NovelToon NovelToon
10 Ribu Ditangan Istri Yang Tepat

10 Ribu Ditangan Istri Yang Tepat

Status: sedang berlangsung
Genre:Menikah Karena Anak / Pelakor jahat / Pelakor / Selingkuh / Konflik etika / Mengubah Takdir
Popularitas:4.1k
Nilai: 5
Nama Author: Tiara Pradana Putri

"Mas! Kamu tega!"
"Berisik! Gak Usah Bantah! Bersyukur Aku Kasih Kamu 10 Ribu sehari!"
"Oh Gitu! Kamu kasih Aku 10 Ribu sehari, tapi Rokok sama Buat Judi Online Bisa 200 Ribu! Gila Kamu Mas!"
"Plak!"
"Mas,"
"Makanya Jadi Istri Bersyukur! Jangan Banyak Nuntut!"
"BRAK!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tiara Pradana Putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24

"Nis, ngelamun? Kenapa?" Mbak Nani, menghampiri Nisa, sambil menggendong sekeranjang pakaian kotor milik pelanggan yang baru saja masuk ke laundry Mereka.

"Eh, Mbak, itu," Nisa yang sedang menyetrika pakaian terkejut, segera memeriksa takut pakaian pelanggan ada yang rusak, beruntungnya tak terjadi apa-apa. Lega rasanya.

"Kamu ada apa Nis, hati-hati. Itu baju milik Bu Arman. Dia itu rewel. Kamu kalau capek istirahat dulu." Mbak Nani sejak tadi Anisa datang memperhatikan. Anisa hari ini sering melamun. Tidak biasanya. Sebagai teman kerja Mbak Nani khawatir takut terjadi sesuatu kepada Nisa.

"Iya Mbak. Maaf. Nisa tadi gak sengaja melamun."

"Ya sudah. Kamu hati-hati saja Nis. Sudah makan?"

"Sudah Mbak."

"Mbak makan dulu ya."

"Sinta gak kelihatan Mbak. Libur?"

"Iya. Tadi ngabari ke Mbak, sama udah kasih tahu Ibu juga. Saudaranya ada yang nikah."

***

Bambang masih bertanya-tanya. Kemana Ketiganya membawa dirinya.

Tak ada suara, jangankan ngobrol. Saking heningnya Bambang bisa merasakan degup jantungnya sendiri dan suara sepatu pantopelnya yang mengetuk dalam setiap langkah.

"Masuk!" Lady, Si Wanita binal, yang sudah membuat Bambang terbang melayang tapi kali ini bukan kesan itu yang Bambang tangkap. Tatapan sedingin es dengan sorot mata memburu.

Bambang memasuki mobil diikuti kedua bodyguard yang mengiringi Mereka.

"Kita mau kemana?"

Bambang membuka pembicaraan. Mobil hitam yang rampak dari luar namun begitu masuk kedalam, kemewahan dan berbagai fasilitas lain mampu membuat Bambang tercengan.

Siapa yang tak silau, pakaian yang Bambang kenakan bukan barang murah. Bahkan arloji yang bertengger di tangan kiri Bambang tak kaleng-kaleng.

Sejenak Bambang lupa akan harga dirinya yang sempat terkoyak. Rudapaksa dan siksaan yang Ia alami rasanya sirna begitu melihat fasilitas dan kemewahan yang kini sudah Ia rasakan.

"Ikut saja." Hanya itu jawaban yang Bambang terima.

"Minum ini."

Bambang memperhatikan tangan wanita yang dipanggil Lady. Dua butir berbentuk pil disodorkan dan Bambang diminta menelannya.

"Apa ini?"

"Berani bertanya?"

Bambang bungkam. Kini Ia sadar. Menjadi bagian dari Tuan Besar, maka harus lebih banyak menurut dan tak banyak tanya.

Aura kelompok Mereka lebih terasa mencekam jika dibandingkan dengan Si Boss.

"Perlu bantuan?" Bahu kiri Bambang ditepuk oleh salah seorang bodyguard.

Tentu saja Bambang memaksakan tersenyum, "Bisa sendiri," Segera Ia raih dua butir pil ditangan Lady dan segera menelannya.

Bambang berhasil menelan kedua pil dan menghabiskan sebotol kecil air mineral yang disodorkan Lady.

***

"Nisa, Kamu beneran gak mau ikut makan Mie Ayam?" Fani dan Riska mengajak Nisa.

"Enggak deh. Aku mau langsung pulang aja."

"Ya padahal seru sambil Mie Ayaman sambil ngobrol. Ya udah deh. Kapan-kapan ikut ya."

"Ya udah, Kita duluan ya."

Nisa membalas lambaian tangan kedua rekan kerjanya sambil tersenyum.

"Mas Bambang kemana sih, gak ada kabar. Di telepon gak bisa. Di chat belum ada satupun yang dijawab."

Nisa kembali menyimpan ponselnya ditas. Sejak tadi Nisa mengharapkan ada balasan chat atau telepon dari Bambang. Tapi tak ada satupun yang Nisa terima.

"Kamu dimana Mas? Apa benar Kamu sudah resign dari Cafe? Tapi kemana sampai sekarang Kamu belum pulang?"

Berjalan sambil melamun membuat Nisa tak sadar bahwa hampir saja Ia tertabrak mobil.

"Astagfirullah!" Nisa memejamkan mata, mobil dihadapannya nyaris menabrak.

"Mbak gapapa?" Nisa membuka mata. Masih kaget namun segera menetralkan degup jantung dan memilih waspada.

"Gapapa Pak. Maaf Saya tadi melamun."

Begitulah Nisa. Ia tidak pernah menyalahkan orang lain. Apalagi kini Nisa sadar Ia yang salah. Hampir saja dirinya tertabrak meski Ia yang minta maaf.

"Saya yang harus minta maaf Mbak. Mbaknya gapapa? Atau ada yang luka?"

Nisa meringsut mundur. Mana mau Nisa diperiksa oleh lawan jenis.

"Oh, maaf. Saya hanya ingin memastikan Mbaknya baik-baik saja."

"Saya gapapa Pak. Maaf. Sekali lagi maaf, Saya yang ceroboh."

"Sama-sama Mbak. Saya juga gak hati-hati bawa mobil. Mbaknya mau kemana? Boleh Saya antar?"

"Maaf Pak. Tidak usah. Saya pergi dulu." Nisa mana mau berdekatan dengan orang asing apalagi seorang pria. Nisa sangat menjaga betul marwahnya sebagai seorang Istri.

Langkah Nisa yang terburu menyisakan pandangan dari Si Pemilik mobil yang hampir menabrak Nisa.

***

Bambang membuka mata, berat. Rasa kantuk masih sangat mendominasi dan Bambang bisa merasakan tubuhnya lemas.

"Masih ngantuk?"

Bambang mengucek matanya, memastikan siapa yang menyapanya saat terjaga.

Bambang mengedarkan pandangannya disekitar.

"Dimana ini?" Bambang menangkap dirinya berada disebuah ruangan dengan dominasi warna putih.

Bambang baru menyadari tangan kanannya sedang diinfus. Dan Bambang tak ingat apapun. Terakhir Ia masih berada di mobil. Menelan dua butir pil pemberian Lady.

"Kamu jangan banyak bergerak dulu. Tubuhmu baru saja dehidrasi. Istirahat dan makan agar tenagamu kembali pulih."

Di hadapan Bambang seorang dengan jubah putih, mungkin Dokter namun jauh dari wajah dan senyum ramah.

"Hpku dimana? Aku mau menghubungi Istriku."

Bambang baru saja teringat, Sudah sejak kemarin dirinya tak mengabari Anisa.

Seorang wanita memakai pakaian khas perawat memberikan ponsel milik Bambang.

Bambang buru-buru meraih ponsel miliknya. Tak peduli beberapa orang dihadapannya masih menatap dengan wajah datar kearahnya.

"Ah! Baterainya lowbat!" Bambang merutuki kebodohannya. Pasti saat ini Anisa sangat khawatir. Sejak kemarin Bambang tak memberi kabar apapun.

"Isi saja dulu daya ponselmu. Nanti kabari keluargamu setelahnya."

"Tapi, Saya mau menghubungi Istri Saya. Dia pasti khawatir denga keadaan Saya."

Senyum tipis dari kedua orang dihadapan Bambang membuat Bambang semakin bingung.

"Kamu tenang saja. Nanti Tuan Besar akan mengurus soal itu. Sekarang lebih baik Kamu beristirahat."

Bambang kembali merasa mengantuk. Entah apa yang Mereka lakukan, Bambang kembali tak sadarkan diri.

***

Anisa baru saja menyelesaikan mencuci pakaian dan menjemur. Terasa perutnya lapar namun enggan sekali memakan apapun.

Suara ketulan pintu terdengar. Nisa buru-buru kedepan siapa tahu Bambang Shaminya yang datang.

Saat membuka pintu, Nisa dikejutkan oleh dua orang pria berbadan tinggi dan tanpa wajah ramah menanyakan apakah benar ini rumah Bambang dan Nisa Istrinya.

"Jadi, Suami Saya sekarang dirumah sakit?" Nisa panik. Tiba-tiba mendapat kabar Bambang masuk rumah sakit.

Sepersekian detik Nisa, menarik diri, takut ini hanya sebuah modus penipuan.

"Apa buktinya Suami Saya sedang dirumah sakit?" Kini Anisa kembali menenangkan dirinya. Takut Ia menjadi korban penipuan. Maklum saja belakangan banyak sekali modus penipuan dengan cara seperti ini.

Salah satu pria menyodorkan rekaman video. Dalam rekaman video itu, Bambang sedang tertidur pulas di brangkar sebuah ruangan serba putih.

Anisa membelalakan mata. Benar. Itu Bambang. Suaminya. Bagaimana bisa bambang berada disana. Diinfus dan tak sadarkan diri.

"Iya itu Suami Saya. Saya mau kesana menemuinya."

Anggukan kedua pria yang datang membuat Nisa kini tak lagi curiga. Ia segera mengambil tas dan ponselnya. Keluar rumah mengunci dan mengikuti mobil yang sudah tersedia.

Meski ragu dan ada rasa takut, Nisa kuatkan diri, Semua demi Bambang.

"Ya Allah, semoga Mas Bambang tidak apa-apa."

1
Laksmi Marhaeni
kok lama up nya...
Rahma Inayah
lanjut thor
Rahma Inayah
ati2 Nisa bntr LG km jg masuk jebakan Batman .sengaja Bambang di buat TDR tak SDR dr utk menutupi kejahatan yg SDH di lakukan sang bos .bambang di kasih pil tidur.anisa lbh baik km naik ojol aja ktmbng ikut orang yg TDK km kenak
Rahma Inayah
jgn sampe Nisa km terjebak SPT Bambang apalgi sama bos yg suka celap celup
Rahma Inayah
ngeri juga liat nasib mu bang ..km SDH terlampu jauh masuk dunia kelam dan GK takut dosa Krn byk pundi2 uang yg mengalir ke kamu ...apakah akn di jadikan video bambang begituan dan akn di perjual belikan ke situs2 video dewasa baik luar maupun dlm negeri ..mkn SPT tu ya
Rahma Inayah
bagus ceritanya
Rahma Inayah
si Bambang LP akan dosa stlh melihat byk uang gepokkan.tp tnp dia Sadri klu rumh tangga nya terancam bercerai berai
Rahma Inayah
Bambang SDH di peralat dan t
dan tak berdaya dia SDH di monitor oleh si bos
Rahma Inayah
semkn HR Bambang berkubang dlm lingkaran dosa ..
Rahma Inayah
Bambang dilema dgn sikap Nisa ..tp tnp Nisa tau uang yg dibeli buat mkn uang GK halal klu dia tau mkn GK mau
Rahma Inayah
masa HBS keguguran SDH bisa sholat ....BKN nya Mash nifas ..
Rahma Inayah
ank Bambang pergi sblm sempat dilahrkn Krn dia tau bpknya kerja GK halal JD lbh baik dia GK mnt dilahirkn
Rahma Inayah
yaa nm nya jg lacur mn ada urat malu nya .Bambang SDH masuk perngkp dan GK BS keluar jg GK BS berkutik mati kutu dan akibat km berulah Nisa keguguran
Rahma Inayah
rasakan km Bambang masuk jebakan WC umum
Wanita Aries
Kok makin terjerumus si bambang
Wanita Aries
Hadeh bambang bloon
Nisa jg trllu bodoh jd istri
Wanita Aries
Ya udh bambang nikmati aja peranmu,, nisa mending pisah aja deh
Wanita Aries
Hadeh si bambang suka banget main api
Wanita Aries
Mau sampe kapan bambang bgtu.. gk ada niatan kanur pindah ke desa atau keluar pulau
Wanita Aries
Si bambang cari penyakit aja
𝐩𝐞𝐧𝐚𝐩𝐢𝐚𝐧𝐨𝐡: Halo kak baca juga d novel ku 𝙖𝙙𝙯𝙖𝙙𝙞𝙣𝙖 𝙞𝙨𝙩𝙧𝙞 𝙨𝙖𝙣𝙜 𝙜𝙪𝙨 𝙧𝙖𝙝𝙖𝙨𝙞𝙖 atau klik akun profilku ya. trmksh🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!