Arabella seorang gadis yatim-piatu yang tinggal bersama bibi nya yang jahat dan serakah.
Ara di jual oleh bibi nya kepada bos Mafia yang terkenal sangat kejam dan juga sadis.
bagai manakan nasip ara selanjutnya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Izza naimah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12
Bik surti membimbing Ara menuruni anak tangga.
" Hati-hati non "
John mencolek lengan Albert lalu menunjuk ke arah Ara dan bik surti yang sedang menuruni anak tangga.
" calon istri mu datang tuan" bisik John.
Albert langsung melihat ke arah yang di tunjuk John, matanya langsung tertuju pada Ara yang tengah menuruni anak tangga dengan di bimbing oleh bik surti.
" cantik sekali, apa dia benar-benar Ara? kenapa dia bisa secantik ini? " gumam Albert dari dalam hati.
" Sambut lah calon istri anda tuan" bisik John lagi.
Albert bangkit dari duduknya lalu berjalan mendekati anak tangga untuk m nyambut Ara dengan tatapan yang tak lepas dari wajah cantik Ara.
" tidak, aku tidak boleh mengaguminya, mau secantik apapun dia, dia hanyalah seorang budak, ya dia hanya budak pemuas ku" gumam Albert dalam hati.
" kenapa kau lama sekali? " tanya Albert dengan nada kesal.
" maaf"
" apa kau tidak lihat aku telah mendatangkan mereka semua ke mansion ini sesuai dengan permintaanmu dan kau membuat mereka menunggu terlalu lama"
" maafkan aku tuan " ucap Ara yang meminta maaf lagi.
Albert hendak menggandeng tangan Ara namun di tolok oleh Ara, hal itu membuat Albert menaikkan alisnya.
" maaf tuan kita belum sah menjadi suami istri, jadi belom boleh berpegangan tangan" ucap Ara mengingatkan dengan hati hati takut Albert marah.
"ya sudah, cepatlah" ucap Albert yang langsung berjalan terlebih dahulu.
Ara pun mengekori Albert lalu duduk di tempat yang telah di sediakan bersebelahan dengan Albert.
" ini calon istriku, katakan apa lagi yang harus aku lakukan? " tanya Albert ketus.
John hanya menggelengkan melihat bosnya itu, lalu ia meminta pak ustadz untuk memulai serangkaian acaranya.
" apa anda benar-benar ingin menjadi seorang muslim? dan anda melakukan itu tanpa terpaksa? " tanya pak ustadz.
" ya, apa kita bisa memulai prosesnya sekarang, aku tidak punya banyak waktu untuk semua ini" jawab Albert masih ketus.
" lalu apa anda sudah di sunat? " tanya pak ustadz.
Mata Albert langsung menatap tajam kearah pak ustadz, membuat pak ustadz langsung menunduk takut.
" pertanyaan konyol macam apa itu, tentu saja aku sudah sunat sejak kecil, karena itu untuk kesehatan kata kedua orang tuaku" jawab Albert kesal.
Pak ustadz menggunkan kepalanya, lalu meminta Albert untuk menjabat tangan nya, tanpa penolakan Albert pun menjabat uluran tangan pak ustadz.
" saya akan menuntun anda dalam mengucapkan dia kalimat syahadat, apa anda sudah siap? "
Albert hanya menjawab dengan anggukan, ia tak mau membuang banyak waktu, dan pak ustadz pun mulai membimbing Albert.
" Asyhadu an laa Illahaillalaah, WA asyhaduanna muhammadar Rasulullah" ucap Albert dengan tenang dan lantang saat mengucapkan dia kalimat syahadat.
Ara menghela nafas lega saat Albert telah berhasil mengucapkan dia kalimat syahadat.
" Alhamdulillah, terimakasih ya Allah, sekarang aku serahkan kepada Mu, jika dia memang jodoh terbaik yang sudah Engkau siapkan untukku, aku mohon Kuatkan lah aku dalam menjalani pernikahan ini" batin Ara.
Lalu acara sakral itu pun di mulai, Albert sedikit gugup saat pak penghulu mulai membacakan khitan nikah yang di lanjutkan dengan ijab Qabul.
" saya Terima nikah dan kawinnya Arabella binti Herman santoso dengan mas kawin tersebut di bayar tunai"ucap Albert.
" bagaimana para saksi? " tanya pak penghulu kepada para saksi.
"SAH!! " sahut para saksi kompak.
" aku ngak boleh nangis, aku harus kuat, sekarang pria ini sudah menjadi suamiku, dan aku akan menjadi istri terbaik untuknya. "batin Ara berusaha keras untuk menerima semua takdirnya.
***
Ara meringis saat Albert menghempaskan di atas ranjang dengan kasar.
" sekarang kau sudah menjadi istriku, itu artinya kau tidak boleh menolakku lagi" ucap Albert dengan seringai liciknya.
Ara menelan salivanya dengan kasar, ia kerasa takut namun ia berusaha untuk tenang.
" aku sudah menjadi istri mu, itu artinya aku sudah halal kau gauli, suamiku " ucap Ara.
" apa aku tidak salah dengar? kau memanggilku dengan sebutan suami? " tanya Albert dengan memicingkan matanya.
" ya, karena kita sudah menikah dan kamu suamiku, sudah kewajibanku untuk melayani mu "
" aku memang sudah menikahimu, karena itu permintaan darimu sendiri, tapi jangan pernah memanggilku dengan panggilan itu, karena dimataku,kau hanyalah wanita murahan, kamu hanyalah budak pemuas ku, jadi tugasmu hanyalah memuaskan ku" pekik Albert dengan menatap tajam Ara.
Sakit saat mendengar ucapan pria yang kini sudah menjadi suaminya itu, namun ia harus berusaha kuat karna ini adalah takdir yang telah Allah tetapkan untuk nya.
" kenapa kau hanya diam? ayo layani suamimu ini" bentak Albert.
Ara menggunakan pelan meski ia tidak tahu harus melakukan apa, ia mendekati suaminya, wajahnya terlihat bingung, tak tahu harus memulai dari mana.
" kenapa kau masih saja berdiam diri? cepat layani aku" bentak Albert lagi yang sudah sangat kesal.
" aa-aku, aku tidak tahu harus memulai dari mana, su-suamiku" jawab Ara dengan lirih namun masih bisa di dengar oleh Albert.
Albert mendengar kesal, ia mencengkram dagu Ara dengan cukup keras.
, apa kau tuli hah! bukankah aku sudah mengatakan padamu, jangan panggil aku dengan sebutan itu, panggil aku tuan, karena kau hanyalah seorang budak, apa kau paham? " tanya Albert.
Ara hanya mengguk dengan air mata yang sudah membanjiri kedua pipinya.
Albert tersenyum sini, lalu melepaskan cengkramannya setelah itu ia seka air mata Ara dengan kasar.
" sudah cukup menangisnya, sayang, sekarang waktunya bersenang-senang "
Ara hanya bisa meringis saat tangan kejar utu mendorong bahunya sampai membuat dirinya kembali terbaring diranjang, lalu tubuh kejar itu menindih tubuhnya, namun satu tangan Ara menahan dada suaminya itu.
" tolong, tolong jangan sakiti aku, aku ini istrimu tuan, ini malam pertama kita dan ini pengalaman pertama dalam hidup ku, tolong lakukan lah dengan lembut" pinta Ara dengan tatapan memohon.
" kau hanyalah seorang budak, dan aku tidak perlu melakukan mu dengan istimewa " bisik Albert dengan seringai liciknya.
Ara hanya bisa memejamkan matanya pasrah, sama sekali tidak ada kelembutan, Albert melakukan semuanya dengan kasar seperti tidak berperasaan, bahkan saat Ara mengeluarkan suara rintihan kesakitan Albert malah membekap mulutnya dan Ara hanya bisa menjerit dj dalam hati menahan rasa sakit yang luar biasa saat mahkota yang selama ini ia jaga harus di renggut dengan cara kasar dan tak ada belas kasih sama sekali.
" sungguh kejam, kau benar-benar sangat kejam, Lakukan apa pun yang membuatmu bahagia meski semua teramat menyakitkan bagiku," ucap Ara lirih di dalam hati sambil menahan rasa sakit, bukan hanya sakit fisik namun juga sakit hati dengan setiap perlakuan dan kata kata dari pria yang kini susah menjadi suaminya.
.
.
.