NovelToon NovelToon
Airin - Selalu Kamu Bayang Rinduku

Airin - Selalu Kamu Bayang Rinduku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Selingkuh / Cinta Terlarang / Pengganti / Diam-Diam Cinta / Kehidupan di Kantor
Popularitas:12.4k
Nilai: 5
Nama Author: Chiknuggies

Original Story by : Chiknuggies (Hak cipta dilindungi undang-undang)

Aku pernah menemukan cinta sejati, hanya saja . . . Arta, (pria yang aku kenal saat itu) memutuskan untuk menjalin kasih dengan wanita lain.

Beberapa hari yang lalu dia kembali kepadaku, datang bersama kenangan yang aku tahu bahwa, itu adalah kenangan pahit.

Sungguh lucu memang, mengetahui Arta dengan sadarnya, mempermainkan hatiku naik dan turun. Dia datang ketika aku berjuang keras untuk melupakannya.
Bak layangan yang asyik dikendalikan, membuat aku saat ini tenggelam dalam dilema.

Hati ini. . . sulit menterjemahkan Arta sebagai, kerinduan atau tanda bahaya.

°°°°°°

Airin, wanita dengan senyuman yang menyembunyikan luka. Setiap cinta yang ia beri, berakhir dengan pengkhianatan.

Dalam kesendirian, ia mencari kekuatan untuk bangkit, berharap suatu hari menemukan cinta yang setia. Namun, di setiap malam yang sunyi, kenangan pahit kembali menghantui. Hatinya yang rapuh terus berjuang melawan bayang masalalu

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chiknuggies, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21

Langit indah kemerahan, memicu nyalahnya lampu yang bergantung kekuningan di kedai kopi, tempat dimana aku dan Sandi kini tengah seru menikmati perbincangan kami berdua.

Kedua batang rokok yang sama-sama kami biarkan membara, merajuk, karena tidak kunjung tersentuh, akibat fokus yang kami berikan kepada gelak tawa saat ini. Bagaimana tidak, aku menceritakan lebih rinci kejadian semalam kepada Sandi yang ketika itu tengah tidak sadarkan diri.

Sebenarnya, Sandi juga lumayan mengerti tentang bagaimana chaos nya keadaan malam tadi, lalu dia sedikit mengkritik perkataanku kepada ibunya yang membuat kesalahpahaman semakin dalam.

Tawa terhenti perlahan-lahan, kami saling menghela nafas panjang, hasil dari letih nya dada yang di paksa memompa humor receh dari kisah yang aku ceritakan.

Sandi menarik rokoknya dari ashtray, menghirup asap tebal dengan sangat dalam. Aku menggigit bibir, memoles sudut dari cangkir dengan telunjuk. Dengan lengan yang menopang dagu, juga tatapan yang puas dengan hari ini, aku menyadari betapa serunya pria di hadapanku sekarang.

"Ternyata, tanpa alkohol, lu juga bisa se-seru ini ya San."

Sandi tercengang santai, dengan memundurkan kepalanya sedikit. Mengangkat cangkir dan menerawang isinya di hadapanku "Ya nggak selalu begitu, karena dulu lingkungan gw terbiasa buat minum dulu sebelum curhat, jadi ya~ enakan sambil minum." Mengangguk heran aku mengangkat alis, menanggapi jawaban darinya yang tidak dapat aku mengerti.

Mencoba mengalihkan pembicaraan, aku berkata. "Terus nanti lu bakal bilang apa sama mamah? Soal kejadian kemarin. Pfftt..." Aku tertawa lagi, karena kembali membayangkan hal tersebut. Sandi hanya tertawa renyah kelelahan, kepada pertanyaanku, dia lanjut meminum habis kopinya tanpa tersisa.

Saat ini sunyi mulai merambah ke sekitar kami, membiarkan kami saling diracuni oleh pikiran kami sendiri.

"Biar aja begini." Jelasnya dengan senyuman yang kian memudar.

Aku mengangkat alis, sedikit kaget dengan jawaban yang ia berikan. "Lu nggak keberatan?"

Mendengus, Sandi menggelengkan kepala tanda kami sudah satu paham mengenai hal ini. Meskipun begitu, apa benar tidak apa-apa? Membiarkan ibunya menyimpan kenangan malam itu, tanpa mengetahui kebenaran yang tersembunyi?

Angin malam yang merebah, ber semilir lembut menerpa tubuh kami. Waktu kami semakin habis rupanya, membuatku meminta Sandi untuk segera mengantarkan ku kembali ke peraduan.

Dengan manis dari kopi yang sempat ku minum barusan, udara dingin membuat aku memilih untuk menghangatkan tubuh dengan duduk sedikit lebih dekat ke punggung Sandi, yang sedang fokus mengemudikan motor agar tetap berada di kecepatan rendah.

Dengan wajah yang mendekat, aku sandarkan daguku ke pundak Sandi, sedikit bertanya, demi membangkitkan nuansa yang dulu sempat ku rasakan dengan orang lain sebelum Sandi.

"Jadi, love affection seperti apa yang bisa menyentuh hati seorang Sandi?" Tanyaku kepadanya, sedikit merayu.

Ia tidak bergeming, aku lihat dari kaca spion bahwa matanya melirik jelalatan ke kiri dan ke kanan. Mungkin dalam keraguan, dia tengah memikirkan kata yang tepat demi mendeskripsikan perasaannya sendiri.

"Mungkin, Words of affirmation. Cinta itu, seenggak nya butuh ungkapan bukan?" Jawabnya sedikit mengencangkan suara, mencoba mengalahkan deburan angin yang melalui telinga kami.

"Pilihan yang unik, secara. . Bukannya lu gak banyak omong ke orang asing?" Celetukku, aku memasukan kedua pergelangan kedalam saku jaket yang Sandi kenakan.

Ia melirik kebawah, memperhatikan tanganku juga jarak kami yang semakin dekat. "Kenapa emang? Gak adil ya?"

"Ya kalo menurut gw, lu tuh lebih cocok dapet tipe yang kayak Ruel sih San." Kurasakan rem sempat ia tekan sedikit hingga tubuh kami bertemu, sebelum akhirnya motor kembali ke kecepatan awal.

"Hmm. . Menurut lu, kalo gw yang nggak pandai berbicara ini pacaran sama orang kayak Ruel, apa dia bakalan paham sama cara gua perduli kedia?" Nadanya sedikit jengkel.

Dia meneruskan. "Terakhir kali gw dapet pasangan yang nggak paham cara gw sayang ke dia, gw di selingkuhin Rin." Lengkapnya kepadaku, menjelaskan pengalaman yang dia rasakan sebelumnya.

Aku menjadi merasa tidak enak, ku coba untuk mencairkan suasana dengan sedikit bergurau, aku bilang. "Kalo sama gw?"

Sandi tidak segera menjawab, namun melambatkan laju kendaraan seperti kehilangan konsentrasi. Hal ini membuatku menjadi berdebar-debar. Ada apa ini?

Dengan nada pelan dan sedikit berbisik, aku mendengar kata putus-putus, yang sepertinya keluar secara ragu dari mulut Sandi.

"Maybe. I hope so." Aku tertegun sejenak dan melontarkan tanya yang tidak ia jawab setelahnya.

Sampai di penghujung perjalanan, Sandi menurunkan ku tepat di tralis besi depan kos-kosan. Aku mengembalikan helm yang baru saja ku pinjam dengan gugup di hadapan Sandi, hatiku campur aduk, serba salah, seakan ada perasaan yang tidak nyaman bila harus berpisah hari ini.

Meski hari esok kami akan kembali bertemu di tempat kerja, namun, tetap saja, akankah hati ini tetap sama di esok hari. Mungkinkah bila suasana yang kurasakan, waktu yang aku habiskan sehari-semalam bersama nya, dapat aku nikmati kembali besok?

Mencoba untuk mengulur waktu, aku perlambat gerakanku, kubiarkan kami saling bertatapan hingga Sandi meminta helmnya dan pulang meninggalkanku sendirian di kamar.

Saling pandang, aku sibuk memikirkan topik apa lagi yang mungkin dapat memperpanjang pertemuan kami berdua, hanya saja, semua sudah habis aku keluarkan. Salah tingkah di hadapannya, sangat membuat perasaanku malu tidak karuan.

Dia menjulurkan tangan ke arah helm yang tengah ku pegang dengan kedua tangan, akhirnya memberi isyarat untuk segera pulang. Walau tidak rela memberikannya, aku harus melepaskan helm ini untuk kembali ia bawa.

"San. . Makasih ya buat kemarin, sama hari ini."

Dia tersenyum elegan, bagai menjawab kepada seorang tuan putri.

"Makasih buat dengerin masalah gw soal Arta." Terusku.

Dia tersenyum manis sekali lagi, membuatku berpikir, Ayolah San mau sampai kapan kau seperti ini, perpanjang lah malam ini karena, pikiranku ini tidak selalu tentang Arta.

Aku mendekatkan jarak di antara kami berdua, menangkap tangannya yang bermaksud ingin meraih helm dari tanganku.

Jantungku semakin berdebar, sedikit terkejut dengan gerakan yang aku buat sendiri karena menyadari bahwa jemarinya kini berada di tanganku, membuat udara tidak lagi terasa dingin.

Aku seketika merasa ini semua terlalu cepat, dan segera menyesali diri bahwa saat ini aku tengah memegang tangan Sandi. meski begitu, aku tetap tidak sampai hati bila harus melepaskan tangan ini sekarang.

1
Misssyah
semangat ya.
Misssyah: sama sama /Smile/
Chiknuggies: makasih kakak/Joyful/
total 2 replies
Van
thor.. mana fanserv nya torr😭
Chiknuggies: Hai Van, kamu tau lokasinya. /Shhh/
total 1 replies
Van
keren binggow
Chiknuggies: Terimakasih /Shy/
total 1 replies
Van
berat banget jadi ruel;(
Chiknuggies: /Cry/
total 1 replies
Van
kacau banget bikin emosi naik turun!!
Chiknuggies: Hai, pembaca setia /Applaud/
gimana rasanya satu tahun bersama saya./Smile/
total 1 replies
Van
awwww poor airin/Sob//Sob/
Chiknuggies: Turut berdukacita /Facepalm/
total 1 replies
Sara la pulga
Aduh, terharu banget!
Necesito dormir(눈‸눈)
Gemes banget deh ceritanya!
Tuxedo Mask
Seru banget! 😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!