DILARANG PLAGIAT YA!
Seorang lelaki berjaket hitam terduduk di lantai, dia membersihkan cairan merah kental yang menodai tangannya. Dia mengambil pisau dan tongkat kasti kesayangannya, siapapun yang berani melukai wanitanya maka orang itu akan ia bebaskan dari dunia ini.
Dia adalah Dave Winata, namanya jarang didengar karena identitasnya yang sengaja dirahasiakan. Wajah dan sorot matanya yang dingin menyerang siapapun dengan tatapan elang yang siap memangsa. Hanya ada satu kelemahannya, yaitu air mata wanitanya.
Penasaran kan? Lanjut yuk ke ceritanya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sekar Arum, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TAKUT
WARNING:
SEBELUM LANJUT MEMBACA DIWAJIBKAN UNTUK RATE, VOTE, LIKE DAN TINGGALKAN KOMENTAR SESUKA KALIAN.
DUKUNGAN KALIAN ADALAH SEMANGAT UNTUK AUTHOR.
HAPPY READING 😘
..............................
Samuel tertawa cekikikan saat berbalas pesan dengan Reza. Di ranjang, Angel mengerjapkan matanya. Tubuhnya menggeliat pelan, ia menggosok kedua matanya. Selimutnya merosot turun dari dadanya. Ia langsung menaikkan lagi selimutnya untuk menutupi tubuhnya.
Flashback On
"Lepasin!" Angel mecoba meronta, tapi sia-sia karena tangannya diikat kuat oleh Samuel.
Mobil Samuel masuk ke dalam sebuah gerbang kayu tinggi. Mereka sudah sampai di sebuah Vila besar di pinggir pantai dengan nuansa serba putih. Samel membawa Angel masuk dengan cara menggendongnya seperti karung beras. Angel sudah tidak anggup melawan, tenaganya sudah terkuras habis.
"Aauuuww!" Pekik Angel saat Samuel melemparnya ke ranjang.
"Daripada lo nangisin Dave yang udah nikah, mending lo seneng-seneng sama gua disini!" Seru Samuel yang melepaskan jasnya dan membuka kancing di lengan kemejanya.
"Cih! Gua nggak sudi! Lepasin gua sekarang sebelum bokap gua dateng nggerebek lo!"
"Bagus! Tapi bokap lo nggak cuma nggerebek gua! Tapi lo juga!" Jawab Samuel yang tersenyum sinis.
Samuel mulai melancarkan aksinya. Sebagai play boy sejati, Samuel paham betul dengan tubuh wanita. Angel dibuatnya tidak berdaya. Angel justru terbawa dengan permainan Samuel. Yang seharusnya hukuman malah menjadi kenikmatan.
Tapi sebenarnya bukan itu hukuman Angel. Samuel sudah menyiapkan kejutan untuk Angel.
Flashback Off
"Sudah bangun, sayang?" Seru Samuel.
Angel tidak merespon Samuel sama sekali. Angel melilitkan selimut di tubuhnya. Ia sibuk memunguti pakaiannya di lantai. Tapi sayangnya sudah tidak ada yang bisa dipakai lagi, robek semua.
"Lepaskan!" Pekik Angel saat Samuel memeluknya dari belakang.
Samuel menghiraukan Angel, kini ia justru semakin mengeratkan pelukannya.
"Bukankah tadi itu nikmat?" Tanya Samuel setengah berbisik di telinga Angel.
"Lo bakalan habis di tangan bokap gua!"
"Nggak kebalik? Lihat ini!" Seru Samuel menunjukkan ponselnya.
Angel membelalakan matanya, wajahnya terlihat sangat jelas dalam video itu. Bagaimana bisa dia tidak memikirkan hal ini?
Angel langsung merebut ponsel Samuel dan menghapus video itu.
"Gua punya banyak copy-annya!" Samuel terkekeh.
"Licik lo!" Balas Angel yang membuat Samuel terkekeh.
...................
Tap,
Tap,
Reza melangkahkan kakinya mendekati Aryn. Ia memandangnya sejenak, mengelus lembut pucuk kepala Aryn. Malam sudah larut, ia memutuskan untuk tidur di sini, di kamar Dave si pengantin baru. Ia merebahkan tubuh lelahnya di sofa.
Aryn membuka matanya perlahan. Ia mencoba bangun tapi badannya terasa sakit. Aryn melihat sekelilingnya, ia tidak sedang berada di kamarnya. Lalu di kamar siapa?
Aryn menoleh ke sampingnya, ada seseorang yang tengah terlelap di sampingnya. Ia mencoba merangkai potongan kejadian yang ada di otaknya.
Dave menggeliat pelan membuat Aryn sedikit terkejut. Karena ia dapat melihat wajah pria yang tidur disebelahnya dengan jelas.
"Aaaa..."Teriak Aryn.
"Aaaa.." Karena terkejut Dave malah ikut-ikutan teriak.
"Pergi...pergi...jangan sakiti aku!" Aryn memukul-mukul tubuh Dave dengan brutal.
"Kau yang harusnya pergi dari sini! Ini kamarku!" Balas Dave.
"Pergi! Jangan sakiti aku!" Aryn menutupi wajahnya.
"Hey! Aku tidak menyakitimu!" Dave kebingungan.
"Pergiiii! Ayah tolong Aryn!" Aryn semakin berteriak histeris.
Dave langsung duduk dan mencoba menyingkirkan kedua tangan Aryn dari wajahnya.
"Hey!" Teriak Dave.
"Jangan sentuh aku! Pergiiii!" Teriak Aryn yang mengibaskan tangan Dave.
Dave semakin kebingungan. Apa yang terjadi dengan Aryn, hingga membuatnya berteriak histeris seperti ini.
Reza yang mendengar teriakan, menggosok matanya perlahan. Ia bangun dari sofa dan melihat ke arah ranjang.
"Apa yang terjadi?" Batin Reza.
"Pergiiii! Jangan sakiti aku! Ayah tolong Aryn!" Teriak Aryn.
Reza lansung mendekat ke arah ranjang. Dave terkejut dengan Reza yang tiba-tiba muncul di kamarnya.
"Lo ngapain disini!" Seru Dave dengan ketus.
Reza tidak merespon Dave, ia bahkan membuang muka saat Dave menatapnya. Ia bergegas duduk di samping Aryn.
"Aryn, tenang! Lo aman! Ada gua disini, gua bakal ngelindungi lo!" Reza berusaha menenangkan Aryn.
"Wait wait! Maksud lo apaan ngomong kayak gitu di depan gua? Gua suaminya Aryn!" Seru Dave.
Lagi-lagi Reza tidak merespon Dave, ia membuang muka. Sementara Aryn berusaha untuk duduk sekarang. Melihat Aryn yang kesakitan Dave merasa kasihan, ia mendekat dan membantu Aryn.
"Jangan sentuh aku!" Teriak Aryn.
Akhirnya Reza lah yang membantu Aryn untuk duduk.
"Lo minum dulu!" Reza memberikan segelas air putih.
Aryn langsung meneguk habis air itu. Reza menatapnya dengan tatapan sendu. Lalu ia menatap Dave dengan tatapan tajam.
"Sekarang lo keluar!" Seru Dave dengan suara yang menggelegar.
"Kalau gua nggak mau?" Tanya Reza dengan santai.
"Lo suka cara kasar?" Dave turun dari ranjang, tangannya sudah mengepal kencang.
"Aku takut, Za!" Seru Aryn yang langsung memeluk Reza.
Emosi Dave semakin meledak-ledak saat melihat adegan mesra di depannya. Ia bergegas mendekati mereka.
"Pergiiii!" Teriak Aryn.
Tapi Dave tidak terpengaruh dengan teriakan Aryn. Ia langsung memegangi tangan Reza dan berniat mendorongnya. Tapi Aryn menahan tubuh Reza dengan kuat.
"Lo nggak liat Aryn ketakutan liat lo kayak gini?" Teriak Reza yang sudah mendorong Dave hingga terjengkang ke belakang.
Dave melihat Aryn. Benar apa yang dikatakan Reza, Aryn terlihat sangat ketakutan dengan dirinya. Dave semakin bingung. Sebenarnya apa yang dia lakukan pada Aryn hingga membuat Aryn ketakutan seperti ini.
"Emangnya dia kenapa?" Tanya Dave.
"Lo coba inget-inget sendiri!" Balas Reza dengan ketus.
Reza membantu Aryn untuk berbaring lagi di ranjang. Aryn masih lemah, ia butuh istirahat yang cukup.
"Lo nggak usah takut! Gua duduk di sofa itu nungguin lo! Gua nggak akan biarin dia nyakitin lo!" Ucap Reza yang mendapat anggukan dari Aryn.
Reza mengelus lembut rambut Aryn hingga Aryn tertidur. Dave sangat muak dengan adegan di depannya. Ia berjalan keluar dari kamarnya. Sementara Reza ia menutupi tubuh Aryn dengan selimut, lalu ia merebahkan kembali tubuhnya di sofa.
Ceklek,
Reza masih belum tidur saat Dave membuka pintu dari luar. Ia langsung duduk. Dave berjalan mendekati Reza, ia ikut duduk di sebelahnya. Reza sebenarnya malas dan sangat mengantuk, tapi sepertinya Dave ingin membicarakan sesuatu dengannya.
"Apa yang membuat dia ketakutan?" Tanya Dave yang memecah keheningan antar keduanya.
"Lo beneran nggak inget sama sekali?"
"Gua cuma inget, tadi gua muntah-muntah terus tidur!" Jawab Dave yang membuat Reza menepuk jidatnya sendiri.
"Gua sebenernya males banget ngobrol sama lo!" Ucap Reza dengan ketus.
"Udah lah! Cepet kasih tahu gua!" Seru Dave yang mulai tidak sabaran.
"Gua tadi sengaja ngikutin lo. Ya karena lo mabuk. Waktu gua jalan lewat kamar lo, gua nggak sengaja denger Aryn teriak. Gua langsung gedor-gedor pintu, bahkan niat mau dobrak. Akhirnya lo bukain pintu, nah waktu gua masuk gua liat Aryn jatuh di samping ranjang. Pecahan kaca ada di mana-mana."
"Yang bikin gua kaget, lo manggil Aryn dengan panggilan Elsa. Lo udah gila? Dia Aryn bro bukan Elsa. Asal lo tau, lo itu hampir bunuh dia!" Lanjut Reza.
"Arrgghh!" Dave menjabak rambutnya sendiri.
"Sadar Dave! Elsa itu udah mati! Dan sekarang dia istri lo! Aryn bukan Elsa!" Seru Reza
"Gua nggak bisa lupain Elsa!" Jawab Dave dengan nada sendu.
"Lo nggak bisa Karena lo nggak pengen lupain dia! Kalau lo bener-bener pengen, lo pasti bisa!" Reza menatap Dave dengan tajam.
.......................
Jangan lupa like dan vote ya❤️