Aurel Apriliani seorang adalah seorang guru olahraga yang disegani, karena ia tegas dan baik hati ia sudah banyak mengikuti lomba olahraga seperti taekwondo dan karate.
Tetapi ia malah meninggal hanya terpeleset karena meninjak kulit pisang dan kepalanya terbentur di beton.
Bukannya ke surga atau ke neraka setelah meninggal tapi malah masuk kedalam tubuh gadis lemah yang di tindas oleh keluarganya sendiri. Tahun 90an yang kekurangan makanan dan didesa terpencil pula
Gadis itu akan di nikahkan dengan anak kepala desa yang cacat, untuk menggantikan sepupunya karena tidak mau menikah dengan pria cacat tersebut.
Tanpa sengaja Aurel mendapatkan keberuntungan yaitu ruang angkasa dari gelang yang di pakai gadis itu juga gelangnya yang ada di dunianya dulu.
Bagaimana aurel menghadapi kehidupan nya ditahun 90an yang kurang makanan dan hidup didesa terpencil
***
Kisah ini hanya fiktif belaka, tidak sesuai dengan sejarah, kehidupan dalam cerita ini hanya berlatar belakang didalam didesa..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jasmine Oke, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
24. Pertengkaran
Tambah marahlah Lina saat berhubungan dengan suaminya bukan namanya yang dia sebut tapi nama wanita yang dia benci ketulang-tulangnya
Tidak lama setelah itu ayah Aurel menikahi ibunya Aurel mereka saling mencintai hidup bahagia, membuat saudaranya iri, jika dia yang menikah dengan nya pasti dia juga bahagia pikirnya, tapi bagaimana lagi dia sudah terlanjur menikahi lina, karena sudah mengandung anaknya.
Jadi mereka berdua sama-sama membenci keluarga Aurel, kemarahan mereka di lampiaskan kepada anak-anak mereka, dan merebut semuanya hartanya, lama kelamaan karena sering bekerja sama akhirnya antoni menerima lina sebagai istrinya, karena sifat mereka sama serakah.
***
Aurel kembali kekamarnya dengan wajah bahagia, karena sudah mendapatkan uang 2.000 dengan mudah.
"Ternyata dengan mengancam untuk membatalkan pernikahan dia sangat takut, sehingga dengan mudahnya dia mengeluarkan uang dua ribu" gumam Aurel dengan senyuman bahagia.
"Kakak kenapa kamu senyum-senyum sendiri," ucap Bram karena bingung melihat kakaknya dari tadi tersenyum seperti orang gila.
"Hehe aku bahagia karena kita mendapatkan uang, besok di kota kamu boleh beli mainan satu tidak boleh lebih" kata Aurel kepada adiknya dengan senang dan mentraktir adik satu mainan.
"Beneran kak aku mau mainan mobil-mobilan, anak anak desa dia memiliki mainan mobil-mobilan" kata Bram senang dia belum pernah mempunyai main sejak dulu dia ingin sekali punya mainan seperti mobil-mobilan.
"Baiklah besok kita cari mainan yang kamu inginkan" kata Aurel, kemudian ia mengambil makanan di ruang dimensi tanpa pengetahuan adiknya.
"Makan lah, kamu belum makan malam setelah makan gosok gigimu lalu tidur" ucap Aurel sambil memberikan makanan kepada Bram.
"Baik kak, " Bram makan dengan lahap karena makanan yang diberikan Aurel sangat lezat di lidahnya.
Setelah makan dia pergi kedapur untuk menggosok gigi, ia membawa gosok giginya sendiri, perlengkapan mandinya ia tidak meninggalkan di kamar mandi.
Setelah selesai menggosok gigi ia kembali kekamar kakaknya, untuk segera tidur, tetapi jalannya dihentikan oleh seseorang.
"Bram apa yang kamu bawa berikan padaku" kata Joni meminta barang yang dibawa bram karena dia menginginkan semua barang Bram.
"Siapa kau, selama ini kau selalu mengambil milikku, sekarang kau juga mau barangku, jangan mimpi" kaya bram tegas dia sudah belajar dari kakaknya jika dia tidak melawan makan dialah yang di tindas.
"Beraninya kau membalasku ucapan ku sudah bosan hidup" ucap Joni marah kepada Bram.
"Kenapa tidak kalian hanya menumpang di rumah kakakku jangan sok disini, jika kau masih menggangu ku, akan aku katakan pada kakakku supaya keluarga kalian di usir dari sini" kata Bram tegas lalu ia mendorong Joni hingga menjauh dari nya, ia sudah kuat semenjak minum air suci.
Hampir saja joni terjatuh untung lina cepat mencegahnya.
"Ada apa ini kenapa kau mendorong anakku" bentak lina kepada bram, membuat bram ketakutan hampir saja dia menangis.
Joni hanya tertawa melihatnya, karena dia mempunyai ibu untuk berlindung tidak dengan bram.
"Ibu aku mau barang di tangannya" kata Joni mengadu kepada ibunya, lalu ibunya menoleh kepada Bram.
"Berikan barang di tangan mu, " kata lina dia mengambil sendiri barang di tangan Bram, hampir sedikit lagi dia menyentuhnya tangannya ditepis oleh seseorang.
"Berani sekali kalian menggangu adikku, kalian tidak mau di tinggal disini rupanya, dan kau masih kecil sudah bisa memeras orang siapa yang mengajarimu ibumu, mulai sekarang kau tidak boleh lagi menempati kamar Bram" kata Aurel marah kepada kedua anak dan ibu itu.
"Kakak" ucap Bram kembali semangat karena melihat kakaknya membantunya.
Aurel pergi ke kamar joni mengeluarkan isinya keluar sehingga kamar itu kosong, hanya tersisa tempat tidur dan lemari kosong saja.
"Apa yang kau lakukan, mengapa kau membuang bajuku dan barang-barang ku, ibu-ibu tolong marahi perempuan ini ibu, dia membuang barang-barang ku" kata Joni marah melihat bajunya dan barang-barang nya di buang keluar dari kamarnya.
"Aurel apa yang kamu lakukan, jangan keterlaluan seperti ini" kata Lina juga marah.
"Aku keterlaluan justru kalian keterlaluan setiap hari menindas kami, saat kami melawan kau mengatakan kami keterlaluan sungguh lucu, aku hanya mengambil kamar adikku kembali lalu di mata letak keterlaluan nya, dia tidak boleh lagi tidur di sini, karena aku yang menentukan dari tempat tidur kalian" kata Aurel lalu ia menggembok pintu kamar itu dengan gembok besar, tidak ada seorangpun yang bisa membuka pintu kamar itu kecuali pintunya dirobohkan.
"Bibi jika kamu masih ingin tinggal disini, disiplinkan anakmu, hari ini aku mengambil kembali kamar ini, jika kalian masih sok berkuasa disini, aku benar-benar mengusir kalian, semua dari rumah ini karena kalian tidak berhak tinggal disini" kata Aurel marah kepada lina, lalu membawa Bram ke kamarnya.
Setelah Aurel pergi semua orang berkumpul tempat terjadinya keributan.
"Lina mengapa kau masih ribut disini" kata Antoni kepada istrinya, juga melihat joni yang menangis.
"Ayah ibu, dimana aku tidur kamarku di kunci oleh wanita itu" kata Joni dengan matanya yang merah karena menangis.
Kebetulan siska dan fajri juga datang, mendengar semuanya, lalu ia berbicara kepada ibunya.
"Bu apa kamu benar-benar ingin di usir dari sini, hari senin aku menikah jika kita di usir benaran dari rumah ini, aku tidak mau menikah di tempat kumuh ibu, jadi tolong jangan buat keributan lagi, jangan mengganggu Aurel lagi termasuk adiknya.
"Dan kau jangan mengganggu Bram lagi, dia adalah batas Aurel, jika adik nya kalian ganggu dia melawan kalian, mengapa kalian tidak paham juga apa yang aku katakan" kata siska marah kepada semua orang disana, tapi joni tidak mendengarkan ocehan, pikirannya hanya kamar nya.
"Kakak kamarku" adunya pada Siska, " kau pantas menerima nya, sudah mendapatkan kamar tapi tidak bisa mempertahankannya" ucap siska kesal dan marah. Kepada adiknya itu mengapa adiknya itu bodoh sekali.
"Apa lagi yang kalian ributkan, kembali kekamar kalian masing-masing, fajri malam ini adikmu tidur bersamamu" kata Antoni dia pusing karena setiap hari hari suara pertengkaran yang ada dalam rumah ini.
"Baiklah ayah" ucap fajri lalu ia membawa adiknya ke kamarnya sendiri " ayo ikut aku jika kau masih ingin tidur malam ini" ucap fajri kepada Joni.
"Iya, kak bantu aku membawa pakaian ku dan barang-barang ku kekamarmu" kata Joni lagi sambil minta tolong kepada kakak kedua nya.
"Kau itu manja dan menyusahkan saja, cukup sekali ini kau menggangu ku" kata Fajri sambil membantu adiknya membawa pakaian dan barang lainnya.