NovelToon NovelToon
The Price Of Affair

The Price Of Affair

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Selingkuh / Pelakor / Suami Tak Berguna
Popularitas:9.1k
Nilai: 4.9
Nama Author: Maple_Latte

Sinopsis

Arumi Nadine, seorang wanita cerdas dan lembut, menjalani rumah tangga yang dia yakini bahagia bersama Hans, pria yang selama ini ia percayai sepenuh hati. Namun segalanya runtuh ketika Arumi memergoki suaminya berselingkuh.

Namun setelah perceraiannya dengan Hans, takdir justru mempertemukannya dengan seorang pria asing dalam situasi yang tidak terduga.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maple_Latte, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab: 24

Saat Arumi melewati satu pintu besi di ujung lorong, tiba-tiba sebuah tangan kuat menariknya.

“Eh...!” Arumi tersentak, belum sempat bereaksi, tubuhnya sudah ditarik masuk ke dalam sebuah ruangan.

Pintu langsung tertutup. Suara dentuman musik tiba-tiba teredam.

"Lepasin!" pekik Arumi, mencoba mendorong dada seseorang yang kini berdiri begitu dekat dengannya.

Tapi tubuhnya terlalu lemas, tangannya gemetar, dan pandangannya buram.

Cahaya remang dari lampu kecil di langit-langit ruangan itu memperlihatkan bayangan seorang pria, tinggi, wajahnya samar, dan tatapannya tajam.

"Lepas..." Teriak Arumi tanpa henti.

Namun bukannya melepaskan Arumi, pria itu malah menciumnya dengan bringas.

“Mmm…” Arumi berontak, mendorong tubuh pria itu sekuat tenaga, tapi tenaganya tak sebanding.

Pria itu seperti tak sadar dengan apa yang dia lakukan. Nafasnya terengah, tubuhnya menekan Arumi ke dinding. Mata Arumi membelalak, panik. Tangannya menampar, mendorong, tapi semua usahanya seolah tak berarti.

Pria itu baru melepaskan saat menyadari jika Arumi akan kehabisan nafas.

Pria itu baru melepaskan Arumi ketika ia menyadari bahwa Arumi hampir kehabisan nafas. Saat tubuh Arumi masih gemetar di lantai, pria itu, dengan suara serak dan penuh penyesalan, tiba-tiba berkata, "Tolong aku."

Rasa panas yang semakin menyiksa dengan nafsu yang membara kini merayap di sekujur tubuh pria itu. Napasnya memburu, tubuhnya gemetar tak terkendali, dan pandangannya mulai mengabur di antara kenyataan dan halusinasi.

"Seseorang, seseorang memasukkan obat ke dalam minumanku. Tolong aku..." suaranya parau, terdengar seperti rintihan yang keluar dari kedalaman tubuh yang berjuang menahan rasa yang tak wajar.

Arumi menatapnya dengan ngeri. Hatinya masih dicekam trauma atas perlakuan pria itu barusan, tapi kini ia melihat sosok yang berbeda, bukan pria yang barusan menyerangnya, melainkan seseorang yang benar-benar kehilangan kendali atas dirinya sendiri.

Dia meraih belakang leher Arumi dan kembali menciumnya.

"Mmmm..." Aruni kembali berontak, tapi, seketika dia berubah pikiran.

Kenapa dia tidak mengambil kesempatan ini, toh, dia bukan istri siapapun lagi. Lagi pula, pria itu tampan. Pikir Arumi yang juga masih di pengaruhi alkohol.

Ini pasti juga hanya mimpi. Ujarnya.

Arumi menyambut ciuman pria itu, "Aku akan membantu." Ucap Arumi saat ciuman mereka lepas.

Pria itu menatap mata Arumi sebentar. Setelah itu dia kembali menempelkan bibirnya di bibir Arumi.

(Kalian bayangkan sendiri kelanjutannya..)

****

Hilda yang sudah berkeringat setelah menari di lantai dansa club kembali ke meja bar. Ia mengelap pelipisnya dengan tisu, lalu melirik sekeliling.

"Kak, teman saya mana?" tanyanya pada bartender sambil menunjuk gelas milik Arumi yang masih utuh.

"Ke toilet, Kak," jawab bartender tanpa menoleh, tangannya sibuk meracik minuman untuk pelanggan lain.

Hilda mengerutkan dahi. Sudah hampir sepuluh menit, tapi Arumi belum kembali. Perasaannya mendadak tidak enak.

Dia berdiri dan bergegas menuju arah toilet wanita.

"Rumi?" panggilnya begitu memasuki toilet.

Sepi.

Tak ada jawaban.

Hilda menatap sekeliling, lalu mendorong pintu toilet wanita, kosong. Ia menelan ludah, rasa khawatir mulai menguasai.

Hilda kembali ke meja bar dengan napas sedikit terengah. Ia menatap bartender dengan dahi berkerut, hatinya semakin tidak tenang.

"Kak, yakin teman saya ke toilet?" tanyanya lagi, kali ini dengan nada lebih serius.

Bartender akhirnya menoleh, menurunkan shaker dari tangannya.

"Iya, Kak. Tapi, tadi saya lihat teman Kakak sudah mulai mabok. Jalannya sudah oleng."

"Mabok?" Hilda makin bingung. "Tapi teman saya cuma minum jus."

"Tadi teman kak pesan koktail." Jawab bartender.

"Apa?" Hilda memijat pelipisnya dengan kesal. "Astaga, kenapa dia bisa minum itu?"

****

Pukul 01:00 WIB, Nocturne Club'

Arumi membuka matanya perlahan-lahan. Pandangannya buram, tertuju pada lampu berwarna oranye redup yang menggantung di langit-langit. Napasnya memburu. Kepalanya terasa berat dan dia merasa sedikit pusing.

Ia mencoba menggerakkan tangannya, namun tubuhnya lemas. Ada rasa lengket di kulitnya, dan jantungnya berdetak tak karuan.

Di mana ini? Kenapa tempat ini asing?

Ingatan terakhirnya perlahan kembali, minum jus di bar, lalu ke toilet, lalu seseorang menariknya. Lalu..

Astaga!

Matanya membelalak. Ia terduduk dengan susah payah dan menatap sekeliling. Ruangan kecil, sempit, tanpa jendela. Aroma alkohol dan parfum maskulin menyengat.

Panik mulai merayapi tubuhnya. Dengan tangan gemetar, Arumi menyingkap sedikit selimut yang menutupi tubuhnya.

Matanya membelalak. Tak ada sehelai benang pun menempel di tubuhnya.

Jantungnya berdegup kencang. Nafasnya tersengal. Ia buru-buru menarik kembali selimut itu, memeluknya erat-erat seolah bisa melindunginya dari kenyataan.

“Apa ini nyata? Apa itu… bukan mimpi?” bisik Arumi, nyaris tak bersuara.

Dengan tubuh yang masih gemetar, ia menoleh perlahan ke samping.

Detak jantungnya terasa menggema di telinga saat matanya menangkap sosok pria yang sedang tidur di sebelahnya, membelakanginya.

Punggung bidang pria itu terlihat tenang, seolah tak terjadi apa-apa malam tadi. Nafasnya teratur, dalam, dan damai.

Dengan langkah pelan, Arumi menyibak selimut dan turun dari tempat tidur, berusaha tidak menimbulkan suara sekecil apa pun. Hatinya berdegup kencang, seakan bisa terdengar oleh pria yang masih tertidur membelakanginya.

Ia menunduk, memungut pakaiannya satu per satu yang tercecer di lantai, lalu segera memakainya dengan tangan yang gemetar.

Setelah selesai memakai pakaiannya, tanpa menoleh ke belakang, Arumi meraih gagang pintu. Tangannya sempat bergetar sebelum akhirnya ia membukanya perlahan-lahan, berusaha tidak menimbulkan bunyi.

Dan dengan satu tarikan napas panjang, ia keluar dari kamar itu.

Udara malam menerpa wajah Arumi begitu ia membuka pintu belakang Nocturne Club. Nafasnya masih memburu, wajahnya pucat, dan langkahnya gontai seperti orang yang baru saja selamat dari badai.

Ia melangkah keluar tanpa tahu harus ke mana, hingga.

“ARUMI!”

Sebuah suara panik meneriakkan namanya. Hilda.

Arumi mendongak. Di bawah cahaya lampu jalan, ia melihat sosok sahabatnya berlari ke arahnya.

“Rumi! Astaga, kamu ke mana aja?! Aku nyariin kamu dari tadi! Kamu, kamu kenapa?!”

“Hil..” Suara Arumi terdengar lirih, nyaris tak lebih dari bisikan.

Hilda menatapnya penuh cemas. “Kamu ke mana aja, Rum? Aku udah keliling nyariin kamu. Kamu tau nggak aku hampir manggil polisi!”

Arumi menggigit bibirnya, matanya kosong, seperti orang yang tersesat di antara kenyataan dan mimpi.

“Hil, kayaknya aku, udah gila.”

“Gila? Maksud kamu apa, Rum?” tanya Hilda bingung, alisnya mengernyit.

Arumi menunduk, napasnya memburu. Suaranya nyaris tak terdengar saat dia berkata, “Aku, tidur sama cowok.”

“Apa?!” Hilda nyaris berteriak. Matanya membesar tak percaya.

Arumi menggeleng cepat, panik. “Bukan, bukan sengaja! Aku nggak tahu gimana bisa terjadi. Aku cuma minum jus, terus semuanya buram. Aku bangun, dan,dan dia ada di sebelahku. Aku bahkan nggak tahu dia siapa!”

Hilda terdiam, mulutnya sedikit terbuka, tak tahu harus berkata apa.

*****

Support author dengan like, komen dan vote cerita ini ya, biar author semangat up-nya, terima kasih...

1
ima s
bagus
Hanny
Aduhhhhhh seru thor. nex thor
Nurul Boed
Jangan² hansel yang mandul 🧐🧐
Waryu Rahman
betul kk..aku juga pas baca kok nyambung nya ke KAI.. GK cocok kayanya
Maple latte: Terima kasih atas pengertiannya kak❤️❤️❤️
total 1 replies
Yunita aristya
padahal sudah cocok Lo kak😁
Maple latte: Maaf karna mengecewakan ya kak🙏🙏🙏
total 1 replies
WOelan WoeLin
mungkin cerita KAI bisa dipisah jadi cerita sendiri
smangat terus thor 💪💪💪
Maple latte: Terima kasih atas pengertiannya kak ❤️❤️❤️❤️
Ben Aben: Setuju kak
total 2 replies
Nana Colen
nah betul orang seperti harus digituin 🤣🤣🤣
Yunita aristya
ternyata Maya meninggal
Eris Fitriana
Arumi ajakin jdi model aja Hil... biar Arumi jadi bintang yang terang... dan nanti ketemu pagi sama Kai...🤩🤩😍😍
Eris Fitriana
Aaah sukanyaa ternyata ada Irish, Ethan dan Kai... Wiiih Arumi calon nyonya Kai dong... mantaf Thor lanjuuuttttt...😍😍😘😘
WOelan WoeLin
next kak
Nurul Boed: Good Arumi,, Cukup sekali mengalah 😍😍
total 1 replies
Nurul Boed
wah wah ternyata masih ada hubungan dngn novel sebelumnya,, wah kirain sma maya

gpp lah lepas dari hansel
ketemu kai... Arumi menang banyakkkkk 😍😍😍😍
Yunita aristya
kirain kai sama Maya , wah gimana nasib Maya sama Nita thor
WOelan WoeLin
lanjut thor 💪💪💪
Waryu Rahman
part nya kurang panjang
WOelan WoeLin
lagi kak
Hanny Bund
kok dobel Thor part ini
WOelan WoeLin
lagi kak
WOelan WoeLin
next kak
Nana Colen
lanjut lg dooong dkit amat up nya 🤭🤭🤭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!