Aku tahu kau selingkuh
Wanita itu terus berlari tak tentu arah dengan pakaian yang sudah terkoyak di sana-sini. Dia seolah tak peduli akan pandangan pengunjung klub lain mengenai dirinya. Yang dia inginkan sekarang hanyalah untuk segera terbebas dari kejaran dua orang pria yang sesaat lalu hampir menodai dirinya di bilik toilet klub malam itu.
"Akhhhh...." teriak perempuan itu begitu sebuah sepeda motor melaju cepat dan menyerempet dirinya begitu dia hendak menyeberang jalan.
Tubuh sintalnya terpelanting dan mendarat telak di kerasnya aspal. Kepalanya pening, dengan dahi yang mengucurkan darah segar akibat terantuk di trotoar. Sementara, motor yang menabraknya sudah melaju cepat meninggalkan tempat kejadian tanpa sempat dihentikan siapa-siapa.
Di antara rasa pusing serta penglihatan yang mulai mengabur, wanita itu dapat melihat dua orang pria yang mengejarnya tadi mendekat dengan senyum menyeringai. Salah seorang diantaranya semakin mendekat. Menekuk kedua lututnya dan berbisik sesuatu kepada wanita itu sebelum kesadarannya benar-benar hilang.
"Jauhi Erik jika kau masih ingin hidup!"
Wanita itu belum mengerti benar akan maksud ucapan pria itu. Tangannya berusaha menggapai lelaki tersebut namun tidak mampu. Dan, pada akhirnya dia benar-benar pingsan dan tak ingat apa-apa lagi setelahnya.
Sekitar 200 meter dari tempat kecelakaan, seorang pria lain tersenyum miring menyaksikan wanita itu digotong oleh beberapa orang untuk dibawa kerumah sakit. Dia pun bergegas membuang puntung rokoknya dan mengeluarkan ponselnya dari saku jaket untuk menelepon seseorang.
"Langkah pertama, sukses!" ucapnya. Hanya itu. Dia tak berniat menunggu apa reaksi dari lawan bicaranya. Yang dia tahu, seseorang di seberang sana yang sedang mendengarkan ucapannya pasti sudah paham akan apa yang dia maksud.
*****
Disebuah rumah besar, tampak seorang perempuan anggun sedang berdiri sambil menatap bulan purnama dari balkon kamarnya. Sudut bibirnya terangkat begitu dia mendengarkan apa yang dikatakan oleh seseorang yang baru saja meneleponnya.
"Langkah pertama, sukses!"
Varissa Azalea menyeringai puas. Dia senang rencana yang sudah dia persiapkan dengan matang akhirnya dimulai.
Tak berselang lama, sebuah dering ponsel dari atas nakas membuat perhatiannya teralih. Mata elangnya mulai beraksi. Melirik samar-samar sambil menguping pembicaraan Erik dengan seseorang yang sontak membuat wajah suaminya itu menjadi pias.
"Apa? Di rumah sakit mana? Baik. Saya segera ke sana!"
Varissa mendengus. Kedua tangannya bersedekap didepan dada. Tanpa bertanya pun, dia sudah tahu bahwa suaminya pasti sudah mendapatkan kabar bahwa ****** simpanannya mengalami kecelakaan. Namun, Varissa harus tetap bersikap bodoh seperti biasa. Dia harus tetap terlihat lugu dan polos seperti sebelum dia mengetahui segalanya.
"Mau kemana, Mas?" tanya Varissa pura-pura. Dia duduk ditepi ranjang sambil menatap Erik yang sedang berganti pakaian.
"Ehmm.. itu..." Erik menggaruk kepalanya bingung. Tidak mungkin dia berkata jujur bahwa dirinya ingin menjenguk selingkuhannya di rumah sakit.
"Itu apa, Mas? Apa ada masalah? Tadi, aku dengar kamu nyebut-nyebut rumah sakit. Memangnya, ada yang sakit?"
"Pak Beni!" sambar Erik sembarang. "Ya, Pak Beni. Kata istrinya, beliau masuk rumah sakit. Jantungnya kumat."
"Jantung?" Alis Varissa mengernyit. "Sejak kapan Pak Beni punya riwayat penyakit jantung?"
Wajah Erik semakin panik sementara Varissa semakin bersorak dalam hati.
"Mas, mas! Kamu ternyata tidak pandai berbohong, ya? Lantas, kenapa aku baru sadar sekarang? Apa karena selama ini aku sudah dibutakan cinta sama kamu?"
Varissa kemudian berdiri. Berjalan mendekati Erik dan membantu Erik merapikan kerah jaketnya. Wanita itu tersenyum lalu menepuk-nepuk bahu sang suami usai dia menyelesaikan tugasnya.
"Ternyata, udah lama banget ya Mas, aku nggak kerja. Sampai-sampai, perkembangan di kantor aja aku nggak tahu. Padahal, Pak Beni 'kan salah satu orang kepercayaan perusahaan. Kok aku malah nggak tahu kalau dua tahun terakhir beliau kena serangan jantung?"
Wajah Erik yang semula tegang kembali normal. Dia sangat bersyukur bahwa Varissa adalah tipe perempuan yang sangat mudah dibohongi. Selama ini, tak satupun kebohongan Erik yang tidak dia telan mentah-mentah. Perempuan bodoh!
"Kalau gitu, aku berangkat sekarang, ya!" pamit Erik sambil mengecup pipi Varissa seperti biasa.
Varissa mengangguk.
Setelah menyaksikan mobil Erik sudah melaju keluar dari pekarangan rumah, Varissa yang mengawasi lewat balkon kamarnya tertawa sinis. Suaminya benar-benar sampah! Demi seorang pelakor tanpa harga diri, dia rela membelah jalanan ibukota ditengah malam.
Dan apa-apaan alasan Erik tadi? Pak Beni kena serangan jantung? Hah! Varissa mendengus. Jelas-jelas Pak Beni sudah tidak bekerja lagi di kantor semenjak Varissa mengundurkan diri dari perusahaan. Mustahil Erik tahu kabarnya sekarang. Dan, yang lebih parah, bukan hanya Pak Beni yang Erik singkirkan. Seluruh orang lama kepercayaan Varissa dan ayahnya, hampir seluruhnya sudah tidak ada di perusahaan. Semuanya didepak dan digantikan oleh keluarga besar Erik yang sepertinya hendak menguasai perusahaan peninggalan Almarhum Ayah Varissa.
"Nikmati saat-saat terakhirmu menjadi orang kaya, Mas! Karena, setelah aku puas membalas dendamku, kau dan seluruh keluargamu beserta selingkuhanmu itu akan tamat!"
Sepasang netra legam milik Varissa berkilat-kilat. Dendamnya sudah mencapai batas. Kini saatnya dia mengambil kembali segala yang telah Erik dan keluarganya rampas darinya. Tak akan ada lagi Varissa yang penurut mulai sekarang. Sudah saatnya dia menjadi gadis pembangkang yang tentu akan menyulitkan Erik dan keluarganya dimasa depan. Itu sumpahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
guntur 1609
ohh. brti varisa istri sahnya... bagus tu.. kau harus kuat jangan mau mudah di yindas
2024-06-03
0
Endang Oke
tinggal suruh org suruh hajar suamimu sampai hancur wajahnys dan patahkan kedua kakinya.
2023-12-28
2
N Wage
baru baca
2023-12-27
1