NovelToon NovelToon
Perjuangan Cinta Sang Ceo

Perjuangan Cinta Sang Ceo

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat
Popularitas:1.2M
Nilai: 5
Nama Author: Susi Nya Sigit

Jatuh cinta tidak mengenal pada siapa bersemi, termasuk pada office girl nya sendiri. Namun, takdir begitu rumit menyatukan mereka berdua.

Amalia yang notabenenya bukan kalangan berada, membuat Ayahnya Angga sulit memberi restu untuk mereka. Di tambah lagi, dendam kusumat dari masa lalu orang tua mereka. Menjadi mempersulit, untuk mereka bisa bersama.

Seiring berjalannya waktu, Angga bisa menghapuskan dendam antara orangtuanya dan orang tua Amalia. Sehingga merubah keputusan orang tua mereka untuk merestui hubungan mereka berdua. Tapi masalah lain datang, saat Angel membawa berita mengejutkan untuk semua.

Saling cinta tapi tak bisa bersatu, itu menyakinkan untuk keduanya. Takdir mempertemukan kembali mereka berdua lewat anak-anak mereka.

Akankah Amalia dan Angga bisa bersatu kembali?
Temukan jawabannya di novel "Perjuangan cinta sang CEO"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Susi Nya Sigit, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Aku akan menikahi mu

"Apa maksud kamu mengakui anak yang ada dalam kandungan wanita itu, sebagai anak kamu, Ngga?" tanya pak Dwi dengan nada keras.

"Angga, Angga sudah melecehkan Amalia, Pah!"

Plak, satu tamparan mendarat di pipi Angga. Pak Dwi sangat syok mendengar penjelasan Angga. Dia tidak menyangka Angga akan berbuat itu pada Amalia.

"Papa gak habis fikir Ngga, bisa-bisanya kamu melakukan hal rendah itu pada wanita itu!" gertak pak Dwi semakin tersulut emosi.

"Semuanya sudah terjadi Pah, Angga akan nikahi Amalia!"

"Sampai kapanpun Papa tidak akan setuju kalau kamu nikahi perempuan itu!"

"Tapi Amalia hamil anak Angga, Pa!"

"Papa tetap tidak setuju!"

"Angga akan nikahi Amalia, dengan atau tanpa restu dari Papa." Angga pergi meninggalkan papanya, dan memilih masuk untuk mengecek kondisi Amalia.

"Angga!" teriak pak Dwi, namun tak di hiraukan oleh Angga.

Pak Dwi sangat kesal, karena Angga tidak mendengarkan ucapannya. Saat pak Dwi akan pergi dari tempat itu, ponselnya berdering. Ternyata Bu Renata yang menelponnya.

"Iya Ma!" seru pak Dwi pada istrinya.

"Papa dimana? kok belum pulang jam segini!" tanya Bu Renata cemas.

"Papa ada di rumah sakit!"

"Rumah sakit, apa yang terjadi pada kamu Pa?

"Nanti Papa jelaskan kalau Papa udah sampai rumah. Ini udah mau jalan kok." Pak Dwi memilih untuk pulang. Pikirannya sangat kacau, dia akan menyusun cara agar Angga tidak menikahi Amalia.

Di dalam ruang UGD, Angga mendekat kearah Amalia. Amalia belum sadar dari pingsannya. Angga menarik kursi yang ada di pojok ruangan itu, kemudian dia duduk tepat di samping Amalia. Angga memperhatikan Amalia yang masih terbaring lemah di ranjang. Diangkatnya tangan Amalia, kemudian di cium punggung tangan Amalia.

"Sayang, kamu cepat bangun ya! aku sudah tidak sabar untuk mengetahui hasil pemeriksaan selanjutnya. Kalau benar kamu mengandung anakku, aku akan menikahi kamu." Angga beralih mengelus rambut Amalia.

Perlahan mata Amalia terbuka, di lihatnya langit-langit yang terasa asing untuknya. Amalia mengerjapkan matanya, dirasanya sudah terbuka sempurna, ia tertegun saat ia mengetahui berada di rumah sakit. Pandangan Amalia beralih pada Angga yang memperlihatkan senyumnya padanya.

"Kamu sudah sadar sayang, syukurlah! aku seneng banget, karena bisa melihat kamu lagi."

"Pak Angga, kenapa saya ada disini?" tanya Amalia tampak gugup.

"Kamu pingsan, aku yang membawamu kesini."

Saat Angga menjelaskan kejadian yang menimpa Amalia, datang dokter Bianca, Dokter kandungan di rumah sakit ini. Beliau akan memeriksa Amalia lebih lanjut, untuk memastikan Amalia hamil atau tidak. Dengan di temani suster Melisa, dokter Bianca menyapa Amalia dan Angga.

"Selamat malam Bu Amalia," sapa Dokter Bianca ramah.

"Malam dok, apa harus dilakukan pemeriksaannya malam ini, Dok?" tanya Angga yang baru menyadari dokter Bianca masuk.

"Iya Pak Angga, sebelumnya boleh saya bertanya pada Bu Amalia?" Dokter Bianca beralih memandang Amalia. Amalia yang masih bingung dengan apa yang terjadi, hanya mengangguk.

"Kapan Bu Amelia terakhir menstruasi?" tanya dokter Bianca lagi.

Amalia tampak mengingat-ingat kapan terakhir dia menstruasi. Tanpa menaruh curiga pada dokter Bianca, akhirnya Amalia menjawab dengan jujur.

"Dua bulan yang lalu Dok!"

"Baiklah saya akan periksa Bu Amalia sekarang."

Dokter Bianca meletakkan stostkop di perut Amalia. Di gerakan ke kanan dan kiri bagian perut Amalia. Seulas senyum terpancar dari wajah dokter Bianca.

"Apa Bu Amalia sering mengalami mual?" tanya dokter Bianca masih memeriksa Amalia.

"Iya Dok, kalau pagi Am memang sedikit mual!" jawab Amalia jujur.

"Hal yang wajar dialami wanita yang hamil di trimester pertama," jelas dokter Bianca membuat Amalia terkejut.

"Hamil? maksud dokter, saya!"

"Iya Bu Amalia, usia kandungan anda sudah memasuki sepuluh minggu. Bu Amalia harus menjaga kandungnya dengan baik. Jangan melakukan aktivitas yang membahayakan kandungan ibu!" sambung dokter Bianca lagi.

"Tolong dijaga istrinya ya, Pak Angga!" saran dokter Bianca beralih pada Angga.

Tanpa terasa air mata Amalia jatuh membasahi bantal, tempat meletakkan kepalanya. Hatinya hancur bertubi-tubi, Amalia benar-benar benci dengan hidupnya. Dia hamil, hamil diluar nikah. Bagaimana jika orang tuanya mengetahui? Apakah Angga akan bertanggungjawab atas janin yang dalam kandungannya?. Semua pertanyaan itu terlintas di kepala Amalia. Tubuhnya bergetar, menahan sesak dalam dadanya.

"Kamu hamil anakku sayang, aku akan menikahi kamu. Kamu gak usah khawatir ya, setelah ini kita akan temui orang tua kamu!" ujar Angga menenangkan Amalia. Angga tahu perasaan Amalia sekarang, tapi dia tidak akan menyerah untuk memperjuangkan Amalia di depan orangtuanya.

"Saya benci Bapak... saya benci huhuhu." Amalia memukul-mukul tangan Angga.

Angga dengan cepat mendekap tubuh Amalia."Kamu jangan seperti ini sayang, aku akan bertanggungjawab atas janin yang dalam kandungan kamu. Aku akan menikahi mu, aku janji." Amalia masih berontak, dia masih syok atas apa yang menimpa dirinya.

Setelah dirasa sudah tenang, Angga perlahan melepaskan pelukannya dari tubuh Amalia. Angga teringat sesuatu, Angga keluar dari ruangan Amalia. Dia tahu, Amalia pasti belum makan malam. Angga memutuskan untuk membeli makanan untuk Amalia. Selang beberapa saat kemudian, Angga kembali dengan membawa beberapa roti di tangannya.

"Kamu makan dulu Ya, sayang! aku tahu kamu pasti lapar, kan?" Angga membukakan satu bungkus roti kemudian di berikan nya pada Amalia. Amalia tak langsung mengambil roti itu dari tangan Angga. Dia masih bingung, harus bagaimana bersikap pada Angga. Harusnya dia membenci Angga, karena telah menghamili dia. Tapi, hatinya tidak bisa berbohong, kalau dia sangat mencintai laki-laki yang ada dihadapannya sekarang.

"Ayo, kamu makan dulu. Atau kamu ingin makan nasi, mungkin kamu tidak kenyang hanya dengan memakan roti saja?" tawar Angga yang tahu kebiasaan Amalia.

Amalia melirik sekilas Angga yang berusaha membujuknya untuk makan. Perlahan Amalia mengambil roti itu dari tangan Angga, kemudian di masukkan ke dalam mulutnya. Angga merasa senang, karena Amalia sudah mau makan.

Pak Dwi yang baru sampai di rumahnya, di hadang oleh Bu Renata. "Angga mana Pah?" tanyanya meraih tangan pak Dwi.

"Masih di rumah sakit, Ma!" jawab pak Dwi singkat. Mereka berdua lantas masuk kamar, karena hari sudsh semakin larut. Bu Renata yang sedari tadi menunggu kepulangan suami dan anaknya, sedikit tenang saat Pak Dwi sudah sampai rumah.

"Ada apa sebenarnya Pa? siapa yang sakit?" cecar Bu Renata yang tak sabar mendengar penjelasan suaminya.

"Angga menghamili seorang gadis Ma! dan Mama tahu nggak, siapa gadis itu? dia adalah mantan office girl di kantor kita." Pak Angga menjelaskan apa yang terjadi pada Angga pada Bu Renata, membuat Bu Renata sedikit syok.

"Apa! Angga menghamili seorang gadis?" ulang Bu Renata yang gak percaya dengan ucapan pak Dwi.

"Iya, sekarang dia masih menemani perempuan itu di rumah sakit." Pak Angga melepaskan jasnya, dan memberikannya pada Bu Renata.

"Papa akan mencari cara, agar wanita itu tidak dinikahi oleh Angga."

1
Firgi Septia
kecewa penonton ternyata Amalia kurang beruntung dapat Angga ternyata cassanova kirain perjaka ting-ting/Frown//Frown/
Siti Sopiah
Thor tangannya dh menggeletar karena lapar sebab tu nulisnya sering nyasar
Dewi Soraya
yah lemah.q kr bs bela dri jd g tkut m sp2
fifid dwi ariani
trus sukses
Endang Werdiningsih
official girl,,,,
office girl....
arti'a beda kan???
Solehan Abdy
top 👍👍👍
Solehan Abdy
mantap juragan 👍👍👍
Solehan Abdy
lanjut juragan 👍👍👍
Solehan Abdy
jangan tarik ulur thour TDK seru justeru hanya memperbanyak bab ujung2nya SDH bisa ketebak .... maaf Cuma saran saja
Solehan Abdy
lanjutkan thour 👍👍👍
Solehan Abdy
lanjutkan thour 👍👍👍👍👍
Nur Kamelia
kk belenggu hasrat nya mn kk
Nur Kamelia: bukan di noveltoon ya kk
Nur Kamelia: maksud nya kk
total 3 replies
Anasih 11
beneran yaaa stay di sini
cuuuzzzzz oteweh 🏃‍♀️🏃‍♀️
Susi Haryani: iy kak
total 1 replies
Mardiyah Hendriawati
angga katanya orang kaya dan pintar tapi kok lemot ya
Wafa Herni
sedih banget nysek 😭😭
Wafa Herni
di mna² ortu pngin ank bhgia
ini ank menderita ortu trsenyum
semngat thor
Hastia Tia
lanjutkan
Mfftah Afni
ternyata lelaki anak papa gak ounya mental 😀
Lia Yulia
terimakasih Thor...ttp semangat dan jg kesehatan q tunggu up selanjutnya...cuuzz ke kamar sebelah udh ad yg baru nich dr author💃
Lusye marce wibowo
halo thorrr,,salam jg buat othorr
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!