Kehidupan yang di alami orang sekitarnya, terutama kakak nya sendiri membuat Harfa tak mau menjalani yang namanya pernikahan.
Apalagi, setelah Biru, membatalkan pernikahan mereka. Membuat hati Harfa begitu dingin akan yang namanya cinta. Mengunci hati hingga sulit di tembus.
Perubahan Harfa membuat kedua orang tuanya merasa sedih. Apalagi usia Harfa tak lagi mudah.
"Nak, menikahlah. Usia kamu sudah matang?"
"Tidak. Aku gak mau menikah, Ummah."
Jawab tegas Harfa membuat hati umma Sinta teriris.
yuk ikuti kisah nya....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rahma qolayuby, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18 Kemustahilan
Ruangan sidang begitu menegangkan. Menjadi saksi dimana pertarungan Bumi dan seorang anak pejabat daerah.
Bumi nampak gelisah dan juga tegang. Tapi, di saat-saat seperti itu Zahira ada bersamanya. Menyemangati Bumi dan menenangkannya.
Walau yang Bumi harapkan adalah dokter Harfa. Itu sebuah kemustahilan yang tidak bisa di bantah.
Tapi, setidaknya Bumi berharap Harfa datang dan mau menjadi saksi. Kasus yang Bumi kawal akan menjadi kasus berlapis.
Kamera sudah siap untuk meliput detailnya acara. Tapi, satu jam sebelum sidang hakim tidak mengijinkan ada wartawan masuk. Sidang akan di lakukan secara tertutup.
Bumi sangat menyayangkan itu kenapa kasus sebesar ini harus sidang tertutup. Ada apakah? Apa ada sesuatu yang di sembunyikan. Ini tidak adil dan banyak keganjilan.
Harusnya sidang di lakukan secara transparansi agar masyarakat juga tahu jalannya persidangan. Tapi, apa boleh buat semua sudah di putus kan, membantah pun, Bumi tak bisa.
Bumi menatap orang tua korban yang nampak sedih. Tanggung jawab besar berada di pundak Bumi sekarang. Bukan hanya orang itu tapi Bumi sendiri harus kehilangan kedua orang tuanya akibat kasus ini. Bumi harus memastikan jika ia memenangkan kasusnya.
Sebab kasus penyelundupan narkoba dan juga pelecehan terhadap korban hingga psikis nya terguncang.
Pergaulan bebas di zaman sekarang memang sangat berbahaya jika kurangnya iman. Mata hati akan menjadi gelap dan buta akan dosa.
Kedudukan dan kekayaan seolah surganya kehidupan. Hingga membuat orang buta jika apa yang mereka lakukan salah.
Kekuasaan membuat seseorang menjadi keji dan tak ada belas kasih terhadap orang lain. Hanya untuk kekuasaan seseorang bisa dengan tega melenyapkan siapa saja yang menjadi penghalang.
Sebuah kemunafikan dan tipuan dunia membutakan semuanya.
Rasanya Bumi ingin mencekik pelaku yang terlihat santai dengan senyum remeh nya. Seolah tidak akan ada yang bisa memenjarakannya.
Apapun akan di lakukan agar citranya di masyarakat tidak tercoreng. Agar mudah terbang ke kursi yang lebih tinggi. Membiarkan sebuah kesalahan besar terjadi hingga hilangnya nyawa.
Bumi akui jika kasus yang ia tangani adalah kasus yang paling besar yang ia tangani dalam hidupnya. Bumi berharap Allah memberikan petunjuk dan jalan agar ia bisa memenangkannya. Meraih keadilan yang layak.
Sidang sudah berjalan sejak tadi, perseteruan terjadi membuat hakim harus menegur Bumi agar tidak emosi.
Bumi menghela nafas berat, bayangan ibunya meninggal tepat di depan matanya membuat mata Bumi mengembun.
"Bukti itu ada pada Harfa. Jaga dia agar tidak terlibat. Mereka keji."
Tangan Bumi mengepal kuat, mengingat ucapan terakhir yang di ucapkan ibunya.
"Jika yang pengacara Bumi katakan benar. Bahwa Saudara Alex melakukan pelecehan terhadap saudara Sumi hingga membuat korban depresi dan mencoba mengakhiri hidupnya beberapa kali. Tolong, berikan pada kami bukti yang kami minta."
Ucap hakim tegas, Bumi terdiam sejenak memikirkan sesuatu. Bumi berdiri, melangkah maju guna memberikan sebuah berkas pada hakim.
Hakim langsung melihat berkas yang Bumi berikan. Wajahnya nampak serius membaca berkas yang Bumi berikan.
"Itu surat asli dari dokter yang menangani korban. Mereka sengaja memalsukan surat pemeriksaan dan hasil visum korban. Hakim bisa chek keaslian surat yang saya berikan dan yang mereka berikan."
Tegas Bumi tak gentar. Cukup sudah dari tadi dirinya tersudutkan. Bumi pastikan jika ia yang akan memenangkan kasusnya.
"Jangan main-main pengacara Bumi. Kami sudah memberikan anda waktu membawa bukti yang benar. Surat ini palsu."
Deg!
Bumi terkejut, bagaimana bisa surat itu palsu. Bumi menatap kuasa hukum pelaku yang tersenyum simpul.
Ketegangan kembali terjadi. Bumi memijat pangkal hidungnya. Bagaimana bisa surat itu palsu. Bumi tak habis pikir. Siapa yang dengan tega mengganti surat itu. Tidak ada orang yang mengetahui tentang surat itu kecuali.
Bumi memejamkan kedua matanya. Bagaimana bisa sahabatnya berkhianat. Itu tak mungkin.
Mereka selama ini berjuang bersama untuk memenangkan kasus itu. Bagaimana bisa sahabat berkhianat di akhir.
"Bagaimana mungkin, saya sudah memastikan keaslian surat itu."
"Ayolah pengacara Bumi, jangan main-main di persidangan ini. Anda menuntut Klain kami tanpa adanya bukti itu sama saja pencemaran nama baik."
"Hakim bisa menilainya. Jika tidak adanya bukti kongkrit jika Klain kami pengedar narkoba dan juga pelecehan terhadap korban. Semua yang pengacara Bumi tuduhkan tidak berdasar. Kami akan menuntut pengacara Bumi atas pencemaran nama baik."
Bumi mengepalkan tangannya kuat. Ruang persidangan semakin tegang. Bumi tak tahu kenapa semua ini bisa terjadi. Bukti yang dia kumpulkan semua di manipulasi. Bagaimana bisa itu terjadi!
Zahira menatap cemas Bumi, jika situasinya begini Zahira yakin Bumi akan kalah. Zahira memutar otaknya, apa yang harus ia lakukan untuk membantu Bumi. Bumi tak akan bisa membuktikan jika kematian kedua orang tuanya akibat ulah keluarga Alex jika tuntutan pertama tidak bisa Bumi menangkan.
Bumi menatap kedua orang tua korban. Mata mereka sudah banjir oleh air mata. Menatap Bumi penuh dengan pertolongan. Hati Bumi sangat sakit akan hal itu.
Bumi sudah berjanji akan membantu mereka. Jika begini caranya Bumi yang akan di sudutkan.
"Anda buat persidangan ini hanya lelucon pengacara Bumi."
Bumi menatap geram ketua hakim. Bumi rasanya ingin meninjunya. Kenapa semua bukti jadi seperti ini. Ini bukan kebetulan belakang.
"Baik, karena tidak ada pembelaan lagi dari pengacara Bumi. Maka kami akan putuskan. Jika kasus yang saudara Bumi tuntut kan tidak berdasar. Dan pengacara Bumi bisa di tuntut akan pencemaran nama baik."
"Tunggu yang mulia, tolong beri saya waktu. Saya yakin ini ada kesalahan."
"Kami sudah memberi anda waktu, tapi apa yang anda bawa. Tuduhan palsu, bukti palsu semua palsu."
"Saya yakin, mereka memanipulasi semua bukti."
"Cukup! Anda bisa kami tuntut ulang. Sudah jelas Klain kami tidak bersalah."
Bumi menatap tajam pengacara Alex yang Bumi kenal betul siapa dia. Senior Bumi di kantor dulu.
"Stop! Dimana kode etik kalian. Ini persidangan bukan ring tinju."
Tegur ketua hakim membuat Bumi terdiam begitupun dengan pengacara Alex.
Ruang persidangan seketika hening tatkala yang mulia ketua hakim akan memutuskan perkara.
Orang tua korban sudah pasrah akan semuanya. Mereka tidak bisa melawan penguasa walau mereka punya uang. Ternyata benar apa yang pernah di kutip mantan gubernur Jakarta. Pak Ahok pernah berkata "Yang miskin jangan pernah melawan yang kaya. Si kaya jangan pernah melawan penguasa."
Terbukti, sekaya apapun kita jika sudah melawan penguasa akan habis harta kita tanpa memenangkan pertarungan.
Hukum di negri Konoha ini selalu saja begitu. Hukum bisa di beli dan di pesan oleh orang-orang tertentu.
"Kami akan putuskan. Jika tuntutan korban tidak ada satupun yang membuktikan jika saudara Alex bersalah. Maka kami nyatakan jika saudara Alex kami be--"
"Tunggu!!"
Bersambung ....
Jangan lupa Like Hadiah, komen, dan Vote Terimakasih ...