Kyara harus menerima ujian pahit dalam hidupnya ketika dihadapkan dengan kenyataan harus menerima tawaran menjadi istri dari Bos tempat ia bekerja demi permintaan pria tua yang sangat ia sayangi. Membuat Kyara harus berada di posisi yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya.
Bagaimana nasib pernikahan yang Kyara jalani tanpa ada satu orang pun yang tahu jika dirinya sudah menikah bahkan tidak dianggap?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SHy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kedatangan William
Gerry memasuki ruangan diikuti asisten Jimmy di belakangnya setelah menyelesaikan rapat yang cukup mengurusan pikirannya hampir tiga jam lamanya. Melonggarkan dasi yang terasa mencekik lehernya. Kemudian melipat lengan kemejanya setelah melepaskan jas yang membungkus tubuh kekarnya. Pandangan Gerry kini tertuju pada sosok pria yang memiliki tubuh hampir sama dengan dirinya. Kelebihannya kulit Gerry sedikit lebih putih dari pria itu.
"Kau selalu sibuk setiap aku datang kemari, Gerry!" Ledek pria yang kini sudah berdiri dari duduknya merangkul sahabat baiknya.
"Lepaskan tanganmu dari tubuhku, Willy!" Gerry yang merasa risih mencoba menghalau tangan William yang masih bertengger di pundaknya. Ya, pria itu adalah William. Sahabat baik Gerry semasa organisasi di sekolahnya dulu.
Kedua pria itu nampak duduk berhadapan di sofa bewarna hitam berbahan kulit. William dengan seksama memperhatikan raut wajah temannya yang nampak lelah.
"Ada apa kau menyusulku kemari? Bukankah kau akan datang dua hari lagi?" Tanya Gerry heran. Tiga yang lalu mereka memang sempat berkirim pesan di media sosial dan William memberitahu jika ia akan datang ke Indonesia pada akhir pekan.
"Aku memutuskan untuk pulang lebih awal. Karena aku sudah cukup muak dengan permintaan Mama yang menyuruhku untuk cepat menikah!" Sungut William.
Gerry terkekeh mendengar penuturan sahabatnya itu. Memang dibandingkan dirinya, umur William lebih tua dua tahun. Dan saat ini di usia William yang sudah memasuki kepala tiga membuat kedua orang tua William mendesak pria bule itu untuk menikah.
"Tidak ada salahnya kau untuk menuruti permintaan om dan tante. Lagi pula usiamu itu sudah cukup tua untuk menikah!" Kelakar Gerry. "Bahkan aku cukup ragu jika masih ada gadis yang mau dinikahi oleh pria tua seperti dirimu!"
"Sial4n!" William melemparkan majalan yang ada di atas meja ke arah Gerry. Untung saja Gerry dengan sigap menangkap majalah itu hingga tidak sampai mencium kepalanya.
Tawa Gerry menggelegar melihat kekesalan sahabatnya itu. Pertemanan mereka memang selalu di selingi dengan aksi saling mengejek dan berujung tawa. Tapi mereka tidak pernah memasukkan ke dalam hati ledekan masing-masing.
"Aku cukup heran penyebab apa yang membuat kau memutuskan untuk menikah di usia 35 tahun. Apa kau masih belum ikhlas melepaskan mantan kekasihmu yang sudah menikah itu?" Tanya Gerry yang mulai serius.
"Cih. Itu sama sekali bukan alasan utama. Aku memang menunda untuk urusan menikah karena itu akan membuat hidupku tidak bebas. Lagi pula aku belum menemukan wanita yang cocok untuk menjadi istrimu. Tapi..." William menjeda ucapannya. Wajahnya nampak berbinar dengan senyum mengembang seperti orang sedang di mabuk asmara. Pikirannya melayang ke beberapa saat yang lalu.
"Tapi apa?" Desak Gerry yang cukup penasaran dengan kelanjutan ucapan William.
"Sepertinya aku sudah menemukan wanita yang cocok untuk menjadi calon istriku!" Ucap William dengan yakin.
"Siapa? Apa salah satu dari wanita-wanita yang pernah kau kencani?" Selidik Gerry.
William menggeleng dengan yakin. "Tentu saja tidak. Dan yang jelas bukan Ketty kekasihmu!" Kelakar William yang membuat tatapan Gerry berubah tajam. "Kenapa dengan matamu itu? Aku sungguh tidak akan merebutnya. Lagi pula... Aku tidak pernah tertarik dengan milik orang lain dan kau tahu itu. Kecuali jika mereka yang ingin denganku. Aku bisa apa?" Lanjut William terkekeh. Dan Gerry membenarkan ucapan yang tepat seperti kenyataannya.
***
*Happy reading!:)
Jangan lupa like, komen, vote dan rate bintang 5 supaya author makin semangat nulisnya. Dukungan teman-teman sangat berarti untuk kinerja jari author dalam menulis😉
bab ini kata Calvin wajah Cilla mirip dengan Bianca
Eeeeee...ini masalah Citra juga lamban dalam mengatasi kecurigaan Rania. Bahkan sudah ada peristiwa berani pegang atau mau betulin dasi juga masih lamban mengatasi Citra. Tapi bukan William kalau tidak heboh dulu wkwkwk
Ato bumil...hajar tuh pelakor tanpa ampun