NovelToon NovelToon
Nikah Paksa Amrita Blanco

Nikah Paksa Amrita Blanco

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Paksa
Popularitas:40.5k
Nilai: 5
Nama Author: Reny Rizky Aryati, SE.

Amrita Blanco merupakan gadis bangsawan dari tanah perkebunan Lunah milik keluarganya yang sedang bermasalah sebab ayahnya Blanco Frederick akan menjualnya kepada orang lain.

Blanco berniat menjual aset perkebunan Lunah kepada seorang pengusaha estate karena dia sedang mengalami masalah ekonomi yang sulit sehingga dia akan menjual tanah perkebunannya.

Hanya saja pengusaha itu lebih tertarik pada Amrita Blanco dan menginginkan adanya pernikahan dengan syarat dia akan membantu tanah perkebunan Lunah dan membelinya jika pernikahannya berjalan tiga bulan dengan Amrita Blanco.

Blanco terpaksa menyetujuinya dan memenuhi permintaan sang pengusaha kaya raya itu dengan menikahkan Amrita Blanco dan pengusaha itu.

Namun pengusaha estate itu terkenal dingin dan berhati kejam bahkan dia sangat misterius. Mampukah Amrita Blanco menjalani pernikahan paksa ini dengan pengusaha itu dan menyelamatkan tanah perkebunannya dari kebangkrutan.

Mari simak kisah ceritanya di setiap babnya, ya ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 6 Datangnya Hansa

Asyer Estate...

Masih di kediaman pengusaha estate yang berlokasi di Asyer Estate.

Blanco beserta keluarganya masih berada di ruangan tamu milik sang pengusaha, mereka membahas jual-beli tanah perkebunan Luhan yang belum ada di titik terang, meraih kesepakatan.

Seorang pria berpakaian rapi masuk ke ruangan tamu, menemui pengusaha estate, ditangannya dia memegang stick golf.

Pria maskulin itu melangkah santai, menghampiri pengusaha estate.

"Apa kabar ?" sapanya seraya meletakkan stick golf di pundaknya.

"Lama sekali, darimana saja kau ini, Hansa ?" tanya pengusaha estate seraya menoleh ke arah Hansa.

"Aku masih berolahraga golf di dekat sini, memangnya jadi kau membeli tanah perkebunan Luhan", sahut Hansa.

"Yah... Karena itulah aku menunggumu untuk membahas masalah ini...", kata pengusaha estate.

"Lantas mana orangnya yang akan menjual tanah itu ?" tanya Hansa.

"Mereka ada disini bersama kita, di hadapanku sekarang", sahut pengusaha estate.

"Oh, iya ?!" kata Hansa seraya menoleh ke arah Blanco dan keluarganya.

Hansa terkejut saat melihat mereka lalu berjalan menyalami keluarga Blanco dengan ramah.

"Selamat datang..., maaf, aku tidak memperhatikan kalian...", ucapnya.

"Tidak masalah, dan kami berbicara dengan siapa ini ?" sahut Blanco.

"Hansa...", jawab Hansa.

Saat Hansa menyalami Amrita, dia menghentikan langkahnya seraya menatapnya lama.

"Hansa, lepaskan gadis itu !" kata pengusaha estate saat dia melihat gelagat Hansa yang tertarik pada Amrita.

"Kenapa aku dilarang memandangnya lama, bukankah tidak ada larangan untuk itu ?!" sahut Hansa.

"Yah, jika kau masih ingin hidup lebih lama, kurasa semua akan baik-baik saja dan pendapatku tidaklah salah", kata pengusaha estate.

"Astaga, begitu mengganggunya kehadiranku disini lalu untuk apa aku dipanggil kemari", sahut Hansa lalu menoleh ke arah Amrita.

Senyum Hansa tercurahkan kepada Amrita sembari bertanya.

"Siapa namamu, nona ?" tanyanya.

"Amrita Blanco...", sahut Amrita sembari membalas tatapan Hansa.

"Nama yang sungguh cantik seperti orangnya, sangat cantik", kata Hansa memuji.

"Hansa menyingkirlah !" kata pengusaha estate dari tempatnya duduk.

"Ya, ya, ya, baiklah, aku menyingkir", ucap Hansa seraya berjalan menjauh dari Amrita dan keluarganya.

Hansa menghampiri pengusaha estate seraya duduk di dekatnya.

"Apa ini ?" tanyanya dengan cekatan mengambil map dari atas meja tamu.

"Map itu berisi sertifikat tanah perkebunan Luhan yang akan dijual kepadaku, milik keluarga Blanco", sahut pengusaha estate.

"Sangat luas berhektar-hektar, nilainya sangat tinggi dan kuyakin pastilah menguntungkan sebagai investasi jangka panjang", kata Hansa.

Hansa membuka map berisi sertifikat tanah perkebunan Luhan yang ada ditangannya lalu membaca setiap tulisan.

"Kau pasti akan untung besar jika tanah perkebunan ini menjadi milikmu, tapi setidaknya kita lihat dulu lokasinya, baru kita sepakat membelinya", kata Hansa.

"Kurasa tidak perlu melihat kesana karena kau sudah memeriksanya kalau tanah itu sangat menguntungkan maka kuputuskan aku menyetujuinya", ucap pengusaha estate.

"Kau yakin tidak perlu datang kesana ???" tanya Hansa.

"Ya, bukankah itu sudah menjadi tugasmu karena itulah aku menelponmu untuk datang kesini, Hansa", sahut pengusaha estate.

Hansa mengangguk pelan seraya memperhatikan sertifikat tanah perkebunan Luhan.

"Ya, aku mengerti itu...", kata Hansa.

"Jika tanah itu menguntungkan dan mempunyai nilai tinggi maka aku akan membelinya dengan satu syarat", ucap pengusaha estate.

"Syarat ???" sahut Hansa.

"Ya, aku tidak serta merta mengeluarkan hartaku tanpa syarat menguntungkan untukku selain nilai dari harga tanah itu, aku tidak mengharapkan apa-apa'', kata pengusaha estate serius.

"Apa maksud ucapanmu ?" tanya Hansa agak kebingungan.

"Hanya saja aku agak ragu kalau keluarga Blanco akan menyetujui permintaanku ini", kata sang pengusaha seraya memalingkan mukanya ke arah Blanco dan keluarganya.

Hansa turut menoleh ke arah Blanco sembari berpikir serius akan kata-kata pengusaha estate.

"Apa syaratnya ?" ucapnya.

"Aku belum mengajukan syarat yang kumau pada keluarga Blanco karena aku tidak ingin memaksa mereka", kata pengusaha estate.

Hansa menatap ke arah Blanco beserta keluarganya lalu menoleh kembali ke arah sang pengusaha.

"Apa yang kau inginkan dari mereka ?" tanya Hansa.

Pengusaha estate menyandarkan badannya ke sofa tamu lalu bertanya pada Blanco.

"Bagaimana menurutmu, tuan Blanco, sanggupkah kau memenuhi syarat dariku jika kau sanggup maka aku akan membeli tanah milikmu itu ?" ucapnya

"Ya, saya akan menyanggupi syarat yang anda ajukan nanti, sebisa mungkin saya akan memenuhi permintaan anda", kata Blanco.

"Benar, kami datang kemari karena telah bertekad untuk menjual tanah perkebunan Luhan apapun syaratnya akan kami coba penuhi selama kami mampu", sambung Pamela.

"Dan apakah anda akan membeli tanah tersebut ?" tanya Blanco penuh harap.

"Kami mohon padamu akan kemurahan hatimu untuk membantu meringankan beban berat kami ini", kata Pamela yang mendukung suaminya.

"Tapi syaratnya sangat berat bagi kalian karena aku juga berpikir pastinya kalian akan menolaknya", ucap pengusaha estate.

Blanco langsung menggelengkan kepalanya cepat dan berkata serius.

"Tidak, akan kami penuhi syarat darimu, dan sebisa mungkin kami akan menerimanya", kata Blanco.

"Tolong katakan saja, syarat yang kau pinta itu sehingga kami tidak perlu harus menunggu lama-lama untuk melepaskan tanah perkebunan Luhan kepada anda", sambung Pamela.

Pengusaha estate terdiam sesaat dengan pandangan tertuju lurus ke arah Blanco dan Pamela.

Namun pengusaha yang tidak menyebutkan namanya itu segera beranjak bangun dari sofa tamu lalu berdiri tegak.

"Aku akan membiarkan kalian berpikir kembali dan selama aku pergi sebentar maka silahkan kalian menunggu disini", kata pengusaha estate.

"Pergi kemana ?" tanya Blanco dan Pamela bersama-sama.

"Tidak jauh, hanya ingin berganti pakaian sebentar karena bajuku ini sudah sangat kotor karena aku memakainya seharian dari luar rumah", sahut pengusaha.

Pengusaha itu memperhatikan seksama ke arah pakaiannya.

"Dan aku juga belum mandi sejak kemarin karena aku baru datang", lanjutnya seraya melirik ke arah jam tangan mewahnya.

"Apa kami harus menunggu lama ?" tanya Blanco was was.

"Tidak lama, hanya sebentar saja dan aku akan kembali lagi setelah membersihkan diriku serta berganti pakaian", sahut pengusaha.

Pengusaha itu menoleh ke arah Hansa kemudian menarik ujung baju milik Hansa sehingga laki-laki itu berdiri disampingnya.

"Hansa akan menemani kalian selagi aku berganti pakaian, dan kalian akan dijamu oleh hidangan makanan dari Asyer Estate yang terkenal kelezatannya", ucap pengusaha estate sembari menepuk pundak Hansa.

"Tidak usah repot-repot, kami bersedia menunggu anda sampai selesai", kata Blanco seraya beranjak berdiri serta diikuti oleh Pamela dan Amrita.

"Jangan sungkan-sungkan, anggaplah kalian sedang liburan ke Asyer estate ini, kalian juga sudah menempuh perjalanan jauh ke ibukota dan tentunya kalian lelah", lanjut sang pengusaha.

"Terimakasih atas perhatiannya, tapi kami merasa tidak enak hati jika terlalu dimanjakan disini sedangkan kedatangan kami justru membuat anda repot", kata Blanco sungkan.

"Silahkan menikmati waktu jeda ini di Asyer estate dan semoga kalian senang, aku pamit pergi dulu dan akan kembali beberapa menit kemudian", ucap sang pengusaha lalu berpamitan pergi.

Pengusaha estate meninggalkan ruangan tamu Asyer estate untuk berganti pakaian karena dia telah lama berada diluar rumahnya dan baru kembali hari ini.

Tinggal Hansa sendirian di ruangan tamu bersama Blanco dan keluarganya.

Tak lama kemudian, datang tiga pelayan Asyer estate ke dalam ruangan tamu sembari membawa beberapa hidangan makanan yang dikhususkan untuk tamu.

Blanco beserta Pamela tertegun sejenak ketika mereka dijamu oleh pelayan yang membawakan mereka hidangan makanan lezat, ketiganya hanya terdiam pasrah saat pelayan-pelayan itu melayani mereka dengan hangatnya.

1
Skyweer Skyweer
up
Anonymous
ketertarikan /Kiss/
Anonymous
fine
Anonymous
up....
Andina Spencer
damn i love you...
Andina Spencer
romantic always...
Andina Spencer
not bad...
Andina Spencer
up...
Bianca Nadia
dia juga bisa dansa
Bianca Nadia
jadi keinget sama film runway bride
Bianca Nadia
semangat amrita
Bianca Nadia
lanjut....
Bianca Nadia
misteri dibalik topeng
Bianca Nadia
semangat pagi thor
Bianca Nadia
pergi ke ibukota mencari harapan
Bianca Nadia
seru nih bakalan ceritanya 🍒
Tamara Black
lanjut...
Andina Spencer
goes 💪
Andina Spencer
something stupid that i love you /Rose/
Andina Spencer
romantic
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!