Suatu tragedi buruk menyebabkan Adinda mengandung anak majikannya.
Adinda Zilvanya Kanzu, seorang gadis kampung yang demi memenuhi semua kebutuhan hidupnya dan juga sang ayah, mengharuskan ia harus bekerja di ibu kota. Namun siapa sangka, pekerjaan di kota yang begitu ia dambakan dapat memberikan nasib hidup yang lebih baik, tetapi malah justru mengantarkannya pada suatu malam yang sangat kelam.
Akibat dari malam yang kelam itu, Adinda harus kehilangan kesuciannya akibat dari ketidaksadaran majikannya sendiri, dan menyebabkan ia harus mengandung anak dari majikannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yayuk Handayani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menemukan Adinda
Selamat Membaca
🌹🌹🌹🌹🌹
Suatu kebohongan yang telah terjadi hampir sepuluh bulan ini, kini sudah terselesaikan. Namun meski begitu usaha untuk terus menemukan sosok yang selama hampir sepuluh bulan ini yang telah terabaikan, masih belum menemukan titik terang untuk mengetahui dimana letak keberadaan nya.
Al masih terus berusaha mencari dimana Adinda berada. Perasaan ingin melimpahkan semua rasa tanggung jawab dan kasih sayangnya sudah sangat tidak bisa ia bendung lagi.
Rasa bersalah dan penyesalan seolah tak henti - henti bersemayam di lubuk terdalam hatinya. Ingatan akan saat - saat dimana dirinya begitu memperhatikan Sintia telah kembali muncul.
Seharusnya yang mendapat perhatian dan kasih sayangnya adalah Adinda, seorang gadis yang memang benar - benar sedang mengandung anaknya.
Tetapi apa, yang mendapatkan itu semua adalah wanita lain. Sungguh Al sangat merutuki kebodohannya itu.
" Adinda, kamu sebenarnya bersembunyi dimana, kenapa orang - orang ku sangat sulit menemukanmu? ". Gumam Al sedih.
" Sebenarnya apa yang terjadi padamu?, kenapa kamu menghindar dariku?, apa karena kamu masih trauma akan kejadian malam itu?, iya, mungkin kamu memang benar - benar takut padaku... haah... maafkan aku Adinda ". Lanjut Al.
Al masih terus memikirkan nya, hingga ingatannya teringat akan perkataan Sintia.
" Tapi tunggu, Sintia pernah bilang jika dia mengambil satu kebahagiaan milik Adinda, apa itu maksudnya... tidak, bagaimana bisa aku tidak tahu ini... brengs*k pasti Sintia yang sudah memaksa Adinda untuk tidak mengatakan semuanya... kurang ajar, dasar wanita ular kamu Sintia ". Ucap Al marah dengan meremas beberapa berkas yang ada di meja kerjanya.
" Seharusnya aku tidak membiarkannya bebas begitu saja wanita ular itu ". Lanjut Al.
" Maafkan aku Adinda, yang terlambat mengetahui semuanya ". Sesal Al.
Cukup lama Al larut dalam kesedihannya, hingga pikirannya kini teringat akan asistennya Andrew Choi.
Tak mau berlama - lama Al pun langsung menelfon asistennya.
" Iya tuan? ". Sahut Andrew dari balik telfon.
" Bagaimana sudah ada kabar tentang Adinda? ". Tanya Al.
" Masih belum tuan ". Sahut Andrew pasrah.
Haahh..... Al menghela nafasnya, dan Andrew bisa mendengar itu dengan jelas.
" Apapun caranya, Adinda harus segera ditemukan Andrew ". Perintah Al penuh penekanan.
" Baik tuan, secepatnya kami disini akan segera menemukan Adinda ". Sahut Andrew mantap.
*****
Waktu sudah menunjukkan pukul 03:00 dini hari. Adinda terbangun dari tidurnya. Entah mengapa ia merasa kurang nyaman dengan perutnya.
Kemudian ia menoleh ke arah sahabatnya yang sedang tidur terlelap. Ya, semenjak waktu melahirkan Adinda sudah semakin dekat, Vita memutuskan untuk menginap di rumah Adinda.
Vita merasa khawatir, disaat sahabatnya ini akan melahirkan tidak ada orang yang bisa membantunya, meski Adinda ditemani oleh ayahnya, tetapi tetap saja Vita merasa khawatir, karena jika dilihat dari kondisi pak Budi yang punya penyakit jantung dan sering sakit - sakitan, sepertinya tidak memungkinkan untuk bisa menjaga Adinda.
Adinda kini mencoba untuk menurunkan kedua kakinya dari ranjang tidurnya. Ia merasa seperti ingin buang air kecil.
" Kenapa perutku merasa kurang nyaman begini ya? ".Seru Adinda.
Adinda pun melangkahkan kakinya menuju kamar mandi kecil yang ada di dekat dapurnya.
Setelah selesai, kini Adinda kembali ke kamar, karena waktu sudah hampir menjelang subuh, Adinda pun memutuskan untuk tidak tidur lagi.
*****
Di lain tempat, tepatnya di kediaman pribadi Alexander, nampak sepasang suami dan istri, di waktu yang masih sangat pagi, kini sudah berada siap.
Sang mama begitu mencecar putranya untuk segera menemukan cucu - cucunya.
" Bagaimana ini Al, ini sudah hampir dua minggu, tapi menantu dan juga cucu - cucu mama masih belum ditemukan juga ". Seru Devina yang sudah merasa kesal dengan putranya.
" Ma, mama tenang dulu lah ma, Al sudah menyuruh orang - orang yang bisa diandalkan untuk menemukan Adinda dan juga anak - anak Al, dan tidak lama lagi pasti mereka akan ditemukan ". Sahut Al untuk meyakinkan mamanya.
" Tidak lama lagi - tidak lama lagi, ini sudah hampir dua minggu Al, orang - orang kepercayaan mu itu tidak bisa menemukan apapun ". Sungut Devina.
Al hanya bisa menghela nafasnya, percuma saja menjelaskan pada mamanya, karena mamanya sangat sulit untuk bisa mengerti.
" Ma, sudahlah ma, mama jangan terus - terusan menyalahkan Al, Al sudah sangat bekerja keras untuk menemukan mereka... ma, ini hanya masalah waktu, papa yakin orang - orang kepercayaan Al pasti akan menemukan Adinda dan cucu - cucu kita, apalagi sekarang ada Andrew yang turun tangan langsung untuk ikut mencari, dan cepat atau lambat pasti mereka ditemukan ". Timpal Enriko mencoba memberi pengertian.
Dan Devina sama sekali tidak menyahuti ucapan suaminya.
Mendengar kata Andrew, seketika itu membuat Al teringat, kenapa ia tidak dari dulu menyuruh asistennya itu untuk mencari tahu tentang kejadian di malam kelam itu.
Jika ia meminta bantuan asistennya itu, pastilah masalah ini tidak akan pernah terjadi, semuanya akan diketahui sebelum benar - benar terlambat. Al sangat merutuki dirinya sendiri.
" Aaakh... bodoh - bodoh - bodoh ". Rutuk Al menjambak rambutnya sendiri.
Devina tersenyum sinis melihat putranya.
" Kamu baru sadar kalau kamu bodoh ". Sahut Devina pada akhirnya dengan mencebikkan bibirnya.
*****
Matahari baru muncul dari tempat peraduan nya. Seolah seperti baru terlahir setelah sebelumnya telah mengalami perjalanan malam yang cukup panjang.
" Ssshhh..... ". Adinda mendesis kala merasakan seperti ada rasa yang tak nyaman pada perutnya.
" Ya Allah, ada apa dengan perutku, kenapa perutku terasa sakit seperti ini lagi, apa ini hanya kontaksi palsu lagi? ". Seru Adinda.
" Akh... astagfirullah, sakit ini muncul lagi, sepertinya aku mau melahirkan ". Seru Adinda lagi dengan menahan rasa sakitnya.
Di lain tempat di waktu yang bersamaan terdengar adanya suara getaran handphone.
Drrtt... drrtt... drrtt...
" Iya Andrew ". Sahut Al setelah ia mengangkat telfonnya.
" Tuan, saya sudah menemukan dimana Adinda berada tuan, Adinda saat ini berada di Bandung, Adinda tinggal di sebuah desa yang sangat jauh dari perkotaan tuan ". Sahut Andrew.
" Apa, baguslah, sekarang suruh anak buahku untuk menyiapkan mobil di Bandung, kamu ikut denganku naik jet ". Sahut Al dengan sigap.
Dan tidak menunggu waktu lama pun, pria blasteran itu langsung keluar meninggalkan ruang kerjanya.
*****
Waktu masih terus berjalan, tanpa terasa waktu kini sudah menunjukkan pukul 08:00 pagi.
Dua gadis yang beda kondisi itu nampak keluar dari rumahnya. Tak lupa pria paru baya yang sudah berusia lima puluh tahun itu juga ikut mendampingi.
" Ayo Adinda kamu yang kuat, kita harus jalan sampai ke arah timur sana ". Seru Vita yang ikut membantu Adinda untuk melangkah.
" Nak, yang kuat nak, sebentar lagi kita pasti sampai di rumah sakit ". Seru Pak Budi yang merasa tak tega melihat kondisi putrinya.
Adinda hanya bisa meringis dan menahan sakit. Dengan terus melangkah di dampingi oleh ayah dan juga sahabatnya.
Di sebuah jalan yang sudah tidak terlalu jauh dari lokasi rumah Adinda, nampak sebuah mobil hitam mewah yang melaju dengan kecepatan yang cukup tinggi.
Andrew melajukan mobil itu dengan tanpa memperdulikan beberapa kendaraan lain yang juga berada di jalan sama, semua kendaraan itu telah si salib dengan mobil yang dibawanya.
Tentu saja Andrew melakukan hal gila seperti itu karena sudah ada yang menyuruhnya, siapa lagi pelakunya jika bukan si tuan Al.
" Lebih cepat lagi Andrew, kamu ini lambat sekali nyetirnya ". Sungut Al yang merasa kesal.
" Tuan, saya ini sudah cepat tuan, hanya saja jalan ini jalanan desa, kalau saya mengendarai mobil ini seperti mobil sport pasti akan mencelakai pengendara yang lain ". Sahut Andrew.
" Heeh, terserahlah, tapi kalau sampai Adinda kabur lagi, kamulah orang pertama yang aku cari ". Sungut Al.
" Tidak usah dicari tuan, lagipula saya tidak akan pergi kemana - mana ". Batin Andrew.
Kini mobil mewah itupun sampai di tempat yang dituju. Al melihat ke arah luar jendelanya. Hingga akhirnya.
Deg.....
Dentuman hebat begitu terasa menghantam dadanya. Al melihatnya dengan jelas, ia melihat sosok wanita yang ia cari selama ini.
" Adinda, Adinda ". Seru Al, dan seketika itu Al langsung keluar dari mobil mewahnya.
Al berlari dengan begitu kencangnya, hingga sampailah ia pada Adinda.
" Adinda, Adinda " Panggil Al dengan perasaan yang begitu mendalam.
Dengan masih menahan rasa sakitnya, Adinda pun mencoba mendongakkan wajahnya, dan melihat siapa orang yang sudah memanggilnya.
Kini tatapan mereka saling bertemu dan.....
Deg... deg...
Seketika itu tubuh Adinda terasa membeku. Rasa sakit yang sedari tadi begitu mencekam, kini seolah hilang entah kemana.
Adinda membelalakkan bola matanya tak percaya. Ia melihatnya dengan jelas, benarkah yang dilihatnya ini, benarkah jika laki - laki yang berdiri dihadapannya ini adalah tuan Al.
" Adinda, akhirnya aku menemukanmu ". Seru Al dengan kedua maniknya yang sudah berkaca - kaca.
" Akh... astagfirullah ". Seru Adinda kesakitan setelah dirinya tersadar.
" Tuan minggir, anda menghalangi jalan kami tuan, apa anda tidak melihat jika wanita ini sedang kesakitan, sahabat saya ini mau melahirkan tuan, jadi minggirlah dulu tuan, kami ingin lewat ". Ujar Vita yang merasa kesal dengan kedatangan Al yang secara tiba - tiba itu.
Al memperhatikan Adinda, bahkan hingga ke bagian tubuhnya. Dan betapa terkejutnya Al, saat melihat rembesan noda darah yang ada di gamis Adinda.
" Adinda ". Seru Al.
Dengan tanpa meminta persetujuan dari sahabat dan juga Ayah Adinda, Al pun langsung menarik dan menggendong tubuh Adinda.
" Heh tuan, apa yang anda lakukan? ". Sentak Sintia. Namun Al sama sekali tidak menggubris nya.
" Akh sakit ". Seru Adinda.
" Adinda bertahanlah, aku akan membawamu ke rumah sakit ". Sahut Al cemas, dan ia pun mulai melangkahkan kakinya.
" Tunggu, mau dibawa kemana putriku, siapa kamu beraninya membawa putriku? ". Kali ini pak Budi lah yang bersuara.
Al pun menghentikan langkahnya, apa tadi putri, jadi dia Ayah Adinda?. Dan Al pun kemudian membalikkan tubuhnya.
" Maafkan saya pak, tapi saya harus membawa Adinda ke rumah sakit, karena saya tidak ingin terjadi hal buruk pada Adinda dan juga anak - anak saya ". Sahut Al.
Bersambung..........
Jangan lupa beri like, komen, dan hadiahnya ya 🙏❤❤❤❤❤
🌹🌹🌹🌹🌹
yg bener" CEO disini adalah David ..dya bisa bermain dengan mengalahkan siapun dengan caranya gak pake ancaman segala. lah yg dikatakan CEO hebat malah sebaliknya ..L E M B E K.
apalagi Al..mending ganti aja pemeran utamanya kalau perlu karakternya. gak cocok.
setelah kejadian ketololannya gw gak ada rasa suka dan simpati lagi sama AL..bukan lagi idola gw.
apapun yg dya lakukan baginya dya adalah pria plin plan yg digambarkan. cinta tulus gak ada hanya ucapan saja dan itu terselip kesalahan masa lalunya. dan gw udah gak mood untuk bacanya jadi gw skip aja😪
yg cwnya juga lembek..gak ada tegas"nya . yg satu labil yg satu lembek.
trus mimpinya dan setelah tau adinda lah yg memperkosanya. bukan kenyataan?
masa hanya vidio dya baru bilang mengetahui kenyataanya. dan lagi apa hubungannya vidio dengan bisa mbuat Al sadar tdk menyakiti istrinya lagi..emng rasa bersalah dan segala maafnya yg mungkin ribuan itu tdk bisa membuatnya gak menyakiti istrinya lagi?
helelehhhh bisa tapi dipaksa gak bisa
kalau cinta ,maka dya akan sadar bahwa dya punya istri. kalau rasa bersalah maka dya sadar bahwa istrinya gak lebih penting dari wanita masa lalu yg dicintainya.
masa gergara vidio baru mau tegas...astagaaa..
knp CEOnya disini yg katanya di gini ,tegas ,berpendirian sama sekali gak ada pd diri Al.😪
bener" dah salah karma. adinda yg gakelakukan apa" malah dikasih karma seperti balasan dari Sintia saat itu dimana Al meninggalkannya.
emng othornya ini gak ada logikanya...masa adinda yang harusembayar perbuatan Al
Lo kan sendiri menciptakan karakter Al sebagai orang sangat penting. Lo sendiri yg ceritain gmn Al memanjakan istri dan anak"nya...dengan diajak jalan" keluar rumah. gak mungkin seorang Al kalau sdh diluar rumah gak lepas darinpasang mata bawa anak lagi. mereka punya.mata yg.melihat kecuali orang "buta".
ya kalliiii gak ada yg ngeh itu anaknya apa kagak, secara mereka mirip ..kan Lo sendiri yg nulis.
masa gergara pernikahan belum sah ..ultah anaknya gak dirayain...
ya kaliiiii undang keluarga aja dirumah buat pesta gak bisa....haduewwww🤦
kalau misalnya Al selingkuh..dimaafkan
Al hamilin wanita lain...dimaafkan
sekalian Al bunuh keluargamu...dimaafkan😪
aduhhh yg salah siapa yg dikasih karena siapa🤦
TDK MINTA IZIN KARENA TDK MAU KELUARGANYA PANIK? HAHHAHAHHAHAHA BODOH BIN TOLOL
JUSTRU KARENA GAK MINTA IZIN APALAGI DIHATI PENTINGNYA DODOLLLL..MALAH BIKIN PANIK ORANG..ASTAGAAA🤦
bisa gak cari alasan yg masuk akal🤧