Arinsa, sorang dokter residen tahun ke-4 meninggal karena kelelahan. Tapi dia tiba-tiba membuka matanya dan melihat suasana yang jauh berbeda dengan kehidupan sebelumnya.
" Weeeh dimana ini, bukannya aku sudah mati? Beeeuh diiiingiiin."
Awalnya Arinsa tidak bisa mengetahui situasi nya hingga dia mendapatkan semua ingatan dari tubuh ini.
" Putri terbuang, dasar bajingan. Mereka yang tidak bisa mengendalikan kelaminnya tapi anak yang jadi korban. Tenang saja Arinsa, nama kita sama-sama Arinsa. Aku akan membalas semua rasa sakit hatimu. Dan kamu bisa istirahat dengan tenang. Kerajaan ini, akan aku hancurkan dengan tanganku."
Bagaimana cara Arinsa bertahan hidup dengan status barunya sebagai Putri Arinsa De Rouglas?
Dan bagaimana cara dia membalas dendam pemilik tubuh asli yang sudah diabaikan oleh keluarganya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reyarui, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
RAP 24
" Jadi, kita akan berangkat besok?"
"Ya benar, Anda tidak keberatan kan?"
Arinsa menggelengkan kepalanya cepat. Semakin cepat masa semakin baik. Dia sudah tidak sabar melihat kehancuran dari kerjaannya ini. Baginya tidak ada yang lebih berarti selain bisa segera membuat semuanya yang ada di sini porak poranda. Lagi pula rakyat Rou juga ikut mencaci maki ibunya dulu. Padahal jelas sekali ibunya tidak bersalah, namun semua orang menyudutkannya sehingga ibunya mati begitu saja.
" Baiklah kalau begitu, sebaiknya Anda beristirahat Tuan Putri. Kau juga Glencia. Ini akan jadi perjalanan pertamamu yang memakan waktu dan jarak yang bukannya sebentar."
" Iya, aku tahu Kak. Ayo Arin, kita tidur. Malam ini mari kita tidur bersama."
Glencia menggamit lengan Arinsa dan membawa gadis itu pergi. Kini di ruangan itu hanya tersisa Glen saja. Ia mengeluarkan bola sihir yang biasa digunakan untuk alat berkomunikasi.
" Hei Kaisar, wajahmu jelek sekali."
" Haah, Lilian sedang marah denganku. Ada apa?"
" Ini, aku cuma mau mengabari mui, sukur-sukur mau memberi bantuan sih."
Di seberang sana Carlo hanya mengerutkan alisnya. Ucapan Glen masih belum bisa dipahami karena bicara Glen masih terpotong-potong. Lalu Glen pun menjelaskan semuanya. Terang saja Carlo terkejut, apalagi saat mendengar bahwa Tuan Putri dari Rou ingin menghancurkan Rou itu dengan tangannya sendiri.
Namun stelah mendengar kesemua ceritanya dari Glen, Carlo menjadi paham. Dia sedikit bisa memaklumi apa yang dirasakan Arinsa.
" Lalu, kau minta siapa untuk dikirimkan?"
" Adik iparmu, Killian."
" Hahaha, kau benar-benar kakak yang baik ya. Bilang saja mau membuat Killian dan Glencia dekat."
Glen tidak menyangkal hal itu. Dia lebih baik melihat Glencia dan Killian dibanding harus melihat Glencia yang dikejar-kejar oleh Ariga. Ia sungguh sangat tidak suka melihat pria itu.
" Tapi, aku ingin ini tidak terlihat seperti bantuan. Aku tidak ingin melibatkan Aterna dalam hal ini."
" Aku paham kawan, tenang saja. Aku mengerti kok. Kau tahu beres saja. Ya sudah, aku harus membaik-baiki hati calon istriku dulu."
Pembicaraan mereka terputus, Carlo tampak buru-buru. Jika urusan soal Lilian, Carlo benar-benar seperti dibuat tidak sabar. Semua yang dilakukan oleh Carlo benar-benar hanya untuk Lilian. Mungkin kalau Lilian menginginkan untuk dirinya jadi kaisar pun oleh Carlo pasti akan diberikan.
" Haah, dasar budak cinta," gerutu Glen. Sampai sekarang dia tetap tidak mengerti , kenapa Carlo bisa seperti itu jika tentang Lilian.
Glen kemudian berjalan menyusuri kastel. Dia melihat semua hal yang ada di sana dan tidak terlihat satu hal pun yang layak ditempati seroang putri.
Rasanya miris memang, apalagi jika mengingat penderitaan yang telah dirasakan oleh Arinsa. Glen sebenarnya sangat ragu tentang keberadaan Naga Es tersebut. Namun, tidak ada salahnya mencoba. Semua akan bisa diketahui jika sudah didatangi.
" Semoga benar-benar ada. Jika tidak ada, ya tinggal hancurkan saja sebenarnya apa susahnya."
Glen tengah memikirkan rencana lain jika memang rencana awal sama sekali tidak berhasil. Baginya jika sudah terjun maka harus diselesaikan. Sama hal nya dengan kali ini. Tujuan semua yang akan dilakukan adalah untuk kehancuran Rou, jadi banyak cara dan jalan lain yang akan diambil jika memang tidak berhasil.
" Mari kembali ke kamar yang tidak layak disebut kamar itu untuk tidur. Haaah, paling tidak bisa untuk merebahkan tubuh saja sudah sangat bagus."
Glen melenggang ke kamar yang sudah di sediakan. Kamar itu ternyata tepat berada di sisi kamar Arinsa. Dimana Glen tahu kalau adik kembarnya juga ada di kamar yang sama.
" Semoga semoga semoga, semoga Naga Es itu benar-benar ada. Aku mohon."
Glen berhenti sejenak ketika berada tepat di depan kamar Arinsa. Suara Arinsa di malam yang sunyi itu tentu terdengar jelas pada telinga Glen.
" Ya, semoga apa yang kau harapkan itu benar-benar terjadi, Arinsa."
TBC
semangat Arin demi cita-cita membangun negeri impian /Determined/
seperti othor yang tetap semangat untuk update, semoga selalu sehat dan bahagia /Kiss/
sudah dikasih yang manis-manis hingga bikin meleleh, nah sekarang saatnya tegang, semoga jantung aman.../Slight/