NovelToon NovelToon
Sekretaris Idaman Bos Perfeksionis

Sekretaris Idaman Bos Perfeksionis

Status: tamat
Genre:Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Kantor / Tamat
Popularitas:13.2k
Nilai: 5
Nama Author: inda

Laras Sagita, gadis kampung yang polos, lucu, dan blak-blakan, merantau ke kota untuk mengubah nasib. Di hari pertamanya melamar kerja sebagai sekretaris, ia tanpa sengaja menabrak mobil mewah milik seorang pria tampan yang ternyata adalah calon bosnya sendiri, Revan Dirgantara, CEO muda yang perfeksionis, dingin, dan sangat anti pada hal-hal "tidak teratur"—alias semua yang ada pada diri Laras.

Tak disangka, Revan justru menerima Laras bekerja—entah karena penasaran, gemas, atau stres akibat energi gadis itu. Seiring waktu, kekacauan demi kekacauan yang dibawa Laras membuat hari-hari Revan jungkir balik, dari kisah klien penting yang batal karena ulah Laras, hingga makan siang kantor yang berubah jadi ajang arisan gosip.

Namun di balik tawa, perlahan ada ketertarikan yang tumbuh. Laras yang sederhana dan jujur mulai membuka sisi lembut Revan yang selama ini terkunci rapat karena masa lalu kelamnya. Tapi tentu saja, cinta mereka tak mudah—dari mantan yang posesif,

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 27

Pagi itu seperti biasa: Revan kerja dari rumah, Laras sibuk mensterilkan botol, dan Alethea—yang baru 4 bulan—lagi latihan leher.

Arga datang membawa laporan, tapi Revan malah heboh sendiri dari ruang tengah.

“Laras! Cepet ke sini! Alethea barusan tengkurap! Tapi dia stuck! Mukanya nempel di kasur kayak panekuk!”

Laras langsung lari, melihat si kecil meringis dengan pipi penyet nempel di bed cover. Matanya melotot seolah minta pertolongan.

“Huwaaa! Anakku jadi panekuk!” seru Laras sambil ngakak.

Revan panik, “Ya jangan diketawain, dong!”

Setelah diselamatkan dari posisi awkward-nya, Alethea langsung cekikikan. Revan dan Laras pun bersorak.

"Anak kita resmi naik level!"

 

Sorenya, datanglah Bibi Nur seperti biasa… dengan semangat dan kantong plastik besar berisi botol-botol kecil.

“Alethea sudah tengkurap? Bagus! Itu pasti karena ramuan minyak oles Bibi Nur seminggu lalu!”

Revan melirik Laras dengan tatapan "tolong hentikan dia".

Tapi Bibi Nur belum selesai.

“Aku pikir, kita daftarin aja nama ramuan Bibi ke e-commerce. Namanya ‘Minyak Ajaib Tengkurap by Bibi Nur’.”

Laras langsung terbatuk.

“Serius, Bi?”

“Serius lah! Nih, aku udah bikin logo!”

Logo itu... pakai foto Alethea tengkurap, diedit ala kartun dengan tulisan “Tengkurap Sehat, Bayi Ceria!”

Revan langsung mengurung diri di kamar sambil memegang jidat.

 

Tanpa diminta, Bibi Nur menggelar syuting kecil di ruang tamu. Ada tripod, kamera HP, dan Alethea yang diletakkan tengkurap lagi... meskipun dia belum siap.

“Say cheese, Alethea! Bilang: ‘Minyak Bibi Nur no satu!’”

Alethea hanya menatap kamera sambil ngiler.

Bibi Nur tetap semangat. “Nggak papa, diem itu juga testimoni!”

 

Malam harinya, setelah Bibi Nur pulang dengan semangat mengejar endorsement, Revan dan Laras duduk di ranjang sambil melihat video syuting "iklan".

“Apa kita harus pasang CCTV buat ngawasi kegiatan bibi?” tanya Revan.

Laras tertawa. “Atau kita kasih bibi bisnis beneran biar fokus ke hal lain?”

Revan mengangguk. “Asalkan bukan pake wajah anak kita jadi logo. Nanti dikira Alethea brand ambassador jamu.”

Laras tertawa terbahak bahak mendengar ucapan Revan

Keesokan harinya, Alethea kembali tengkurap... kali ini sukses balik sendiri. Revan nyaris nangis karena terharu, dan Laras merekam setiap detik momen itu.

Bibi Nur? Tentu saja minta video itu dijadikan “video promo.”

Tapi di balik semua kekacauan, Revan sadar satu hal: hidupnya kini penuh warna. Dan meskipun kadang warni-warninya itu mirip pelangi tabrakan cat minyak, ia tak mau menukarnya dengan apa pun.

Revan sedang bersiap menerima kunjungan investor dari Jepang di kantor pusat. Ini kunjungan penting. Potensi kerjasama besar. Semua staf sibuk. Jas disetrika. Presentasi dipoles habis-habisan. Sampai...

“Mas, kamu yakin bisa handle investor Jepang itu?” tanya Laras, menyusui Alethea sambil scroll HP.

“Bisa dong. Arga udah bantu siapkan semua. Tapi…”

Revan mendekat, mengusap pipi Laras dan si bayi.

“...boleh nggak kamu ikut? Kayaknya aku butuh keberadaan dua cewek favoritku buat bantu tenangin jantung.”

Laras tersipu. “Aku? Yaelah, mas. Aku sekretaris, bukan peredam stres level tinggi.”

“Tapi kamu kan istri juga. Multifungsi.”

 

Investor Jepang datang: sopan, rapi, dan sangat serius.

Alethea ikut, digendong Revan karena... ya, Laras bilang: “Biar kamu bonding sama anak sambil negosiasi miliaran.”

Semua berjalan lancar. Sampai tiba-tiba...

"PRRRRRRRRTTTT—"

Ruangan sunyi. Investor menoleh pelan. Revan beku.

Laras menutup mulut dengan kertas notulen, nyaris ketawa kelepasan.

Alethea? Dia masih kalem sambil menyuap jari sendiri.

“Sepertinya... itu suara sistem AC?” ucap Revan dengan tenang palsu.

Sayangnya, bau menyengat langsung mematahkan alibi. Arga langsung refleks buka jendela.

Investor tetap tenang... sampai menatap jas Revan, dan menunjuk noda samar di sisi lengan.

“Ah... baby... poop?” tanya investor dengan aksen Jepang.

Revan menatap lengannya. Noda. Popok bocor.

“Excuse me,” kata Revan nyaris pingsan.

 

Laras buru-buru masuk ruang menyusui kantor, menggelar alas ganti darurat. Revan lepas jas, dasi, dan semangat hidup.

“Kenapa sih anak kita bisa pas timing-nya gitu banget?”

Laras tertawa sambil mengelap.

“Karena dia anakmu. Dan hidupmu memang penuh kejutan.”

“Thanks, Laras. Sangat membantu. Sungguh.”

Revan kembali dengan baju baru, tanpa jas, dan Alethea kini di stroller.

Investor Jepang justru terlihat… lebih santai.

Salah satu dari mereka berkata pelan ke translator:

“Bagus. Bapak ini dekat anak. Tanggung jawab keluarga. Bisa dipercaya.”

Revan cuma melongo.

Arga bisik-bisik, “Kayaknya bocor popok justru bikin kamu keliatan... family man yang asli.”

Laras nyengir dari pojok ruangan. “Tuh kan, blessing in disguise.”

 

Pertemuan ditutup dengan kata sepakat. Investor Jepang senyum lebar sambil minta foto bareng... dengan Alethea.

Revan pulang dengan lega, dan langsung bilang ke Laras:

“Besok kamu presentasi aja, aku jagain Alethea di rumah.”

Laras tertawa, “Emang kamu sanggup?”

Revan mendekap mereka berdua. “Asal nggak bocor lagi, aku bisa.”

bersambung

1
Atik Kiswati
mksh buat ceritanya....
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒌𝒆𝒓𝒆𝒏𝒏𝒏𝒏𝒏𝒏 𝒄𝒆𝒓𝒊𝒕𝒂𝒏𝒚𝒂 👍👍👍👏👏👏😘😘😘
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒄𝒆𝒓𝒊𝒕𝒂𝒏𝒚𝒂 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒉𝒊𝒃𝒖𝒓 𝒃𝒂𝒏𝒈𝒆𝒕 👍👍👍👏👏👏😘😘😘
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒂𝒅𝒂" 𝒔𝒂𝒋𝒂 🤣😅😅
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒑𝒐𝒑 𝒎𝒆𝒎𝒃𝒂𝒘𝒂 𝒃𝒆𝒓𝒌𝒂𝒉 🤣🤣
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒅𝒂𝒔𝒂𝒓 𝒃𝒊𝒃𝒊 𝑵𝒖𝒓
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒌𝒊𝒓𝒂𝒊𝒏 𝒃𝒂𝒃𝒚 𝒕𝒘𝒊𝒏𝒔
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒉𝒐𝒓𝒐𝒓 𝒃𝒂𝒏𝒈𝒆𝒕 𝒏𝒈𝒊𝒅𝒂𝒎𝒏𝒚𝒂 𝑳𝒂𝒓𝒂𝒔 😅😅
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒌𝒆𝒕𝒖𝒍𝒂𝒓𝒂𝒏 𝒈𝒆𝒔𝒓𝒆𝒌 𝒋𝒅𝒏𝒚𝒂
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒂𝒌𝒉𝒊𝒓𝒏𝒚𝒂 𝑳𝒂𝒓𝒂𝒔 𝒉𝒂𝒎𝒊𝒍 𝒔𝒆𝒎𝒐𝒈𝒂 𝒃𝒂𝒃𝒚 𝒏𝒚𝒂 𝒕𝒘𝒊𝒏𝒔 𝒚𝒂 😄😄
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝑳𝒂𝒓𝒂𝒔 𝒅𝒊 𝒃𝒂𝒘𝒂 𝒔𝒂𝒏𝒕𝒖𝒚
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒎𝒖𝒍𝒂𝒊 𝒑𝒆𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒏𝒊𝒉 😅😅😅
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒂𝒅𝒂"𝒔𝒂𝒋𝒂 😏
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒔𝒆𝒓𝒖 𝒃𝒂𝒏𝒈𝒆𝒕 𝒌𝒂𝒚𝒂𝒌𝒏𝒚𝒂 😁😁
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒈𝒆𝒔𝒓𝒆𝒌 𝒔𝒆𝒎𝒖𝒂 🤣🤣🤣
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝑪𝒍𝒂𝒓𝒂 𝒈𝒂𝒌 𝒌𝒂𝒑𝒐𝒌"
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝑨𝒓𝒈𝒂 𝒌𝒂𝒎𝒖 𝒉𝒂𝒕𝒊" 𝒍𝒉𝒐 𝒌𝒂𝒓𝒏𝒂 𝒎𝒂𝒖 𝒅𝒊𝒌𝒆𝒍𝒖𝒂𝒓𝒊𝒏 𝒅𝒊 𝒈𝒓𝒖𝒑 𝑾𝑨 😅😅
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝑳𝒂𝒓𝒂𝒔 𝒌𝒆𝒓𝒆𝒏𝒏𝒏𝒏𝒏𝒏𝒏 👍👍👏👏
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝑳𝒂𝒓𝒂𝒔 𝒈𝒂𝒌 𝒂𝒅𝒂 𝒕𝒂𝒌𝒖𝒕"𝒏𝒚𝒂 𝒌𝒆𝒕𝒆𝒎𝒖 𝒄𝒂𝒎𝒆𝒓 😁😁
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒂𝒄𝒂𝒓𝒂 𝒍𝒊𝒃𝒖𝒓𝒂𝒏 𝒚𝒈 𝒈𝒂𝒈𝒂𝒍 𝒕𝒑 𝒎𝒆𝒏𝒚𝒆𝒏𝒂𝒏𝒈𝒌𝒂𝒏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!