Perjuangan Cinta Sang Ceo
Hiks ... hiks, perlahan Angga membuka matanya setelah mendengar suara isakkan tangis. Angga mulai tersadar, dilihatnya seorang gadis menangis di samping ranjangnya.
"Ah, kenapa kamu ada di sini!" seru Angga menatap bingung gadis di sampingnya.
"Hu ... hu ...." bukannya menjawab, gadis itu semakin menjadi. Angga kemudian bangun, diraihnya selimut yang menutupi tubuh polosnya. Saat selimut itu ditarik Angga, terlihat semua lekuk tubuh gadis yang ada di samping Angga.
"Ah ... tutup tubuhmu cepat!" seru Angga dengan nada keras.
"Apa yang sebenarnya terjadi, ah ... kenapa aku tidak ingat." Angga menggerutu seraya mengambil pakaiannya yang berceceran di lantai.
Amalia masih tak beranjak dari tempatnya. Bentakan Angga sepertinya tidak membuat dia takut. Amalia terus menerus menangisi nasibnya. Bagian sensitifnya juga terasa perih, dia yakin telah terjadi sesuatu padanya, tadi malam.
Angga mengingat-ingat kejadian semalam, di bawah guyuran air shower. Angga sedikit demi sedikit mengingat kejadian yang membuat dia dan Amalia berada di kamar hotel tersebut.
Flashback
Jam pulang kantor telah tiba. Namun, Amalia masih harus mengerjakan pekerjaannya di ruangan Angga. Malam ini, Amalia mendapat jatah lembur. Menggantikan Dewi, temannya yang sedang sakit. Saat ia akan memasuki ruangan Angga, terdengar dari dalam suara benda-benda pecah. Sepertinya Angga sedang meradang, Amalia jadi ragu untuk masuk keruangan Angga.
Dengan pertimbangan yang cukup matang akhirnya, Amalia memberanikan diri untuk masuk keruangan Angga. Benar saja dugaannya, ruangan Angga berserakan, seperti kapal pecah. File-file berceceran di lantai, belum lagi pecahan gelas dan vas bunga juga berserakan di lantai. Angga yang sedang duduk di sofa ruang kerjanya, menatap tajam ke Arah Amalia.
"Pergi kamu dari sini, cepat!" bentak Angga, membuat Amalia kaget. Namun, Amalia masih berdiri di depan pintu. Dia bingung harus berbuat apa.
"Hey, pergi kamu dari sini, dengar nggak!" Angga benar-benar marah, saat perintahnya tidak dihiraukan oleh pegawainya.
"Ba-baik Pak, saya permisi dulu." ucap Amalia gugup. Saat Amalia sudah akan meninggalkan ruangan itu, Angga memanggilnya kembali.
"Tunggu! temani saya di sini sebentar." ucap Angga pelan. Amarah yang tadinya meledak-ledak, seakan surut saat melihat Amalia datang.
Amalia dengan pelan mendekat ke arah Angga. Ada perasaan takut, gugup, bercampur jadi satu. Angga, atasannya itu terkenal galak. Tidak ada seorang pun yang berani mendekat saat dia sedang marah. Saat Amalia sudah berada di hadapan Angga, dengan refleks dia memeluknya.
Rasa nyaman, yang dirasakan oleh Angga setelah memeluk Amalia. Masalah yang tadinya membuat dia meradang, sedikit demi sedikit sirna. Lama Amalia dalam dekapan Angga, dirasanya perasaannya sudah membaik, Angga melepaskan pelukannya.
"Malam ini temani saya ke club, ya?" ujar Angga tanpa dosa. Amalia hanya mengangguk saja. Amalia sejujurnya juga bingung jika, dia menolak ajakan Angga, dia takut Angga memecatnya.
"Pak, biarkan saya membersihkan tempat ini dulu. Hari ini, adalah tugas saya membersihkan ruangan Bapak. Saya harus profesional Pak." Dengan mengumpulkan keberaniannya, Amalia mengutarakan unek-uneknya.
"Ya sudah, saya tunggu kamu di sini." Angga menyetujui permintaan Amalia, Angga kembali duduk di sofa ruangannya.
Amalia Dengan telaten membereskan ruangan Angga. Dimulai dari merapihkan file-file yang berantakan. Setelah itu, dia membereskan bekas pecahan gelas dan vas bunga. Angga hanya mengamati Amalia, saat dia sedang bekerja. Amalia memang gadis yang bertanggung jawab. Tak sekalipun dia meninggalkan pekerjaannya, tanpa alasan yang jelas.
Usai membereskan ruangan Angga, Amalia berjalan menuju ke arah Angga. Angga yang sedang sibuk dengan laptopnya, akhirnya menyadari kehadiran Amalia.
"Apa sudah selesai pekerjaanmu?" tanya Angga seraya menutup laptopnya.
"Sudah, Pak," jawab Amalia singkat.
"Sekarang kamu temani saya ke club. Maka, saya akan kasih kamu bonus yang luar biasa nanti."
"Baik, Pak."
Amalia memang sangat memerlukan uang saat ini. Adiknya di kampung mengalami kecelakaan. Jadi, akan banyak memerlukan biaya di rumah sakit. Mungkin, dengan bonus yang diberikan Angga, akan sedikit membantu kesulitannya.
***
Mereka berdua sudah ada di dalam mobil. Angga sengaja menyetir sendiri, dan menyuruh supir pribadinya untuk pulang kerumahnya. Malam ini yang dia inginkan adalah bersenang-senang. Terlalu banyak masalah yang membuat Angga emosi hari ini. Dimulai dari berita perselingkuhan ayahnya, dan yang membuat dia meradang adalah kekasihnya hamil dengan orang lain.
Perempuan yang dipacari selama tiga tahun belakangan ini, dikabarkan sedang mengandung dengan pria lain. Angga tidak pernah tahu jika, selama ini kekasihnya mengkhianatinya. Kekasih Angga adalah seorang model terkenal di tanah air. Hubungannya memang tidak pernah dipublikasikan. Dengan alasan tak ingin reputasi kekasihnya hancur. Angga hanya menuruti kemauan dari kekasihnya. Berita kehamilan kekasihnya, membuat Angga frustasi. Sehingga dia butuh hiburan malam ini.
Mereka sampai di sebuah club malam, tempatnya masih sangat sepi. Mengingat hari pukul delapan malam, jadi belum banyak pengunjung yang datang. Angga memilih ruang VIP. Karena, dia tak ingin ada seorangpun yang mengganggu. Amalia hanya mengekor di belakang Angga. Dia tidak pernah berada di tempat itu. Angga yang notabenenya sering clubbing, tentu sudah hafal di mana tempat yang akan dia tuju.
Sebuah ruangan berukuran empat kali enam itu, sepertinya ruangan yang dipilih oleh Angga. Sebuah ruangan yang berisi sofa, dan beberapa koleksi minuman terpampang disana. Tak lupa sebuah televisi datar empat puluh delapan inci ada diruangan itu. Angga mengajak Amalia duduk di sofa. Dengan gugup, Amalia hanya menuruti perintah Angga.
Angga berjalan mengambil beberapa minuman disana. Dua botol minuman dan dua gelas kosong, dibawa oleh Angga. Angga duduk tepat disebelah Amalia. Amalia terlihat gugup, tampak jelas dari wajahnya. Keringat dingin mulai bermunculan, dia takut tak bisa mengendalikan diri.
"Nggak usah takut, rileks aja, saya tidak akan ngapa-ngapain kamu kok." Angga yang melihat Amalia ketakutan, sontak berusaha menenangkan.
"Kamu belum pernah, ya, ke tempat ini?" tanya Angga menatap Amalia.
"Be-lum Pak." Amalia berusaha menghilangkan kegugupannya, namun sepertinya tidak bisa. Semakin Angga mengajak ngobrol Amalia, semakin dia ketakutan.
Angga mulai menuangkan isi botol minuman ke dalam gelas. Sesekali dia melirik Amalia, gadis polos yang bersamanya saat ini. Diteguknya segelas minuman oleh Angga. belum puas dengan satu gelas, Angga menuangkan kembali minuman tersebut ke gelasnya yang sudah kosong. Satu, dua, tiga, empat gelas sudah dihabiskan oleh Angga. Saat ia menuangkan ke gelas kelima, Amalia mencegahnya.
"Sudah cukup, Pak, bapak terlalu banyak minum." Diambilnya botol minuman itu dari tangan Angga.
"Berikan pada saya, hhhh ... saya tidak akan mabuk, sekalipun saya habiskan dua botol ini." Angga kembali mengambil botol tersebut dari tangan Amalia.
Angga menuangkan ke dua gelas yang kosong tadi. Disodorkannya ke mulut Amalia akan tetapi, dengan cepat ditolak oleh Amalia.
"Kamu harus coba ini, ini tidak akan membuatmu mabuk. Ayo coba, ini." Angga menyodorkan kembali segelas penuh berisi minuman itu ke mulut Amalia. Namun, Amalia tetap menolaknya, dia tidak pernah minum-minuman seperti itu.
"Ayo coba dulu, kamu harus menghargai saya. Cepat minumlah." Angga berusaha merayu Amalia untuk minum segelas Wine ditangannya. Dengan ragu, Amalia mengambil gelas itu.
"Ayo cepat minum" ucapnya lagi.
Amalia memejamkan matanya, dicobanya minuman itu. Saat sudah ada di mulutnya, Amalia mengeluarkan dari mulutnya.
"Rasanya memang sedikit aneh, tapi kamu akan suka saat sudah meminumnya." ucap Angga kembali menyakinkan Amalia.
Dengan ragu, Amalia kembali meneguk semua wine yang ada di gelasnya. Bukan cuma sekali, dua kali, tiga kali minuman itu diminum oleh Amalia. Kesadarannya mulai hilang, dengan lunglai Amalia tertidur di sofa itu. Angga yang setengah sadar, membawa Amalia ke sebuah Kamar di lantai dua club tersebut. Tidak mungkin dia mengantarnya pulang dalam keadaan mabuk.
To be continued..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
Wiwien Budi Winarti
mulai baca thor
2022-01-30
0
Hayati
👍👍
2021-09-29
0
Santy Mustaki
nyimak
2021-08-29
0