NovelToon NovelToon
Hasrat Tetangga Liar

Hasrat Tetangga Liar

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Duda / Mengubah Takdir
Popularitas:12.4k
Nilai: 5
Nama Author: elfi

Sebuah kisah seorang ibu rumah tangga bernama Diana,iya berjuang keras untuk keluar dari jerat kemiskinan.suaminya,
Budi,tak mampu berbuat banyak karena upah yang ia peroleh dari bekerja tidak cukup untuk menutup hutang ya.
Hingga akhirnya takdir mempertemukan Diana dengan Kevin, Seorang lelaki misterius yang menawarkan sebuah kerja sama tak biasa,dimana Diana harus menjadi pemuas hasratnya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon elfi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 9

mataku terpejam sembari merasakan desir aneh saat kulit kami bersentuhan. tangannya yang semula melingkar di perut kini semakin naik ke atas. dan hasrat itupun tiba-tiba muncul. entah berapa lama aku menahannya, mama mama bahkan saat mas Budi masih ada di rumah, masih kami berdua sudah jarang melakukan suami hubungan suami istri. faktor kehidupan dengan banyak masalah yang bermunculan, membuat hasrat itu menguap begitu saja. kini bak apa yang menyala surat itu berkobar.

segera aku menepis tangan kevin, kemudian membalikkan badan. kami pun akhirnya saling bertatapan, nafasku memburu. apalagi saat merasakan hembusan nafasnya yang benar dekat pada wajah. untuk pertama kalinya, aku melenyapkan akal dan pikiran. ruangan terapis itu menjadi saksi bisu pecahnya hasratku yang terpendam.

aku mendorong tubuh Kevin ke sebuah sofa panjang. sebelumnya Kevin memberitahu ku ,ruangan itu sudah aman dan terkunci rapat.

kevin begitu menikmati, sedangkan aku, menjadi pemegang kendali dalam permainan. otakku serasa buntu, tayangan yang pernah aku lihat di rumah kevin akan menjadi acuanku saat ini.

sesekali aku mendengar suara kevin mengerang, yang sontak menambah gairah ini semakin berkobar. apalagi saat merasakan benda pusaka milik kevin membuatku ketagihan untuk lagi dan lagi.

"good, job i like it"ujarnya dengan suara parau.

minta berapa kali aku mau sampai puncak. yang jelas permainan ini selesai Karena kevin sudah mengaku kalah dan lelah.

...****************...

Kevin pulang lebih dahulu, iya berpesan agar besok aku datang ke rumahnya seperti jam biasa. aku pulang dengan perasaanmu membuncah. rasanya sebahagia ini setelah berhubungan dengan kevin. laki-laki itu memiliki pesona sendiri yang membuatku hampir terlena.

sepanjang malam aku memikirkan kejadian tadi siang di tempat spa. sampai membuatku sering tersenyum-senyum sendiri. rasanya tak sabar untuk menanti hari esok tiba. hal yang jarang terjadi, biasanya aku sering ketakutan bahkan tak jarang ingin memutar waktu lebih panjang.

pagi harinya aku terbangun lebih awal. intan dan hijrah masih terlelap. di sisi lain rasanya kasihan karena mereka berdua sering aku tinggal tinggal apalagi beberapa hari ke belakang. akan tetapi, anggap saja ini sebuah pengorbanan. saat ini kehidupanku tak sekelam kemarin. di rumah sudah kusediakan jajanan yang banyak. nasi dan lauk yang lezat, serta uang jajan yang cukup untuk mereka berdua. toh, hanya dari pagi hingga sore hari saja.

"Mama mau ke mana lagi?"

tanya intan. iya terbangun lebih awal dari adiknya. aku mendekatinya sembari membenarkan anak rambutnya yang berantakan.

"Mama mau kerja sayang, biar kakak sama adik makan enak, jajan enak"

"tapi intan maunya kayak dulu lagi. biar ayah yang kerja, Mama di rumah aja jagain kita"

"sabar ya kak. sebelum ayah pulang, Mama harus kerja dulu buat kalian. intan kan anak hebat, katanya mau sekolah kayak Debby? kalau mau sekolah biar mama nyari kerja dulu ya....!

saat mendengar kata sekolah gadis yang berusia 6 tahun itu bersorak riang. lain dari anak sosial yang sudah masuk sekolah PAUD. intan tak seberuntung mereka, kondisi ekonomi kami yang sulit tak memungkinkan ia untuk bersekolah. apalagi yang aku tahu gaya hidupmu kaulah kan anak PAUD itu selangit, pasti tetap kejar oleh kamu yang notabene perekonomiannya kecil.

intan pernah merengek meminta sekolah seperti teman yang lainnya. namun, jurus terakhirnya adalah mengurung diri di rumah serta memutus kontak dengan dunia luar. selama beberapa bulan, trik itu lumayan ampuh.

jam 07.00 pagi aku sudah bersiap, seperti pesan Kevin aku tak boleh merubah penampilan sedikitpun. jadi aku masih mengenakan daster seperti biasa dan mengenakan linear di dalamnya.

"terlambat 6 menit"ujarnya yang duduk di sofa ruang tamu.

"maaf aku harus menyiapkan kebutuhan anak-anak lebih dulu"

tiba di rumahnya Kevin, aku langsung masuk ke dalam rumahnya, kemudian duduk di sofa tempat di samping Kevin. seperti biasa, rumahnya selalu dalam keadaan rapi dan bersih.

"kamu sudah bersih-bersih?"ucapku sembari menatap ke sekeliling.

"ya seperti itulah"

"sebelumnya, saya ucapkan terima kasih yang sebanyaknya atas semua ini. apalagi perawatan kemarin dan---"

"hahaha..... bagaimana kau senang?"Kevin terbahak, iya masih menatapku lama-lama. ketawanya yang renyah, membuatku salah tingkah.

"tentu,sangat senang. seumur hidup baru pertama kali aku melakukan perawatan"

"baguslah itu memang tujuanku. asal kau ingat, semua perawatan itu hanya untukku, paham?"

"maksudnya?"alisku kini Bertaut, ucapan Kevin terlalu membingungkan untukku.

"ya aku berikan semua itu, agar aku bisa menikmatinya. kau pernah bertanya bukan, bagaimana caranya agar kau bisa menjadi partnerku? dan yang kemarin itu salah satunya."

"ba baiklah...!

"bagus sepertinya kau cepat paham. bagaimana kalau kita memulai permainannya"

Kevin bangkit dari sofa, sebelumnya ia mengunci pintu rumah kemudian berjalan menuju ruangan televisi. dari TV kabinet, iya mengeluarkan kaset pipi di tangan yang sibuk memilah-milah namun tetap panas akan tak mau melepaskanku.

Ke kenapa harus nonton film dulu?"anakku memberanikan diri. lagi-lagi kevin hanya tertawa, aku harus mengikutinya dari belakang. setelah menemukan kaset yang diinginkan, akhirnya ia menyetor kaset itu. bener dugaanku, bahwa ia memiliki banyak koleksi film biru.

rasanya canggung dan bingung, apalagi saat ia sudah menunjukkan diri di tempat sampingku. kemarin semua kejadian itu mengalir begitu saja, namun untuk kenapa saat ini malah ketakutan lagi. bahkan ujung daster yang aku kenakan terus aku mainkan.

"mulailah"

"apa?"

"kau ingatkan bahwa aku tak terbiasa memulai?"

"mmmmmm....anu,"aku menggigit bibir bawah, berusaha menetralkan debaran jantung ini. layar televisi pun menyala. diam-diam aku mulai menghayati tayangan di depanku.

dan, hal yang seperti kemarin pun terulang, segera aku merubah penampilan sesuai dengan permintaannya. di dalam rumah itu, kami melampiaskan kembali ke surat satu sama lain.

segala sisi penyatuan kami lakukan. tayangan itu pun seakan tak berarti karena aku sudah menguasai permainan. kami melakukannya berkali-kali berpindah tempat. dari ruang tamu, uang televisi, hingga kamar mandi namun tak terkecuali kamarnya.

kamar jonri siapa menjadi tempat terlarang yang tak boleh ditempati. entahlah apa alasannya. yang jelas ya langsung menolak ketika aku mengajaknya berhubungan di sana

seharian aktivitas yang kami lewati hanya seputar penyatuan. seakan tak pernah, hal itu semakin berkesan di setiap sisinya. jonri memiliki banyak cara yang berbeda, yang membuatku selalu dibuat ketagihan. nikmat dan lupa daratan.

"sudah jam 03.00 kamu lebih baik cepat pulang!"

"masuk siang nanti aja, ucapku masih pengen begini"kamu saat ini saling berpelukan di Safar ruang televisi. namun berikutnya ia langsung menepis tangan ini.

"pulanglah.... anak-anakmu terlalu lama ditinggalkan"Kevin kemudian bangkit, saya berjalan ke arah kamar mandi kemudian menutup pintu cukup keras. sikapnya langsung berubah dengan membuat aku keheranan.

merasa diingatkan akan anak-anak, aku pun bangkit dari sofa, kemudian mulai mencari baju daster yang sempat kutanggalkan dan saat ini berceceran di atas lantai. setelah membenahi penampilan, aku berinisiatif membereskan terlebih dahulu rumahnya. ada bekas piring kotor yang kami gunakan untuk makan saat makan siang, meskipun hanya ada satu piring karena kami makan sepiring berdua. rasanya tanganku gagap untuk tidak membenahinya.

"jangan sentuh apapun!"

ucapnya lagi, Kevin keluar dari kamar mandi, ini ya sudah berganti pakaian lebih rapi.

"maksudnya?

"pulanglah tak perlu be. jangan sampai lupa ada yang tertinggal.

ia mendekatiku kemudian mengiring tubuhku agar segera keluar, sebelum tatapan matanya tak lepas memperhatikan sekeliling rumah. seketika Kevin langsung berubah drastis, ada apa ini? apa mungkin ia menyembunyikan sesuatu dariku. yang jelas tangannya seperti mengawasi sesuatu, sesekali ia melirik jam dinding kemudian kembali mendorong tubuhku keluar rumahnya. yang jelas wajahnya nampak gelisah.

tentunya hal itu membuatku tak tenang.

"jangan lupa,besok datang seperti jam biasa!"

Bug.

aku tersentak saat ia menutup pintu dengan cepat, bahkan, aku sama sekali tak sempat berpamitan kepada ya. pikiranku dipenuhi oleh perubahan sikapnya, sebenarnya ada apa ini? ah, harus nyata aku hiraukan soal itu. tugasku hanya sebatas teman untuk memenuhi hasrat ya. tidak lebih. apa yang harus aku khawatirkan sebenarnya.

akhirnya kuputuskan untuk segera pulang. saat di perjalanan tiba-tiba saja ada beberapa warga berani kecil menghampiriku. awalnya kupikir begitu memang Tengah berlari, nyatanya tidak. mereka berjalan menuju ke arah ku.

"Mbak Nina cepetan ke puskesma!"

"ke Puskesmas? kenapa ya Bu?

"anak mu dibawa sama pak!"

...****************...

Aku berlari menyusuri koridor Puskesmas. tubuh ini seakan melayang di udara, kalah mendengar penuturan dari ibu-ibu tadi bahwa Najla mengalami kecelakaan, dia terperosok ke sebuah sumur yang sudah tak terpakai yang kebetulan ada di samping rumahku dengan tetangga sebelah. selama ini bagian samping rumah memang tak pernah terjangkau oleh siapapun.

dadaku semakin sesak, mengingat akan kabar tentang hijrah. pikiran buruk bermunculan apalagi ibu-ibu tadi bercerita bahwa penyelamatan hijrah cukup dramatis, pernah sumur itu memiliki kedalaman sampai 7 meter.

aku tak kuasa mendengarnya lagi, setelah mengetahui kabar itu, aku memutuskan untuk menyusul hijrah. rasa takut dan bersalah kini mendatangiku,kalau tahu bahwa tadi banyak orang mencari keberadaanku sehingga mereka terlambat memberitahu. padahal kejadian itu tapi terjadi saat jam 01.00 siang sedangkan saat ini waktu sudah berangkat ke jam 04.00.

tubuhku hampir lembing sangat mendapat jujur yang terbaru di atas rancang perawatan. tak jauh darinya intan Tengah menangis kencang. bu RT dan pak RT yang menemani mereka langsung mendatangiku.

"ke mana saja kamu Din? maafkan hanya bisa membawanya kemari"puncak bu RT yang membantu mendekati ke dekat hijrah.

"maaaa... maafin kakak nggak jagain adek. harga yang jatuh itu aku mah. bukan adik"tidur intan yang membuat air mataku semakin deras keluar.

"ada apa dengan anakku? ke mana saja kamu Din?"tiba-tiba suara mas Budi menggemah.

1
martina melati
nah betul tuh...
kalo emang mau nolong y tulus tanpa embel2...
martina melati
jangan php jika nti malah ingkar yg ada malah dosa, berbohong...
martina melati
waduh... ini namany gk tulus, ada udang dbalik udang...
Putu Sriasih
Lumayan
Putu Sriasih
Kecewa
Any
lanjut
Xyn Anala
Kejutan tak terduga
Akbar Cahya Putra
Keren sekali, thor. Rasanya seperti membaca lembar demi lembar karya masterpiece. 🎉
Elfi Asmawati: 😀😀😀😉 iya kk
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!