NovelToon NovelToon
Langit Memerah Di Pajang

Langit Memerah Di Pajang

Status: sedang berlangsung
Genre:Matabatin / Dendam Kesumat
Popularitas:7.5k
Nilai: 5
Nama Author: Zakaria Faizz

Pergolakan bathin , antara dendam dan kebenaran seorang anak manusia di masa itu.

Dengan segala kelemahan nya yg membuat diri nya terasa begitu di rendahkan oleh orang sekelilingnya.

Bahkan tanpa kemampuan apa pun , ia amat begitu menderita.

Hingga pada waktu nya , diri nya menemukan keberuntungan yg tidak terhingga,.

Apa yg selanjut nya terjadi ,,..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zakaria Faizz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

#4 Pendadaran di Pajang.

Melihat hal tersebut , Rangga Wibisana pun memberikan perintah agar Danurwedha mengurangi kecepatan kuda tunggangan nya itu.

" Kendurkan tali kekang kuda mu dan arahkan dengan menarik ke kanan bila kau ingin berbelok ke kanan demikian pula sebalik nya !" seru Rangga Wibisana yg melihat kesulitan yg di alami oleh Danurwedha tersebut.

Sedangkan di atas punggung kuda, bocah remaja yg berambut gimbal ini pun dengan tanggap mengikuti saran yg di berikan oleh pemimpin prajurit Pajang tersebut.

Secsra perlahan ia mengurangi tarikan tali kekang kuda tersebut dan kemudian mengarahkan nya ketika hendak berbelok.

Dengan cukup cepat Danurwedha pun mulai mampu menguasai si jimat hingga akhir nya kembali lagi ke tempat semula.

Wajah bocah itu terlihat pucat sekali, dan nafas nya nampak memburu, ada ketegangan yg di rasakan nya saat mengendarai seekor kuda, ada rasa takut, ada rasa senang dan terlebih dari semua nya itu, adalah si Jimat lah yg kelihatan nya sangat menyukai bocah remaja yg sangat lain daripada para peserta pendadaran kali ini.

Kuda coklat kehitaman ini seolah enggan berpisah dengan nya saat Danurwedha turun dari punggung nya dengan sebuah lompatan ringan.

" Sekali lagi, pergunakan lah ini sebagai pijakan untuk dapat naik ke atas punggung nya " ucap Rangga Wibisana memberitahukan kepada Danurwedha sambil menunjukkan pijakan kaki yg ada di lambung si Jimat.

" Ini maksud Ki Rangga ?" tanya Danurwedha sambil memegang pijakan kaki itu.

" Benar sekali, dan di saat menunggangi nya pun , taruh lah kaki mu di situ , hehh,..tampak nya Si Jimat sangat senang kepada mu " kata Rangga Wibisana yg telah memegangi tali kekang nya.

Ia melihat kuda itu bergerak seolah ingin mengikuti bocah remaja berambut gimbal tersebut.

Padahal Danurwedha sudah melangkah menjauhi nya guna beristrahat .

Demikian lah dua hari itu dinpergunakan oleh Danurwedha agar dapat mengendarai seekor kuda sebab pada hari berikut nya ia sudah harus menjalani pendadaran yg sebenar nya guna dapat di angkat sebagai seorang prajurit di Pajang.

Waktu yg dua hari itu tidak lah lama.

Seluruh peserta pendadaran calon prajurit Pajang ini menjadi tidak menentu perasaan nya saat ujian yg akan di lakukan segera di mulai.

Pada saat masih pagi sekali, cahaya mentari baru keluar dari ufuk timur, saat waktu yg telah di tentukan itu pun tiba.

Tumenggung Wira Pralaya dengan di dampingi oleh seluruh bawahan nya memulai pendadaran kali ini.

Banyak calon prajurit yg mencoba keberuntungan nya mulai melakukan beberapa ujian , di antara nya adalah cara memanah dengan sangat tepat.

Beberapa boneka sasaran telah pun di pancangkan di tengah lapangan yg terbuat dari jerami dengan di balut oleh kain bekas dan di bentuk menyerupai seorang manusia.

Itu lah ujian pertama yg harus mereka hadapi agar dapat menjadi seorang prajurit.

Satu persatu calon prajurit yg mengikuti pendadaran kali ini pun maju guna menunjuk kan keahlian nya dalam hal memanah hingga tiba giliran jatuh pada Danurwedha.

Remaja yg berambut gimbal ini pun maju pada titik yg telah di tentukan, siap dengan busur dan anak panah nya.

Ia bersama beberapa orang peserta yg lain yg berdiri rapi menghadap pada sasaran tersebut.

Begitu aba-aba serta isyarat di berikan maka seluruh peserta calon prajurit Pajang ini pun melakukan tugas nya.

Shieet !

Shieet !

Shieet !

Shieet !

Beberapa buah anak panah pun meluncur menuju sasaran nya cukup jauh dari tempat mereka berdiri itu.

Beberapa buah anak panah berhasil mencapai sasaran nya dengan sangat tepat sekali, tetapi tidak sedikit yg meleset.

Bahkan ada yg sangat jauh sekali meleset nya.

Beruntung anak panah yg di lepaskan oleh Danurwedha ini menancap tepat pada sasaran nya yg terbuat dari jerami tersebut.

Hati nya bersorak kegirangan karena telah melakukan nya dengan sangat baik sekali.

Hal itu mereka lakukan hingga lima kali dan tetap Danurwedha lah yg selalu mencapai sasaran nya dengan sangat sempurna.

Dan memang sangat wajar sekali, karena kebiasaan bocah ini dalam hal menangkap ikan yg sering mempergunakan sejenis panah dan tombak di kali.

Sehingga bidikan nya sangat jarang sekali meleset, ini di buktikan nya pada saat dalam melempar senjata tombak.

Walaupun kali ini sasaran agak cukup dekat dari tempat nya berdiri ia pun berhasil melakukan ny dengan sangat sempurna, semua lemparan nya tepat pada sasaran nya.

Hal tersebut membuat beberapa orang perwira Pajang yg menjadi panitia nya merasa kagum akan kelebihan remaja yg usia nya masih sangat belia itu.

Dan di antara nya adalah Tumenggung Wira Pralaya sendiri.

Perwira keprajuritan Pajang yg menjadi pemimpin pendadaran kali ini pun di buat kagum oleh nya.

" Tampak nya !, anak asuh mu itu memimpin nilai tertinggi pada hari ini Ki Rangga " ucap nya kepada Rangga Wibisana.

Dan Ki Rangga pun tersenyum mendengar nya.

" Darimana asal anak muda itu Ki Rangga ?" tanya Tumenggung Wira Pralaya lagi kepada bawahan nya ini.

" Ia berasal dari Prambanan , Kanjeng Tumenggung , " jawab Rangga Wibisana.

" Pemuda itu sangat berbakat, orang-orang seperti inilah yg kelak dapat kita andalkan guna mempertahankan Pajang ini agar tetap tegak berdiri " kata Tumenggung Wira Pralaya lagi.

" Benar kanjeng Tumenggung, padahal sedari semula, diri ku justru sangat tidak menganggap nya akan mampu melewati tahapan ini " ucap Rangga Wibisana.

" Mengapa ?" tanya Tumenggung Wira Pralaya heran.

Lalu Rangga Wibisana pun menjelaskan keadaan pemuda itu tatkala untuk pertama kali nya mencoba menunggangi seekor kuda.

" Mungkin kanjeng Tumenggung akan tertawa terbahak-bahak melihat tingkah dan kelakuan nya " sebut Rangga Wibisana.

" Memang nya kenapa ?" tanya Tumenggung Wira Pralaya lagi.

Rangga Wibisana pun menceritakan kejadian yg sangat lucu menurut nya saat Danurwedha naik hingga di bawa lari oleh si Jimat tanpa bisa berbuat apa-apa.

" Hingga diri ku pun memberikan arahan kepada nya agar dapat mengurangi laju nya dan ia pun berhasil, tetapi satu yg paling ku kagumi dari semua itu " terang Rangga Wibisana.

" Apa ?" tanya Tumenggung Wira Pralaya penasaran.

" Anak muda itu memiliki ilmu peringan tubuh yy tidak rendah , " jawab Rangga Wibisana menjelaskan.

" Hahhh !?"

Tumenggung Wira Pralaya pun kaget seakan tidak percaya akan apa yg telah di dengar nya.

" Mungkin ia seperti kanjeng Sultan " ujar nya pelan.

" Maksud Kanjeng Tumenggung ?" tanya Rangga Wibisana tidak mengerti.

Lalu Tumenggung Wira Pralaya pun menjelaskan saat Sultan Hadiwijaya masih sangat muda sekali dan menjalani pemdadaran calon prajurit demak pada waktu itu.

Ia yg saat masih bernama Mas Karebet tengah berjongkok di tepi jalanan yg menuju ke sebuah masjid.

Pada saat yg bersamaan pula lewat lah rombongan kanjeng Sultan Trenggono dengan di kawal oleh pengawal pribadi nya.

Mas Karebet tidak dapat menghindar dari jalanan yg akan di lalui oleh Sultan Trenggono hingga ia memutuskan untuk melakukan lompatan ke arah belakang agar tidak menghalangi jalan sang sultan sendiri.

" Tahukah Ki Rangga!?, di belakang dari Sultan Hadiwijaya jongkok itu terdapat parit yg cukup dalam dan lebar yg tidak akan mungkin untuk di lompati oleh manusia biasa, akan tetapi dengan tetap pada posisi nya Kanjeng Sultan Hadiwijaya pun berhasil melakukan nya dengan sangat sempurna, ia dapat melewati nya dengan tetap pada posisi berjongkok"

Tumenggung Wira Pralaya mengisahkan sekelumit kehebatan serta kesaktian dari Sultan mereka itu yg sebenarnya berasal dari pengging tersebut.

" Dan karena ulah nya itu pula lah yg kelak membawa nya menuju puncak kejayaan memimpin negeri ini, Kanjeng Sultan Trenggono pun sangat tertarik dengan beliau, ia langsung di angkat menjadi seorang prajurit di demak dan berhasil memikat hati sekar kedaton hingga memperistri nya "

Kembali Tumenggung Wira Pralaya menjelaskan kehebatan dari Sultan Hadiwijaya atau dahulu bernama Mas Karebet alias Jaka Tingkir.

O!

Rangga Wibisana yg mendengar nya pun terkagum-kagum karena nya, ia memang baru mendengar kisah raja nya itu saat masih muda usianya yg memang terkenal karena ilmu kadigajayaan dan kanuragan yg di miliki nya, meski belum pernah melihat sendiri dan hanya mendengar nya saja dari penuturan beberapa orang termasuk dari Tumenggung Wira Pralaya ini.

" Tetapi anak muda yg berambut gimbal ini merupakan anak muda yg sudah memiliki bekal agar bisa menjadi prajurit di Pajang ini, Ngabehi Raden Mas Manca harus tahu akan hal ini, ada sebuah mutiara yg sangat baik yg dapat di pergunakan untuk kejayaan Pajang ke depan nya " sebut Tumenggung Wira Pralaya yg melihat sendiri kemampuan remaja yg bernama Danurwedha tersebut.

Hingga beberapa hari ke depan pendadaran masih di lakukan karena banyak nya peserta yg mengikuti nya.

Hingga hampir tiga hari, pendadaran pertama ini baru selesai.

Beberapa diantara nya memang masih belum layak untuk masuk menjadi seorang prajurit, tetapi tidak sedikit yg lolos dan berhak lanjut pada tahapan kedua.

Pada tahapan kedua itu , para peserta harus dapat.menaklukan seekor binatang buas yg masih banyak terdapat di hutan perburuan itu.

1
angin kelana
lanjjjut hidup...
angin kelana
semangaaat jng berputus asa,
angin kelana
awal yg mudah di pahami,lanjuuuutt..
Amit
lanjutkan Thor
Cilel Cilel
lanjut thor
Windy Veriyanti
Danurwedha pasti lolos lah menghadapi binantang buas
Amit
lnjukn Thor mulai seru
Amit
lanjutkn thor
Amit
lnjutkn thor
Cilel Cilel
lanju thor
Camad Pener
kalo hanya hewan buas danurweda udah di coba dengan melawan dan mengalahkan harimau besar waktu hewan masuk desanya
Zahira Zahira ahda safarina
seru,...!
Cilel Cilel
luar biasa
Cilel Cilel
lanjut
Agus Leo
Lanjutt...
Agus Leo
Lanjut......
Agus Leo
Lanjut mantap saya suka banget baca novel seperti ini😄👍👍
Camad Pener
tp kayaknya Wahyu keprabon akan pergi dari pajang menuju alas mentaok atau mataram
Aang Aang anwari
perjalanan yg sulit buat danurwedha
dan pada akhirnya jadi prajurit mataram
Rafly Rafly
akankah kelak bapak dan anak akan saling berhadapan sebagai lawan di Medan perang
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!