NovelToon NovelToon
Masih Menunggu Calon Imamku

Masih Menunggu Calon Imamku

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Romansa / Cintapertama
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: ainuncepenis

30 Tahun belum menikah!
Apakah itu merupakan dosa dan aib besar, siapa juga yang tidak menginginkan untuk menikah.
Nafisha gadis berusia 30 tahun yang sangat beruntung dalam karir, tetapi percintaannya tidak seberuntung karirnya. Usianya yang sudah matang membuat keluarganya khawatir dan kerap kali menjodohkannya. Seperti dikejar usia dan tidak peduli bagaimana perasaan Nafisha yang terkadang orang-orang yang dikenalkan keluarganya kepadanya tidak sesuai dengan apa yang dia mau.

Nafisha harus menjalani hari-harinya dalam tekanan keluarga yang membuatnya tidak nyaman di rumah yang seharusnya menjadi tempat pulangnya setelah kesibukannya di kantor. Belum lagi Nafisha juga mendapat guntingan dari saudara-saudara sepupunya.

Bagaimana Nafisha menjalani semua ini? apakah dia harus menyerah dan menerima perjodohan dari orang tuanya walau laki-laki itu tidak sesuai dengan kriterianya?"
Atau tetap percaya pada sang pencipta bahwa dia akan menemukan jodohnya secepatnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 24 Persahabatan

Benar apa kata Uminya jangan ke kantor dengan perasaan yang tidak baik seperti itu dan akhirnya masalahnya di rumah dibawa-bawa ke kantor dan sahabatnya menjadi korban dari omongannya.

Nafisha hanya bisa menangis di kamar mandi terisak-isak. Dia benar-benar, merasa sangat jahat kepada Nadien karena sudah berbicara sangat keterlaluan.

Dia sangat tahu Nadien adalah pejuang garis 2 dan berusaha bersama suaminya agar mendapatkan keturunan dalam 5 tahun pernikahan mereka. Nafisha sebagai sahabat justru menjadi orang yang mengatakan hal seperti itu.

"Ya Allah, kenapa engkau tidak mengampuni dosaku yang besar itu sehingga begitu banyak sekali ujian yang kau berikan dalam hidupku, kenapa pernikahan harus menjadi patokan dan menjadikan suatu aib yang membuat orang-orang terus saja mencampuri urusan kehidupan orang lain," batin Nafisha yang hanya bisa mengadukan semua kepada tuhannya.

"Apa yang sudah aku katakan kepada sahabatku, aku sembuh begitu jahat berbicara sekasar itu. Nafisha kenapa kau harus seperti ini," Nafisha merasa bersalah pada sahabatnya dengan kata-katanya sudah dapat dipastikan menyinggung perasaan Nadien.

****

"Ini!" Denny memberikan es krim untuk Nafisha yang mana sejak tadi Nafisha duduk di salah satu bangku di bawah pohon yang berada di belakang perusahaan.

"Lebih baik tidak masuk kantor daripada dari pagi di sini terus dan tanpa duduk di meja kerja. Kamu tidak ingat sudah beberapa kali melakukan kesalahan. Awas nanti dipecat baru tahu rasa," ucap Denny.

"Tetapi kayaknya, sekarang aku tidak takut dipecat anda lebih takut bertemu dengan Nadine," jawabnya memberi alasannya, sampai saat ini masih berada di luar dan tidak duduk di meja kerjanya.

"Kenapa?"

"Kalian berdua sedang ada masalah!" tebak Denny.

"Aku jahat sekali yang menyakiti hatinya dengan mengungkit masalah anak," jawab Nafisha dengan jujur mengakui kesalahannya.

"Makanya kalau suasana hati itu tidak baik jangan ke kantor dan lihat orang-orang jadi terlampiaskan, kamu juga apa salahnya libur 1 hari, daripada seperti ini semua orang membencimu karena kamu marah-marah tidak jelas dan pekerjaan tidak ada yang beres," ucap Denny sebagai sahabat hanya bisa memberikan saran.

"Apa yang harus aku lakukan sekarang?" tanya Nafisha.

"Kamu bersahabat dengannya sudah lama dan sebagai sahabat yang baik harus mengakui kesalahannya dan meminta maaf. Nadien. Nadien juga orang baik dan pasti mengerti suasana hati kamu seperti apa," jawab Denny.

"Semoga saja kata-kataku benar-benar tidak masuk ke dalam hatinya," ucap Nafisha.

"Nafisha kamu sudah mengakui kesalahan kamu dan pasti tidak ada kata-kata yang tertinggal di hati Nadien. Untuk masalah semua bukti-bukti yang sudah kamu perlihatkan kepada kedua orang tua kamu dan ternyata hasilnya sama saja. Kamu harus tenang dulu dan siapa tahu saja Abi kamu sekarang berusaha bagaimana caranya supaya pernikahan itu dibatalkan tanpa kamu membayar kerugiannya," ucap Denny terus saja memberi saran temannya itu.

"Makasih Denny, kamu selalu saja membantuku. Aku tidak tahu kapan aku membantumu," ucap Nafisha.

"Kita itu berteman bukan setahun, 2 tahun, kamu juga berteman dengan Nadine bukan sebentar dan sebagai sahabat memang sudah sewajarnya saling mengingatkan dan membantu satu sama lain," jawab Denny.

Nafisha tersenyum mendengarnya,.

"Begitu, dong, kamu lebih cantik jika tersenyum seperti itu daripada harus menunjukkan wajah cemberut," goda Denny yang membuat Nafisha tersenyum.

"Hmmmm, aku harus bersemangat memikirkan cara untuk membatalkan pernikahan kamu dengan laki-laki itu dan siapa tahu saja aku masih punya peluang untuk menggantikan," ucap Denny.

"Mulai lagi," sahut Nafisha dengan raut wajahnya yang sewot terlihat begitu kesal.

"Hanya bercanda saja," sahut Denny.

"Aku juga tahu semua itu candaan," ucap Nafisha.

"Kalau begitu firasat kamu salah," batin Denny

*****

Nafisha yang berjalan begitu cepat di lobby untuk mengejar Nadine.

"Nadien!" panggil Nafisha dengan nafas naik turun yang akhirnya berhenti di depan Nadine.

"Ada apa Nafisha?" tanya Nadien dengan tersenyum sepertinya memang tidak memiliki dendam apapun seperti apa yang dikatakan Denny.

"Aku minta maaf soal kata-kataku tadi. Sumpah demi Allah aku merasa sangat malu yang selama ini mengaku sebagai sahabat dan ternyata sangat jahat mengeluarkan kata-kata seperti itu," ucap Nafisha dengan raut wajahnya merasa penuh dengan penyesalan.

"Hey, sudahlah kamu jangan memikirkan hal itu, seharusnya tidak pergi tadi begitu saja dan tidak duduk di meja kerjamu. Kau tidak tahu pak Arthur keluar dari ruangannya dan matanya sangat sinis melihat mejamu kosong. Kalau tas- nya ada dan orangnya tidak ada sudah pasti itu membuat atasan marah. Aku tidak ingin sahabatku ini kenapa-napa," ucap Nadien.

"Kamu masih menganggapku sahabat ketika mulutku sangat lancang berbicara seperti itu?" tanya Nafisha.

"Apasih, kenapa juga harus baper hanya karena kata-kata seperti itu. Nafisha takdir orang itu berbeda-beda. Ada seseorang yang sudah 30 tahun dan belum menemukan pasangannya, ada juga orang lain menikah di usia muda dan pernikahannya harus kandas dengan anak-anak bersamanya dan ada juga pasangan menikah dan sedang berjuang untuk mendapatkan anak. Allah itu maha baik dan sangat adil untuk semua hambanya," ucap Nadien yang sangat dewasa berbicara dan benar-benar tidak baper sama sekali dengan perkataan sahabatnya.

"Hey, aku tidak apa-apa dan aku mengerti bagaimana perasaan kamu. Kamu saat ini tidak baik-baik saja. Kita sama-sama berjuang ya. Aku akan tetap membantu kamu lepas dari laki-laki seperti itu. Kalau sahabatku yang satu ini mempertahankan dirinya begitu lama pastinya mendapatkan laki-laki yang baik dan aku tidak akan membiarkan dia menikah dengan orang sembarangan," ucap Nadien dengan tersenyum yang membuat Nafisha langsung memeluk Nadien.

"Jangan menangis seperti itu, orang-orang kantor bisa heran melihat kita berdua. Apalagi Bu Sandrina yang akan berpikiran kalau kita berdua terlalu kompak dan bahkan sering menceritanya," ucap Nadien dengan keseluruhannya.

Nafisha melepas pelukan itu ada Nadien mengusap air matanya.

"Kamu sebaiknya sisakan air mata kamu untuk nanti di dalam ruangan Pak Arthur setelah kamu diinterogasi habis-habisan. Karena bolos kerja," ucap Nadien.

"Biarlah," sahut Nafisha dengan sesunggukan.

"Nafisha hari pernikahan kamu tinggal satu minggu lagi. Apa rencana kamu? anak-anak di kantor sedang membicarakannya, dan pasti mereka senang mendengarnya kamu akan menikah mereka juga membicarakan hadiah apa yang akan dibawa di hari pernikahan kamu. Kamu tidak mungkin membiarkan mereka datang ke tempat acara yang tidak ada pernikahan," ucap Nadien.

"Aku akan mengatakan yang sebenarnya, aku akan membicarakan kepada seluruh anak-anak kantor bahwa pernikahanku batal. Bukan aku yang mengundang mereka," ucap Nafisha.

"Kamu yakin sanggup mengatakan semua itu?" tanya Nadien.

"Aku lebih baik mengatakannya daripada berpura-pura tidak terjadi apapun. Ini sudah menjadi takdirku dan Insya Allah aku bisa menghadapinya," jawab Nafisha.

Nadien menggenggam tangan Nafisha

"Dan aku akan ikut membantu kamu. Aku akan ada di sisi kamu berdiri di samping kamu. Aku akan menemani kamu untuk menyelesaikannya, Memang kita harus mengurus orang-orang kantor dulu," ucap Nadien sebagai sahabat tetap tidak akan meninggalkan temannya.

"Makasih Nadien, maaf sudah menyakiti hati kamu," ucap Nafisha yang membuat Nadien tersenyum yang dan mereka berdua kembali berpelukan.

Bersambung.....

1
Upi Raswan
cilla ? /Grin/
Nifatul Masruro Hikari Masaru
bukannya adiknya itu angga ya
Naufal Affiq
kak kalau gak salah si agam ini anak cilla sama rashid kan kak
ainuncepenis: Hay kakak salah komentar lapak kak. wkwkwk
total 1 replies
Upi Raswan
syukurlah nafisha punya bukti yg bikin mulut pedas keluarga Agam tertutup.tapi darimana nafish dapetinnya yaaa...jawab thor jangan bikin emak penasaran haha.
tapi aku kok agak takut Agam bakalan balas dendam yaa...dia kan aslinya laki2 begajulan
Upi Raswan
dah kayak gini abisnya nafis masih kekeh mau menjerumuskan anaknya.hutang budi apa abi?
Upi Raswan
ya Tuhan hiks hiks ...selamatkan nafish jangan sampai perkawinan itu terjadi.
wanita sholekhah jodohnya pria yg sholeh.nafish gadis yg baik kasihan banget dapet laki2 keong racun hia huaa
Upi Raswan
udah gini apa orang tua ttp ngotot mau menjodohkan mereka dengan cara "ta aruf" ?, dah jodohin sama abang Arthur aja lah hehe
Upi Raswan
hai thooor...semangaaat yoook up lagi lagi lagiii
Upi Raswan
ya Tuhaaan tolong jangan sampai nafish menikah dengan anak sholeh gadungaan...tolong thoor
Upi Raswan
sholat istikharoh deh...curiga ganteng mapan tapi kasar. belum jadi suami aja dah berani seret2 perempuan calon istrinya.mana ada calon ratu diseret2..
Upi Raswan
Alhamdulillah blm prnah minta uang sama anak2..tapi aku dan suami udah diberangkatkan umroh sekali, dibelikan skincare,dan minuman herbal setiap bulan.semoga rejeki anak2ku melimpah ruah seperti air zam zam
Oma Gavin
jgn ngomong ujungnya agam preman pasar dan hobby main wanita bisa" sdh penyakitan makanya setuju nikah sama nafisha jgn mau nikah sama agam sebelum kamu yakin dan tau siapa agam sebenarnya
Oma Gavin
bpm juga jadi istri sudah berani bicara keras waduh ngga jadi aja itu adam pasti temperamental dan problematik
Oma Gavin
kenapa ngga berani hidup mandiri kost ygblrbih dekat kantor biar saudara mu yg ada dirumah tshbikut mikir kebutuhan bersama jgn mau cuma dijadikan sapi perahan dan babu gratisan untuk keluarga
Lia Chandra Kirana
"udah baca ni cerita nafisha , punya saudara angga dan kk perempuan yang janda.suami nafisha ceo tempat'a kerja nama'a Arthur. nth knp pass ilang ajach nich novel di beranda .eehh tiba" muncul lagih padahal dulu baca di bab 50'an..
ainuncepenis: Ada revisi kak
total 1 replies
Ida Mamanya Akas
pernah baca sebelumnye judulnya apa ya ka
ainuncepenis: Lanjut Baca kak. memang pernah up tetapi di hapus kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!