NovelToon NovelToon
MISTERI SANG PEWARIS

MISTERI SANG PEWARIS

Status: sedang berlangsung
Genre:Identitas Tersembunyi / Balas dendam pengganti
Popularitas:489
Nilai: 5
Nama Author: YNFitria

Hana dan Kinan dinyatakan meninggal dalam kebakaran rumah yang dasyat. Daud sebagai suami terpaksa menerima kenyataan tersebut setelah jenazah keduanya ditemukan kosong di dapur rumah mereka. Lalu bagiaman dengan aset yang ditinggalkan Hana yang diwariskan dari almarhum orang tuanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YNFitria, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pengintaian

Hadi menghabiskan kopi hitamnya, lalu mengeluarkan dompetnya untuk membayar makanan dan minuman yang dipesannya. Teteh penjaga warung menyebutkan nominal yang harus dibayar dan Hadi melebihkannya dengan mengatakan kembaliannya buat si teteh. Tentu saja ucapan terimakasih yang sangat tulus diucapkan olehnya.

Gareng mempehatikan semua itu dengan cermat tanpa terlihat. Sudah seminggu lebih dia mengikuti Hadi. Dan 5 hari terakhir Gareng mendapati Hadi selalu makan di warung makan Sunda yang sekarang mereka datangi. Waktunya memang tidak menentu. Kadang masih jam 9 kadang menjelang makan siang, terkadang setelah jam makan lewat. Dua kali Gareng dengan sengaja mengikutinya makan siang di tempat yang sama. Sisanya dia memilih memperhatikannya dari jauh. Alasannya akan terlalu terlihat jika selalu bertemu di tempat yang sama terus menerus padahal jam makan Hadi tak teratur

Menyiasati pengintaiannya, Gareng memilih meminjam motor ke penyewaan milik temannya. Tiap hari motornya ganti. Tujuannya juga untuk tidak dikenali secepat mungkin. Hadi bukan preman biasa, dia punya kemampuan fisik dan otak militer. Meskipun sudah lama berhenti bukan berarti kebiasaannya hilang dan kemampuannya menurun. Justru lebih terasah.

Yang Gareng dapatkan dari semua ketidakteraturannya Hadi justru rutinitas kecil yang selalu dilakukannya. Hadi selalu keluar jam 6 pagi, kadang dia berolahraga di lapangan tak jauh dari tempatnya tinggal, kadang langsung pergi ke tempat yang berbeda. Setiap harinya. Belum jelas apa yang dilakukkanya. Makan siang di jam yang tak menentu di warung Sunda langganannya, juga masih terhitung di wilayah tempatnya tinggal, dan selalu pulang tak melebihi jam 7 malam. Dari pengintaiannya Hadi ternyata bekerja sebagai keamanan dan penjaga malam di sebuah gudang elektronik. Tidak setiap malam kemungkinan bergiliran. Dan setiap pulang jaga malam pada pagi harinya dia akan tetap beraktifitas seperti biasa, hanya keluar saat jam menunjukan pukul 8 pagi.

Hari ini Gareng langsung pulang ke rumahnya karena Domo akan datang. Gareng sudah janjian dengannya di rumahnya untuk melaporkan hasil pengamatannya tersebut secara langsung kepada Domo, termasuk beberapa foto yang berhasil dia dapatkan. Itu sebabnya hari ini setelah makan siang Gareng pulang.

****

Sementara itu Hadi yang sudah beberapa kali melihat Gareng di sekitarnya meskipun menggunakan motor yang berbeda mulai waspada. Dia pergi dan menyelinap sebelum akhirnya melihat Gareng pergi dari warung tersebut dan pulang. Sepertinya Gareng pun tidak sadar diikuti karena Hadi juga meniru Gareng, menyiapkan motor lain untuk digunakan. Rencananya ini sudah sejak tiga hari lalu dia rancang setelah melihat Gareng juga ikut makan di warteg. Dan hari ini dia rancang sebisa mungkin untuk membalik keadaan.

Hadi mengikuti Gareng sampai rumahnya, melewatinya lalu kembali berbalik dan berhenti di warung yang tak jauh dari rumah Gareng. Hadi berhenti dan memesan minuman dingin,lalu minta izin duduk di kursi kayu depan warung. Sambil minum Hadi memperhatikan rumah Gareng dengan seksama.

"Camilannya bang" pemilik warung menyodorkan satu nampan bulat berisi aneka makanan. Ada gorangan, roti, dan beberapa jenis keripik.

Hadi mengambil roti untuk membuatnya tetap duduk. Sambil makan dia mulai mencari informasi dari pemilik warung.

"Tahu rumah yang mau dijual dekat sini Bu?" tanyanya

"wah, abangnya mau beli rumah?" jawab si Ibu warung antusias.

"hmm.. Rencananya bu" jawab Hadi

"Kalau di gang sini sih kayaknya belum ada yng dijual, meski rumah Pak Sabirin sudah dua tahun kosong. Kalau di gang sebelah ada tuh bang, bagus lagi punya juragan kontrakan" terang si Ibu

"Pak Sabirin rumahnya yang mana Bu?" tanya Hadi sekedar ingin tahu

" Itu bang, deretan sebrang warung, 6 rumah dari sini" jelas si Ibu

"Oh yang pagarnya biru ya Bu?" Hadi memastikan

"iya bang, setelah istrinya meninggal, dia pulang kampung. Anaknya sudah punya rumah semua. Biasa dikontrakkan. Tapi dari dua tahun lalu kosong. Mungkin belum ada yang kontrak atau sengaja" jawabnya. Hadi manggut-manggut mendengar penjelasan ibu warung

Rumah kosong tersebut hanya berjarak dua rumah dari rumah Gareng. Hadi memperhatikan dan menimbang banyak hal.

"Bu, rumah pagar warna hitam punya siapa? Ada spanduk tapi sudah hampir roboh tidak bisa saya baca juga buram" tanya Hadi mulai mengorek ke tujuan sebenarnya.

"Oh itu punya mas Gareng, dia buka latihan karate gitu. Tapi sekarang sepi hampir ga ada muridnya. Apalagi sejak anaknya Tita juga kerja. Tapi mungkin mau buka lagi sekarang. Katanya Mas Gareng sudah berhenti kerja"

"Memang sebelumnya kerja dimana? Polisi atau TNI ya?" tanya Hadi memastikan

"Bukan bang, mas Gareng itu satpam di rumah sakit" jawab ibu warung

Hadi tak bertanya apapun lagi, langsung membayar dan permisi. Dia hanya mengiyakan saja saat ibunya bilang untuk menghubunginya saja di warung kalau mau cek rumah yang dijual.

Hadi tahu Gareng dan dia tak saling kenal. Tapi orang yang punya kemampuan beladiri, berhenti kerja dan dia curiga mengintainya beberapa waktu ini bisa jadi direkrut orang untuk mengawasinya. Hanya seaja kenyataan Gareng tak lantas buru-buru mengikutinya keluar warung lalu pulang ke rumahnya mengikis keyakinan dan kecurigaannya. Tapi sepertinya dia harus tetap waspada. Dia punya banyak musuh di masa lalu. Sangat mungkin ada yang ingin menghabisinya. Lebih baik dia mencari tahu siapa Gareng nanti untuk menenangkannnya. Setelah itu Hadi memilih pulang dan istriahat. Nanti malam giliran dia kerja.

****

Halima memegang takjub perhiasan yang diberikan Hana untuknya. Tak dia sangka sebelum meninggal Hana masih sempat memesan dan menyiapkan hadiah untuknya. Padahal dia tak pernah benar-benar bersikap baik pada Hana. Halima bahkan masih kesal saat tahu Hana membentak Daud dan sempat mengusirnya karena Daud mengungkap ketaksukaannya akan jenis kelamin anaknya. Halima bahkan melihat dan merasa Daud tidak menyukai dan bahkan tak pernah menyentuh anaknya. Bahkan sebelum kelahiran anaknya sampai seterusnya Daud sudah tinggal di apartemennya sendiri. Entah apa yang membuatnya sering datang dan menginap lagi di rumah yang ditempati Hana. Untung saja saat malam naas itu terjadi, Daud selamat dan Hana beserta anaknya yang terpanggang. Tak ada yang mengetahui fakta itu selain Halima, dan dia memastikan tak ada yang tahu bahkan suaminya pun jangan sampai tahu.

Kembali Halima menimbang perhiasan tersebut, lalu memilih menggunakan cincinnya dan jam tangan custom dengan ukiran namanya tercetak jelas di bagian dalam strapnya yang terbuat dari emas. Mengembalikan set perhiasan lainnya ke dalam box dan menaruhnya di lemari khusus, Halima mematut dirinya di cermin sebelum mengambil tas dan turun ke bawah. Hari ini dia berencana bertemu dengan beberapa teman sosialitanya.

Di ruangan pribadinya dengan keamanan cukup tinggi dan penuh peralatan canggih, Darwin duduk memperhatikan salah satu layar monitor. Dia tersenyum melihat Halima akhirnya mengenakan perhiasan pemberian Hana yang sudah dipasangi microchip yang berfungsi sebagai kamera dan recorder.

1
Heru Ardi
mkn pnasaran/Determined/
Heru Ardi
lanjooot
Tsuyuri
Menakjubkan!
Heru Ardi
wow pasti pada mau warisan ..ribut nanti. lanjut thor
Heru Ardi
ceritanya bikin penasaran/Grimace/ lanjutannya dooong
Heru Ardi
mantap, lanjuuut tor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!