NovelToon NovelToon
Harga Diri Yang Terjual

Harga Diri Yang Terjual

Status: tamat
Genre:Tamat / Poligami / Konflik etika / Romansa / Dijodohkan Orang Tua / POV Pelakor
Popularitas:3.4M
Nilai: 4.9
Nama Author: Lyn malini

Dengan matanya sendiri menyaksikan bagaimana suaminya memuja setiap jengkal tubuh madunya. Dan mendengar pengakuan menyakitkan dari mulut suaminya .
Akhirnya dia lari demi menyelamatkan sang buah hati dari tangan suami dan mertuanya yang ingin memisahkan mereka.

Ashara Ayudia , terpaksa mendewasakan dirinya dengan berbagai cobaan yang menghadangnya. Bekerja keras pontang panting demi kesembuhan anaknya.

Akhirnya Asha harus rela jadi duri dalam rumah tangga orang lain demi nyawa anaknya.

"Apapun akan aku lakukan asalkan bisa menyelamatkan anakku ,termasuk menjual diriku sendiri.....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lyn malini, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tiga lelaki galau

Seorang lelaki muda tidur dengan gelisah. Keringat membasahi wajah dan pakaiannya. Sepertinya dia sedang bermimpi buruk. Sesekali dia bergumam tak jelas, meringis dan berdesis. Tapi sayang dia tidur sendiri, tidak ada yang menyadarkannya.

" Aaaakh !!! "

Akhirnya lelaki itu terbangun dengan teriakan yang memilukan.

Lelaki muda itu Reynal Amris. Rey terbangun dengan spontan terduduk dari tidurnya. Bisa dipastikan Rey bermimpi sangat buruk. Tanpa sadar Rey bergumam sendiri.

" Resha !!! " Ucap Rey lirih.

Jantung Rey berdegup kencang. Keringat telah membasahi seluruh tubuhnya. Dengan segera Rey menyambar gelas di nakas lalu meminum air yang tersedia di dalamnya.

" Dimana kamu sayang. Kenapa Papi seperti merasa kamu tidak baik baik saja. Maafkan Papi, Nak. Demi hidup seperti neraka ini Papi meninggalkan mu dan Mami. " Rey menangis sambil terus berkata lirih.

Perasaannya gelisah tidak menentu. Rey menekan dadanya yang terasa sesak dan sakit. Rey bangkit dari ranjang mewahnya kemudian melangkah menuju jendela kamarnya dan menyibakkan gorden. Matanya menatap nanar keluar untuk sekedar menenangkan hatinya.

Rey bermimpi melihat Resha menangis sambil memegang dadanya. Seakan mengatakan kalau jantungnya sedang tidak baik baik saja. Rey berusaha mendekat, tapi Resha semakin menjauh. Rey berteriak memanggil tapi suaranya tidak bisa keluar.

Mengingat mimpinya Rey kembali menangis. Dadanya semakin terasa terhimpit.

" Resha sayang, dimana kamu, Nak. Bertahanlah sampai Papi bisa menemukanmu. Sekarang Papi banyak uang untuk operasi. Bertahanlah...

Rey telah membayar orang untuk mencari Asha dan Resha. Tapi tetap saja tidak bisa menemukan mereka. Seperti ada yang menutupi jalannya. Rey merasa ada orang yang menghalanginya. Sudah berkali kali Rey mengganti detektif bayarannya ,tapi hasilnya tetap nihil .

" Kemana aku harus mencari kalian. Apakah kamu dalam kesulitan menjaga anak kita, Sha ? Sendirian tanpa aku dan tanpa uang. Bagaimana cara kamu menjalani hidup. "

Hati Rey terasa teriris ribuan belati mengingat Asha yang tidak memiliki apapun untuk bertahan hidup. Dengan kondisi Resha yang butuh biaya yang tidak sedikit. Penyesalan Rey kini tiada berguna. Asha dan Resha raib tanpa jejak.

Begitu mudahnya dulu Rey mengkhianati Asha hanya karena kecantikan semu seorang Kamila dan limpahan kekayaan dari nama besar keluarga Amris. Dan lihatlah sekarang harta yang dia miliki seakan mengejeknya, karena tidak mampu membuatnya bahagia.

Keadaan Rey yang tersiksa karena rindu tidak lebih baik dari keadaan Asha yang tersiksa dalam kekalutan menanti ketidak pastian . Sudah lebih dari tujuh jam namun belum ada tanda tanda operasi itu selesai .

Asha telah ratusan kali menguap, dan telah berkali kali terhuyung karena mengantuk. Tapi dia enggan memejamkan mata hingga tanpa sadar Asha sudah tidak kuat menahan berat matanya. Tubuh mungil itu kini telah meringkuk di sofa ruang tunggu itu. Bergelung dengan kaki yang tertekuk menahan dingin.

Sampai akhirnya pintu yang tadi selalu Asha tatap kini telah terbuka. Dokter Wira keluar setelah mengganti pakaian nya yang berdarah juga mencuci tangannya.

Dokter Wira tertegun melihat Asha yang tertidur pulas dan tidak terganggu oleh langkah kaki beberapa petugas medis yang lalu lalang. Sambil tersenyum Dokter Wira memilih membiarkan Asha melanjutkan tidurnya.

Dua jam kemudian

" Sha, bangun Nak. Sudah pagi. "

" Eumh... !! Umi !! Asha berusaha membuka matanya dengan mengumpulkan kesadarannya. Sesaat kemudian dia tersentak.

" Resha !! Umi, Resha Umi. ! " Asha terpekik ketika kesadarannya telah terkumpul.

" Tenang, Nak. Operasinya sukses, tapi sekarang Resha masih dalam pantauan. " Ucap Umi Aminah menenangkan Asha.

" Syukurlah, Asha ketakutan semalaman, Umi. " Asha merangkul Umi Aminah dengan isakannya.

" Sekarang kamu bisa tenang, Nak. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Tinggal menunggu Resha sadar dan pemulihan. " Umi Aminah menenangkan Asha sembari mengusap punggung Asha dalam dekapannya.

" Iya, Umi. Asha lega sekarang. " Asha pun melepaskan dekapannya dan mengusap sisa air matanya ." Bolehkah kita melihatnya, Umi ? " Lanjutnya.

" Boleh, tapi hanya dari luar. Resha masih dalam masa observasi tidak boleh terpapar virus dan sebagainya. Ayo ! Umi antar. " Akhirnya mereka beranjak dari sofa ruang tunggu menuju ruang ICU.

Tubuh mungil Resha terbaring dengan berbagai alat yang menempel di tubuhnya. Beberapa monitor dan dua orang perawat berpakaian khusus menemaninya di dalam ruangan itu.

Hanya sebuah jendela kaca yang membatasi antara Asha dan Resha kini. Asha mengusap kaca besar itu seakan dia mengusap kepala anak semata wayangnya.

" Lihatlah anakmu, Kak. Sebentar lagi dia akan bangun tanpa rasa sakit lagi. " Asha tersenyum miris . " Tanpa bantuanmu yang pernah kamu janjikan. Sebagai alasan untuk kamu bisa bersama mantan kekasihmu . Aku masih mampu membiayai operasinya, Kak. Walau dengan menjual diri ini . "

Asha bergumam sendiri sembari menatap sang buah hatinya dibalik kaca besar itu. Air matanya kembali membasahi pipi mulusnya.

" Cepatlah sadar, Nak. Mami menunggu Resha cantiknya Mami disini. Mami rindu sama Resha." Ucapan lirih itu terdengar menyayat hati.

*****

Di ruangan VIP sebuah Resto

Dua orang lelaki beda usia duduk sambil berbincang bincang. Mereka terlihat sangat akrab satu sama lain.

" Kenapa kamu terlihat lesu ,Nak ?. Apa kamu terlalu sibuk dan sering lembur ? Perhatian kesehatan walaupun banyak kerjaan " Ucap sang Ayah.

" Iya, Yah. Tapi bukan itu yang bikin lemes. Tapi semalam Roman habis donor darah dua kantong, makanya sedikit pusing. " Ternyata Roman tengah berbincang dengan sang Ayah yang tak lain adalah Budi Baskara.

Tanpa sepengetahuan Ibu Farida selama ini Roman dan Pak Budi selalu berhubungan baik. Walaupun Ibu Farida tidak pernah melarang tapi Roman berusaha untuk menjaga perasaan Bundanya. Karena Roman sangat memahami kesakitan sang ibu.

" Bunda baik baik saja ,kan ? " Ucap Pak Budi cemas.

" Bunda sejak cangkok ginjal terlihat lebih sehat, Yah. "

" Terus kamu donor darah buat siapa ?"

" Untuk cucu angkat Bunda. " Jawab Roman enteng.

" Cucu ? "

" Iya, saking inginnya Bunda punya cucu sampai dia mengambil anak orang untuk jadi cucunya, dan Bunda sangat menyayangi ibu dan anak itu. " Roman berkata sambil terkekeh.

" Kenapa kamu belum juga memberikan Ayah dan Bunda cucu, hmm ? " Tanya Pak Budi yang membuat Roman mendesah kasar.

" Tak akan pernah, Yah. " Jawabnya lirih.

" Kenapa ? "

" Nia tidak punya rahim, bagaimana mau hamil. " Ucapan Roman membuat mata Pak Budi membola.

" Kok bisa ! "

" Rahimnya telah diangkat sejak tujuh tahun lalu. Dan Roman baru tahu sejak beberapa bulan ini. " Wajah Roman mengeras mengingat kebohongan Nia.

" Kalian ini ada ada saja masalahnya. Rey malah membuang istri dan anaknya demi koleksi mobil sportnya dan demi wanita yang ambisius seperti Mamanya. Dan kamu malah ditipu wanita yang tidak bisa memberikan keturunan. " Pak Budi menghempaskan punggungnya di sandaran kursi.

" Apa ini karma buat Ayah, yang telah menyia nyiakan istri dan anak Ayah. Wanita yang tulus mencintai Ayah. Yang rela mengasuh seorang bayi sendirian sambil bekerja demi pendidikan suaminya. Dan kemudian dicampakkan begitu saja. " Wajah tua itu terlihat penuh penyesalan dengan mata yang sendu.

" Sudahlah Ayah, jangan diingat lagi. Ayah punya alasan melakukan semua itu. Suatu saat kebenarannya pasti terungkap dan Bunda pasti akan memaafkan Ayah, seperti Roman. " Ucap Roman menenangkan sang Ayah.

" Rey melakukan kesalahan yang sama. Ayah sudah menasihatinya namun rayuan Kamila lebih berpengaruh padanya. Kini adikmu itu juga hidup dalam penyesalan seperti Ayah. "

" Ada yang sedang menghibahi aku ya ? " Tiba tiba Rey muncul di balik pintu ruang privat itu tanpa mereka sadari.

" Eh ,Rey kamu sudah datang ? " Sapa Roman.

" Masuklah, Nak. Kami telah lama menunggu mu. " Ucap Pak Budi tanpa merasa bersalah.

" Papa benar, aku hidup dalam penyesalan dan entah sampai kapan akan seperti ini. " Tiba tiba Rey terlihat mendung. Dia teringat mimpinya semalam ditambah kedua lelaki terdekatnya itu membahas hal yang sama.

" Apa tidak ada petunjuk tentang mereka ? " Tanya Pak Budi. Rey menjawabnya dengan gelengan dan kemudian mendesah kasar.

" Berusahalah terus, nanti Papa coba bantu. " Ucap Pak Budi sembari menepuk bahu Rey.

" Oh iya Ayah , apa yang Roman minta waktu itu sudah Ayah dapatkan ? " Tanya Roman.

" Hampir saja Ayah lupa, Nak. Ini Ayah kirimkan langsung ke nomor kamu. " Tidak lama kemudian beberapa pesan masuk terdengar dari ponsel milik Roman.

" Di situ ada nama, foto ,alamat dan nomor telepon nya. Lengkap ! " Sambung Pak Budi.

Beberapa detik kemudian Roman ternganga tak percaya. Melihat beberapa data yang baru saja Ayahnya kirimkan.

" Ayah tidak salah informasi, kan ? " Tanya Roman tidak yakin.

" Kamu meragukan Ayah ? "

" Bukan begitu Yah, tapi ini kan...

" Kamu kenal orangnya ? " Roman mengangguk sambil mematut foto yang terpampang jelas di ponselnya.

" Sepertinya Bunda dan Om Wira sengaja menutupinya. "

" Memangnya itu apa ? " Tanya Rey.

"Data orang yang donor ginjal buat Bunda. " Jawab Roman tanpa mengalihkan pandangannya dari ponselnya.

" Ooo, jadi Bunda sudah sehat sekarang ? "

" Sudah. " Jawab Roman singkat.

Pikiran Roman masih tertuju pada seseorang yang terdapat di ponselnya. Dari data yang Ayahnya kirimkan terlihat jelas jika Dokter Wira dan Bundanya mengetahui siapa pendonor itu. Ada bukti persetujuan yang mereka tanda tangani bersama.

Yang jadi pertanyaan Roman kenapa dirahasiakan.

Kenapa.....

...****************...

Yuu huu 💖

Up dua bab kita hari ini Sista 😁

Lagi baeknya si Bocil, jadi bisa ngetik banyak. Tapi tetap dukung Othor yee dan mohon doa nya semoga si Bocil enggak rewel terkewel kewel 😘

Love you all 💖🌺💖

1
Bunda
😭😭😭😭😭😭
Bunda
Luar biasa
Bunda
mampir Thor🙏🏻
Anthy Syahrianti Saleng
bagus ceritanya, banyak mengandung bawang 😭😭
Wahyunni Winarto
haduhhh pemeran laki² nya red flag semuaaa🫠🫠🫠
Wahyunni Winarto
kapokkk luh roman,,,,psikis yg kena lebih bahaya
Arrahma karina darlis
Luar biasa
Wahyunni Winarto
anak sm istri sdh menyatu,,,km egois iya syudah buangg tinggalin,,,,nyahok kannn
hilang arah jd nya🙄🙄🙄
Dwi Setyaningrum
sekretarisnya namanya Mirna apa gina sih Thor🤔
AnisaFitry🌺
ku kira b3rtemu antara asha dan rey.tau nya sam bu farida😄
AnisaFitry🌺
penyesalan dtgnya di akir 😏
Juan Sastra
bagus ceritanya enak di baca , menhuras emosi juga dan yg jelas terlalu melow melow buat kisah asha,,
Juan Sastra
aahh ggak seru asha ggak kekeh,, aku malah udah bela belain baperan malah balikan deh
Dwi Setyaningrum
itu adalah ujian rumah tanggamu Rey km bisa bertahan dan lulus dlm ujian itu maka kebahagian yg akan km trima tp kalau km menyerah kalah ya kebahagiaan yg km dpt hanya semu d sesaat saja..
Juan Sastra
dan mengertikah roman akan rasa takut dan trauma yg di rasakan asha,, tidakkah dia ingin berjuang melukuhkan hati dan menyembuh jiwa yg tersakiti,, asha, roman hanya tau jika asha ingin kembali maka kembalilah,, hadeeeh aku malah senang jika asha justru melepaskan roman dan menjauh dr mereka berhubungan dengan trauma asha.. koment ku panjang amat ya thorr 🙏
Juan Sastra
itah egoisnya lelaki selalu minta di sembah walau dirinya bersalah tetap ingin di tinghikan derajatnya padahal wanitalah yg paling mulia, mau setinggi apa pun jabatannya tetap terlahir dari seorang perempuan,, dan roman bertahanlah dengan pikiran mu dan biarkan kesalah fahaman terjadi agar asha pergi semakin mejauh karena merasa sdh tak di butuhkan dan posisinya cepat tergantikan.. aku dukung jika asha benar benar pergi karena terlalu menyakitkan se
ebagai asha di permainkan drama kehidupan di hempas keterpurukan dan di bebat luka bathin yg kian bertubi,, siapa pun pasti tidak akan pernah optimis dan percaya diri untuk di cintai jika keadaanya seperti asha.. sakitnya tuh melekit thorr sampai ke jantungku. berasa banget bapernya 😢😢
Dwi Setyaningrum
mampir Thor..baru baca sdh panas nih hatiku..aku doakan Kamila ga bisa punya anak biar kapok mereka menyakiti sesama wanita..tunggu karma kalian datang🤪🤪🤪
Juan Sastra
halah jgn luluh sha
Juan Sastra
harusnya nasehat itu begitu di berikan pada roman bukan asha
Juan Sastra
kecuali asha di jaih kan dr roman dan tinggal di pedesaan yg asri dan tenang seperti di pegunungan juga sangat bagus,,atau di pinghir pantai dengan laut lepas
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!