NovelToon NovelToon
Balas Dendam Atas Lukaku

Balas Dendam Atas Lukaku

Status: tamat
Genre:Komedi / Tamat / Janda / Selingkuh / Romansa / Penyesalan Suami
Popularitas:23.6M
Nilai: 4.7
Nama Author: Gadisti

Balas Dendam seorang istri yang tersakiti.


Mentari tidak menyangka jika suami yang di cintainya selama ini ternyata berselingkuh dengan sahabatnya sendiri. Perlahan rasa cinta itu mulai hilang dan berubah menjadi kebencian. Balas dendam adalah jalan satu-satunya untuk membalaskan rasa sakit yang di rasakan oleh Mentari selama ini.

Di sisi lain, Jhonatan Alfarizzy pria berusia 31 tahun, laki-laki masa lalu Mentari datang kembali dalam kehidupannya. Laki-laki yang begitu mencintainya dan laki-laki yang rela melakukan apa pun untuk mendapatkan Mentari, perempuan yang sudah lima tahun pergi meninggalkannya tanpa mengucapkan sepatah kata pun.


Cerita ini tidak menarik, cerita yang membosankan dan bikin darah tinggi. Untuk yang penasaran, silahkan di baca ya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gadisti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sampai jumpa besok

"Lepaskan brengsek!" Geram Mentari sambil berusaha untuk mendorong tubuh Jhon dan melepaskan dari dari pelukannya.

"Tidak akan. Mentari aku sangat merindukanmu, jangan pernah pergi lagi dari kehidupanku." Ucap Jhon mempererat pelukannya membuat Mentari semakin kesal dan juga marah.

"Laki-laki ini sungguh tidak waras." Batin Mentari dengan tangan terkepal kuat. "Sebaiknya aku tenang dulu, cari cara agar dia mau melepaskan aku." Mentari kembali membatin sambil memutar otaknya, berpikir bagaimana caranya agar Jhon mau melepaskan dirinya.

"Kamu ingin penjelasan? Baiklah aku akan menjelaskannya, tapi tolong lepaskan aku dulu." Ucap Mentari dengan nada suara yang terdengar halus dan lembut. "Ini cara Satu-satunya agar dia mau melepaskan aku." Batinnya dengan hembusan nafas beratnya.

Seketika Jhon langsung melepaskan pelukannya, ia menatap lekat wajah cantik Mentari, tangannya terulur dan menyentuh wajah itu. Mentari hanya diam, ntah mengapa ada perasaan sedikit femiliar ketika Jhon menyentuh wajahnya. "Katakanlah, Mentari."

Mentari kembali menghembuskan nafas beratnya, ia menatap Jhon kemudian berkata. "Besok kita bertemu lagi di sini. Dan aku akan memberikan penjelasan kepadamu."

"Tidak! Aku ingin mendengarnya sekarang." Tegas Jhon membuat Mentari kembali menghela nafas beratnya.

"Tuan, apa kamu tidak melihat jam berapa sekarang? Ini udah hampir petang dan aku harus segera pulang. Jika kamu ingin mendengar penjelasanku, aku harap kamu mau membiarkanku untuk pulang ke rumahku sekarang."

Jhon mengusap wajahnya kasar, ia tentu saja tidak mau melepaskan Mentari begitu saja, namun ketika melihat dan mendengar nada bicara Mentari yang menurutnya sangat asing, Jhon pun akhirnya berpikir untuk melepaskan Mentari. "Baiklah, aku akan membiarkanmu pergi, dan kamu harus menepati janjimu. Berikan aku nomor ponselmu."

Tanpa menunggu lebih lama lagi, Mentari pun langsung memberikan nomor ponselnya kepada Jhon. "Kalau begitu aku pulang dulu." Pamit Mentari setelah ia selesai memberikan nomor telponnya kepada Jhon.

Jhon kembali memeluk Mentari, ia masih begitu merindukan perempuan itu, Mentari hanya diam, percuma saja ia melawan, toh tenaga Jhon jauh lebih kuat di bandingkan dengan dirinya. "Sampai ketemu besok, Mentari. Jangan berpikir untuk lepas dariku lagi." Bisiknya membuat bulu kuduk Mentari meremang seketika.

Jhon melepaskan pelukannya, lalu setelah itu, Mentari pun langsung pergi melangkahkan kedua kakinya menuju parkiran mobilnya.

"Aku tidak akan pernah melepaskanmu lagi, Mentari. Penjelasan apapun yang akan kamu berikan kepadaku, aku tetap akan menerimanya. Dan aku akan membuatmu kembali lagi kepadaku. Jadi, jangan berpikir untuk pergi lagi dari kehidupanku." Batin Jhon sambil menatap mobil Mentari yang sudah melaju dengan kecepatan sedang.

Setelah mobil Mentari menghilang, Jhon pun kembali masuk ke dalam mobilnya. "Antar aku ke rumah." Perintah Jhon kepada Egi yang sedari tadi hanya menanton dari dalam mobil.

"Anda tidak jadi masuk ke cafe itu, bos." Tanya Egi sambil mengerutkan keningnya menatap bosnya melalui kaca spion mobil, seolah-olah ia tidak melihat kejadian bosnya yang memeluk paksa seorang perempuan tadi.

"Tidak! Antar saja aku ke rumahku." Ucap Jhon di iringi dengan hembusan nafas beratnya.

"Baik bos."

Egi mulai melajukan kendaraannya dengan hati-hati. Sementara Jhon kembali mengingat pertemuannya dengan Mentari tadi.

***

Mentari menjatuhkan tubuhnya di atas sofa, ia kembali mengingat kejadian tadi sore ketika Jhon tiba-tiba datang kepada dirinya. Mentari benar-benar sangat penasaran siapakah Jhon sebenarnya? Apakah dia mengenal laki-laki itu? Dan kenapa tatapan mata laki-laki itu begitu mendalam? Beberapa pertanyaan-pertanyaan terus saja berputar di otak kecilnya.

"Siapa dia sebenarnya? Kenapa aku merasa sangat femiliar ketika dia menyentuh wajahku? Apakah kita benar-benar saling mengenal di masa lalu?" Batin Mentari bertanya-tanya.

"Jika aku ingin mengetahui jawabannya, maka aku harus bertanya langsung kepada laki-laki itu. Tapi, untuk apa aku mengetahui masa laluku dengan laki-laki itu? Bukankah sekarang aku sudah menikah? Argh terserahlah, aku bisa gila kalau terus memikirkannya. Sebaiknya aku tidur dan melupakan semua kejadian tadi sore." Mentari kembali membatin sambil beranjak dari sofa itu, ia berniat untuk pergi ke tempat tidurnya, namun niatnya terhenti ketika ponselnya bergetar menandakan bahwa adanya pesan masuk untuk dirinya.

"Nomor tak di kenal? Ini pasti nomor laki-laki itu." Ucap Mentari ketika melihat pesan masuk dari nomor tak di kenal.

*Aku berharap kamu tidak mengingkari janjimu, Mentari. Kalau sampai kamu mengingkarinya, kamu sendiri yang akan nanggung akibatnya.*

Mentari tersenyum ketika ia membaca pesan tersebut, sepeertinya laki-laki itu sangat takut jika Mentari mengingkari janjinya besok, namun bukan Mentari namanya jika ia harus mengingkari janjinya sendiri, Mentari juga sangat penasaran dengan laki-laki itu, meskipun ia sadar kalau dirinya sudah menikah, tapi ntah mengapa ia sangat ingin mengetahui masa lalunya dengan laki-laki itu.

Menikah? Mentari kembali tersenyum ketika ia mengingat pernikahannya yang sudah ternodai oleh pengkhianatan suaminya itu. "Aku terlalu naif, kenapa aku harus mengingatkan diriku tentang pernikahan ini? Pernikahan yang sebentar lagi akan hancur karena pengkhianatan suamiku dan sahabatku sendiri. Bahkan saat ini mereka sedang bersenang-senang tanpa memperdulikan perasaanku. Jadi untuk apa aku memikirkan pernikahan ini?" Ucap Mentari dengan tangan terkepal dengan kuat menahan amarah yang kian menggunung.

Bersambung.

1
Titin Andien
ibu nya Alex edan
Titin Andien
mamah Liza bijak aku sukaas
Gupron Gupron
prasaan banyak bacot doang anjink
Wahyu Kasep: bener banget
total 1 replies
maria handayani
/Facepalm/
Nada dwi Yuandira
Luar biasa
arniya
luar biasa kak
~Ni Inda~
Gmn cara mendeteksi orang seperti ini....seolah sahabat padahal musuh penuh racun
Rina Delfita
Luar biasa
Sapna Anah
yeees mentari yg terbaik 💪💪💪
Sapna Anah
langsung sja shi d smekdon banyakan drama
Supryatin 123
luar biasa thor
maria handayani
/Silent/
Yati Supriyati
Luar biasa
Citra Emilia
menarik dan memberi manfaat
Citra Emilia
mana lanjutanya
Tita Karlita
dan untuk visual Jhon aku bayangin (Kevin Lutolf).
Tita Karlita
Aku bayangin Mentari itu (Anastasia cebulska) aja ya thor.
Yuni Susanti
Kecewa
Yuni Susanti
Buruk
Lia Yanna
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!