HAPPY READING ~
Novel ini menceritakan tentang, lima saudara kembar cewek yang barbar, kompak, dan gak ada takut-takutnya! Ayesha, Aresha, Abila, Aurora, dan Arumi bukan cuma bikin heboh sekolah, tapi juga satu Cianjur! Dari nyolong mangga kepala sekolah, bolos ke Puncak, sampai ketahuan guru BK dan dihukum Babehnya, hidup mereka gak pernah sepi drama.
Tapi di balik kelakuan mereka yang selalu bikin geleng-geleng kepala, ada kisah persahabatan, keluarga, dan kenakalan khas remaja yang bikin ngakak sekaligus haru.
Siap ikut keseruan Mojang Cianjur dalam petualangan gokil mereka? Jangan lupa baca dan kasih vote!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yuli Yanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23: Kacau Tapi Berkah!
Setelah dipaksa Ustadz Ilyas untuk bikin acara yang "seru tapi mendidik," lima kembar itu, akhirnya ngumpul di kamar untuk diskusi.
"Oke, kita butuh ide yang bagus," kata Abila, dengan wajah yang serius
"Tapi jangan yang biasa-biasa aja, maksudnya ide nya jangan yang pasaran gitu," timpal Aresha.
"Kita harus bikin sesuatu yang bakal diingat sepanjang sejarah Al Ihsan!" tambah Ayesha, dengan matanya yang berbinar penuh semangat.
Aurora dan Arumi langsung menoleh dengan ekspresi curiga.
"Lo kalau ngomong gitu, biasanya ujung-ujungnya berantakan jirr," ujar Aurora, melipat tangan.
"Tenang, kali ini nggak bakal," Ayesha nyengir. "Kita bikin ‘Lomba Bertahan di Pesantren’ gimana?!"
"HAH?! Lomba apaan?"
"Jadi gini, kita bakal bikin tantangan buat santri baru. Siapa yang bisa bertahan sampai akhir, dia pemenangnya!" jelas Ayesha.
Arumi mendengus. "Itu namanya Survivor, bukan lomba mendidik, bego!"
"Makanya kita bikin versi pesantren. Kita kasih tantangan yang bikin mereka belajar, tapi tetep seru."
"Misalnya?" tanya Abila.
Ayesha menyeringai. "Cobain puasa sunnah dua hari full tanpa ngeluh."
Mereka semua langsung berpikir keras.
"Atau bisa juga tantangan kayak ‘Siapa yang bisa bangun paling pagi, buat shalat tahajud tanpa dibangunin?’" usul Aurora.
"Gue suka ide yang ini!" kata Arumi. "Kita bikin beberapa tantangan, dan yang bisa nyelesain semua bakal dapat gelar ‘Santri Paling Kuat’!"
Aresha bertepuk tangan. "GOKIL! INI BARU ACARA! PASTI BAKALAN SERU!"
Semua santri baru berkumpul di lapangan, dengan mukanya yang sudah pada tegang.
Di depan mereka, lima kembar berdiri dengan gaya ala MC acara TV.
"Selamat datang di... ‘LOMBA BERTAHAN DI PESANTREN’!" teriak Aresha, suaranya menggema.
Santri lain langsung bisik-bisik.
"Apaan sih ini?"
"Jangan-jangan ini jebakan lagi?"
Ustadz Ilyas berdiri di samping mereka, memantau dengan tatapan tajam.
"Saya kasih kalian kesempatan, jangan bikin yang aneh-aneh," bisiknya ke Ayesha.
"Tenang, Ustadz. Kali ini kami serius."
Mereka mengumumkan tantangan pertama:
"SIAPA YANG BISA BANGUN PALING PAGI UNTUK SHALAT TAHAJUD TANPA DIBANGUNIN?!"
Santri langsung heboh.
"Seriusan?!"
"Gue biasa shalat tahajud, gampang ini!"
Tapi lima kembar itu, cuma senyum penuh misteri.
Karena mereka sudah menyiapkan rencana rahasia.
Malamnya, saat semua santri tidur…
Ayesha memasang alarm keras banget di kamar santri baru.
Aurora dan Arumi ngumpet di balik lemari, siap ngetawain yang kaget.
Aresha dan Abila standby di luar buat lihat siapa yang keluar duluan.
Dan begitu jam 3 pagi…
DHEG! DHEG! DHEG!
ALARM NYALA DENGAN SANGAT KENCANG.
Santri baru langsung loncat dari tempat tidur.
"YA ALLAH, GEMPA?!"
"BANGUN, BANGUN, ADA APAAN INI?!"
Lima kembar itu, ngakak di balik pintu.
"SELAMAT! KALIAN SEMUA LULUS TANTANGAN PERTAMA!"
"GILA, KITA KAGET EH...MEREKA MALAH NGETAWAIN," gerutu semua santri baru di dalam hatinya.
____
Santri baru masih pada bengong, ada yang kaget, ada yang kesel, ada juga yang ngakak sendiri.
"INI MAH BUKAN MAU SHALAT TAHAJUD! TAPI INI MAH SENAM JANTUNG!" protes seorang santri, dengan mukanya yang masih syok.
Sementara itu, lima kembar cengengesan puas.
"Eh tapi, tadi pas bangun kita langsung wudhu, ya nggak sih?" bisik salah satu santri.
Yang lain saling tatap. Iya juga.
"Terus kita jadi shalat tahajud beneran…" tambah santri lain.
Tiba-tiba, semua diam.
Terus, mereka malah pada ketawa.
"ANJIR, GUE BERHASIL SHALAT TAHAJUD TANPA DIBANGUNIN!"
"GUE JUGA!"
Lima kembar salting. Mereka awalnya cuman mau ngerjain, tapi ternyata efeknya positif!
"Oke, tantangan pertama sukses!" kata Ayesha.
"Sekarang tantangan kedua… ‘Siapa yang bisa paling lama ngaji tanpa istirahat?’" umum Abila.
Para santri baru langsung diangkut ke aula asrama, duduk rapi dengan Al-Qur’an di tangan.
Ustadz Ilyas kali ini ikutan ngawasin, takut kelima kembar itu bikin ribut lagi.
"Bacaannya harus tartil, ya! Yang baca asal-asalan, diskualifikasi!" kata Aresha, serius banget.
Semua santri baru mulai mengaji.
Aurora dan Arumi saling sikut.
"Kok malah adem, ya?" bisik Arumi.
"Yoi. Kayaknya efek suara ngaji mereka bikin hati tenang." Aurora manggut-manggut.
Tapi…
Baru setengah jam, beberapa santri sudah mulai menguap.
"Ngaji terus-terusan tuh ternyata capek, ya?" gumam seorang santri.
Abila, yang awalnya niat ngawasin, malah mulai ngantuk juga.
"Jangan tidur, woy! Kita panitia!" bisik Aresha, sembari menyubit lengan Abila.
Abila langsung kaget dan teriak,
"ANJIR, NGANTUK!"
Seluruh aula langsung nengok ke arah mereka.
Ustadz Ilyas melotot.
Aurora menutup muka, malu.
Arumi nyengir kuda.
Semua santri baru ketawa ngakak.
Lomba jadi bubar gara-gara panitianya sendiri malah ngaco.
Setelah kehebohan itu, Ustadz Ilyas memanggil mereka berlima ke kantor.
"Kalian ini gimana sih? Ngadain acara serius, tapi malah bikin rusuh sendiri!"
"Hehehe… Maap, ustadz," Lima kembar cengengesan.
Tapi tiba-tiba, salah satu santri baru masuk.
"Ustadz, boleh saya ngomong sebentar?"
"Ada apa?"
Santri itu senyum. "Saya nggak pernah bisa tahajud sebelumnya. Tapi karena acara ini, saya jadi kebiasaan bangun malam buat shalat."
Lima kembar langsung bengong.
Santri lain ikutan masuk. "Saya juga! Saya jadi lebih rajin ngaji karena lomba ini!"
"Iya, Ustadz! Awalnya niat ikut cuma buat seru-seruan, tapi kok malah jadi dapet manfaatnya beneran!"
Suasana hening.
Ustadz Ilyas akhirnya… tersenyum.
"Jadi, meskipun ribut, acara ini tetap membawa kebaikan?"
Santri-santri baru itu serempak menganggukkan kepalanya.
Lima kembar langsung heboh sendiri di dalam hati.
"GILA, GUE KIRA BAKAL KENA HUKUMAN!" bisik Aresha.
"GUE JUGA!" jawab Abila.
Ustadz Ilyas menarik napas panjang.
"Baiklah, kalian nggak saya hukum. Tapi..."
Lima kembar langsung siap-siap kabur.
"Mulai sekarang, saya minta kalian sering-sering bikin acara kayak gini."
MEREKA LANGSUNG JATUH LEMES.
"ANJIR, KITA KENA GETAHNYA PERMANEN!"