyisakan rahang bawah mu agar kau masih bisa makan di masa depan."
Tapi, apa gunanya rahang bawah jika bahkan otaknya sudah hancur terlebih dahulu?
Warna merah menodai pakaian Lior, apalagi sepatu kanannya yang penuh dengan warna merah.
Lior merasakan tatapan dari tengah arena duel, dia menoleh hanya untuk menemukan Mei Yanyan, Luo Ren, dan Irielle yang terkejut.
Bahkan dia merasakan aura dari orang asing yang sedang dihadapi oleh kawan-kawan nya.
Dia buru-buru menggaruk kepalanya seolah tidak tahu apapun.
"Ah, apa yang kalian lakukan disini? Oh tenang saja, Aku akan bersih-bersih dibagian sini."
Sembilan Kultivator sekarat: ?!?!?!
Orang asing: !!!!!!
Mei Yanyan: ??????
Luo Ren: ??????
Irielle: ??????
"Pffft, Hahahahaha! Lucu, lucu sekali! Kau membuatku tertawa, jenius Sekte Pedang Langit!"
"Terimakasih jika itu menghibur mu."
"..."
Orang asing itu adalah tuan muda dari Kota Langhe, penampakannya yang bak emas saat ini diwarnai pucat karena balasan Lior yang tak terduga.
Dia merasa seperti sedang memukul kapas dan tidak lagi mencemooh Lior.
Akan tetapi, pandangannya berubah ke Mei Yanyan, Luo Ren, dan Irielle.
"Apakah kalian memiliki alasan untuk dijelaskan kepada ayahku untuk membunuh penjaga yang dia tempatkan kepadaku? Akan kupastikan kalian membayar harga yang setimpal!"
"Ayahmu? Siapa dia? Tidak, tunggu... siapa kamu?" Luo Ren bertanya dengan remeh, dan diakhiri dengan nada serius diakhir.
"..."
Serius? Apakah dia juga adalah orang idiot seperti jenius sekte itu???
Dia meninggikan postur tubuhnya dan memperkenalkan dirinya dengan penuh kebanggan.
"Aku adalah Jin Yuanzhi, Tuan Muda kedua dari Kota Langhe, Kota tempat kalian saat ini berada!"
Jin Yuanzhi berharap dengan perkenalan ini, para Kultivator biasa ini akan sedikit takut terhadapnya.
Tapi, reaksi mereka tidak sesuai dengan apa yang dia harapkan.
"Psst, psst. Yanyan, tahukah kamu siapa dia?" bisik Luo Ren dengan nada rendah.
Yanyan berpikir dengan keras sebelum mendapatkan kesimpulan, "Tidak tahu, Yanyan tidak pernah peduli dengan urusan kota-kota yang berada dibawah kendali sekte."
"Setidaknya kau pasti tahu tentang pemilik kota ini, kan?" kata Irielle dengan tenang.
"Tidak tahu dan tidak kenal."
Asap mengebul dari kepala Jin Yuanzhi, meskipun mereka bisik-bisik, apakah menurutmu hal ini akan berpengaruh pada pendengaran seorang Kultivator.
Penghinaan! Ini adalah penghinaan kepadanya!
"Kalian... kalian! Akan kuingat kalian semua! Jangan harap bisa keluar dari kota ini dengan aman!"
Dia berbalik dan terbang kembali menuju permukaan.
Sebelum dia sempat terbang, sebuah suara penuh dengan dendam terdengar dalam telinganya.
"Kau pikir Aku akan membiarkanmu kabur begitu saja?"
Rune Taois terkumpul dalam benak Lior dan tersebar melalui sekitar kakinya dan mengunci pergerakan Jin Yuanzhi.
"Apa?! Kau!"
Lior tersenyum sinis dan menatapnya dengan dingin.
"Hanya seorang third-rate Villain tidak berhak untuk kabur dari tangan sang Protagonis!"