NovelToon NovelToon
Sigma Love Story : The Boy

Sigma Love Story : The Boy

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Identitas Tersembunyi / Preman
Popularitas:101.5k
Nilai: 5
Nama Author: Septira Wihartanti

Axel Rio terjebak bertahun-tahun dalam kesalahan masa lalunya. Ia terlibat dalam penghilangan nyawa sekeluarga. Fatal! Mau-maunya dia diajak bertindak kriminal atas iming-iming uang.
Karena merasa bersalah akhirnya ia membesarkan anak perempuan si korban, yang ia akui sebagai 'adiknya', bernama Hani. Tapi bayangan akan wajah si ibu Hani terus menghantuinya. Sampai beranjak dewasa ia menghindari wanita yang kira-kira mirip dengan ibu Hani. Semakin Hani dewasa, semakin mirip dengan ibunya, semakin besar rasa bersalah Axel.
Axel merasa sakit hati saat Hani dilamar oleh pria mapan yang lebih bertanggung jawab daripada dirinya. Tapi ia harus move on.
Namun sial sekali... Axel bertemu dengan seorang wanita, bernama Himawari. Hima bahkan lebih mirip dengan ibu Hani, yang mana ternyata adalah kakak perempuannya. Hima sengaja datang menemui Axel untuk menuntut balas kematian kakaknya. Di lain pihak, Axel malah merasakan gejolak berbeda saat melihat Hima.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Septira Wihartanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Business Language

“Nelponnya lewat lo aja bisa nggak, sampai bagian umum beliin gue hape operasional. Henpon gue nyambungnya ke nomor Pak Devon, kita berdua bagi-bagi nomer soalnya.” kataku berusaha menjelaskan memakai bahasaku sendiri

“Ba Bi lo! Bilang aje nggak mau diganggu urusan kantor! Spik spik sharing number ama gue!” seru Devon dari dalam ruangannya.

“Ya matiin mode pelacakannya dong Pak Devooon!” seruku nggak mau kalah.

“Nggak sudi! Ntar lo kabur dari gue!”

Nih laki maunya apa sih! Gue lempar sambel juga lo!

“Jadi gini, Sutejo.” Aku menghadap Sutejo sambil tersenyum, berusaha kalem padahal kepalaku kayak merapi lagi godok lava. “Hape saya itu terhubung ke ponselnya Pak Devon. Kalau ada klien telpon saya, otomatis berdering juga tuh hapenya Pak devon. Saya ini lagi dalam posisi percobaan. Takutnya nanti malah doi yang kerepotan karena saya jarang angkat telpon.” lidah bercabangku mulai beraksi.

“Oooh saya baru ngerti Mas. Biasanya yang seperti itu berlaku bagi narapidana yang mau diangkat jadi karyawan.” begini kata Sutejo.

Bang sat...

Jadi statusku sebenarnya napi di sini ya.

Ish ish sih...

Sutejo pun melanjutkan sambil sesekali menaikkan kacamatanya yang melorot ke hidung peseknya. “Ya kan napi-napi itu tidak semuanya bersalah ya Mas, sering ada yang bahkan berguna bagi perusahaan lalu dites dulu dan akhirnya malah jadi karyawan. Kayak saya nih Mas, saya dulu bunuh yang merkosa ibu saya. Penjara penuh, nggak nerima orang miskin katanya menuh-menuhin aja eksekusi ajalah langsung katanya. Jadi saya dikasih ke Pak Artemis. Tapi karena perusahaan melihat saya nih lumayan bisa soal hitung-hitungan ya saya akhirnya direkrut kerja di sini, Kalau dulu saya dilacaknya pakai chip yang ditanam di leher belakang.”

Ya jelas aku kaget dong.

Sekaligus aku terenyuh.

Jadi aku berdiri.

Dan kupeluk si Sutejo.

“Hebat kamu.”

“Yaaah gimana yah Mas, saya dipaksa bikin surat pengakuan bersalah, saya nggak mau. Ibu saya jelas-jelas diperkosa sampai tubuhnya terbelah di depan saya, terus saya harus diam saja nangis-nangis gitu? Ya saya tusuk semuanya lah. Eh kok saya diputuskan bersalah karena pembunuhan berencana. Pengadilan bilang karena saya tidak terluka dan merencanakan aksi penghabisan nyawa. Saya berlagak gila saja di penjara. Dendam saya. Saya akhirnya dikirim ke Artemis. Takut sih saya sebenarnya. Waktu itu saya pikir, biar saja lah saya mati di tangan Artemis, toh dendam ibu saya sudah terbalas. Eeeh nyatanya saya dicarikan identitas baru, dapat pekerjaan pula, bisa sekolah lagi, malah!”

Contoh kalau Dunia ternyata tidak se-sinting itu.

“Sutejo,” Devon mendekati Sutejo dan melepaskan pelukan kami. “Sini dokumennya, saya mau tatar nih si...” Devon agak berpikir sejenak. “Jackson.”

“Ngopi kita ya ntar!” sahutku ke Sutejo.

“Tak temenin lembur juga boleh lah!” seru Sutejo sambil berpose hormat grak padaku dan kembali ke kubikelnya.

"Oooh dah punya pacar baru yaaa," Devon menyindirku.

"Iya, bosen sama yang keker-keker kayak lo." ujarku membalas. Apa dia ingat kalau dia hampir membunuhku dua kali? Kemarin, dan barusan. Terus sekarang dia berharap aku di sampingnya gitu? Bisa-bisa aku jadi sasaran bogemannya lagi!

Tapi saat ini ada yang lebih penting daripada kepentingan pribadiku.

Jadi buru-buru kutanya padanya.

“Please kaindeli cek, apa’an sih artinya?” tanyaku ke Devon.

“Cek dulu ege.” Jawab Devon.

Serius nih dia jawab begitu?!

“Kalau Sajes alternatif apa? Nanya jalan alternatip, jalan desa?” tanyaku lagi

“Halah!” Devon menoyor dahiku. “Artinya : ada ide lain kagak?”

Aku mengangguk mengerti. Mulai nyantol nih di otakku. “PIC apa?” tanyaku lagi. Kutanya saja semuanya daripada aku bingung malah pengaruh ke kerjaan.

“Tumbal proyek.”

“Eh, setan... becanda aje lu.”  Aku memukul lengan Devon.

“Khehehe, soalnya PIC itu adalah orang pertama yang harus dihubungi kalau ada sesuatu, dan harus angkat telepon dari klien suka nggak suka.”

“Oh, pantes lu bilang ‘tumbal proyek’. Jadi kalo lo males berhadapan, yang biasanya lo tumbalin tuh Kayla ya.” tebakku sekalian nyindir

“Habisnya dia kan kalo ngomong maniiis banget, orang-orang dengerin suaranya aja bisa luluh, apalagi ngeliat tampangnya, langsung deal kontrak lah. Lo belajar tuh ama dia! Lo kan juga kaum glowing, Cuma bedanya lo lelaki aja.”

Kuperhatikan Semua karyawan pada mengintip-mengintip waktu aku bicara ke Jackson.

Mana ada cowok yang memuji ketampanan cowok lainnya.

Kecuali ada maunya.

“Nih, kamus bahasa korporat. Hapalin tuh!” Devon menyerahkan ponsel pribadinya padaku.

Aku kenal ponsel ini.

Ponsel yang waktu itu dicuri Hani.

Yang pernah kuutak atik dan menyadari kalau ponsel ini saking canggihnya kalau dibongkar malah terlacak.

Ia kuanggap menyindirku

Alih-alih belajar, aku akhirnya TikTok-an.

Pake hape canggihnya. Sekalian aku foto-foto di situ biar muntah sekalian lo ngeliat tampang gue menuh-menuhin galeri lo!

Pukul 17.00

Seperti biasa langkah menghentak-hentak tak sabaran itu masuk terburu-buru. Nggak ada santai-santainya nih orang saking keberatan urusan kayaknya. Devon kembali ke ruangannya, entah dari mana dia. Kali ini dia datang bersama Zaki. Mereka tampak terburu-buru.

Dan aku, berkat Sutejo yang sabar mengajariku hanya dengan kusogok pakai kopi bikinan sendiri, sudah mulai bisa fokus membuat daftar apa pun yang ada di notesnya Bu Kayla.

“Jackson lo udah periksa harga vendor?” tanya Devon sambil menyerahkan beberapa lembar dokumen.

“On progress.” Jawabku. (Arti : belum kelar Ahelah! Sabar duooong.) Cieee, udah bisa bahasa korporat nih aku.

“Ditungguin Zaki nih kita mau nyewa gudang buat pengadaan alat berat.” Devon tampak tak sabar.

“TBA.” Jawabku lagi. (Arti : To Be Announce, atau tar dulu ya masih ribet.)

“Lu dari tadi ngerjain apa’an sih?!” desis Devon.

Aku pun menarik nafas sambil menjauhkan jemariku dari keyboard, lalu kutatap Devon sambil kupicingkan mataku. “Daripada lo musingin gudang mana yang mau dipake, mending lo bantuin gue mutusin mana saham yang mau dibeli soalnya merah semua!” seruku sambil mengeplak bahunya

“Hah?! Merah semua?!” Devon langsung membalik layar komputerku. “Tadi pagi masih ijo semua! Tuh kan gara-gara RUU disahkan tadi pas kita meeting langsung berubah! Ekonomi carut marut!” seru Devon baru sadar.

“Persediaan kas kita kepake buat beli gudang melulu! Nyimpen alat berat apa sih lo pada? Dosa Artemis kah?! Mending barang alat berat entah apalah itu yang udah 5 taun nggak kepake lo lelang semua lah!” seruku kesal. “Lo bayangin gue naik turun lantai cuma buat cek ginian ke bagian umum! Mana liftnya penuh terus! Naik turun tangga gue!!” omelku lagi.

Dan teleponku pun berdering. Telepon Devon yang dipinjamkan padaku, maksudnya.

“Ya Pak?” sapaku. Ternyata Pak Anu yang tadi telepon masalah tawar menawar harga gudang untuk penyewaan jangka pendek. Ya jelas aku langsung ubah mode suara, kuubah nadanya jadi lembuuut banget. Selembut pipi bayi. 

“Oooh well noted Pak, baik Pak, TBC, kami kerjakan ASAP, as mentioned before. Saya usahakan EOD ya pak. Baik Pak selamat Sore, sehat selalu Pak.” (Arti : Oooh Iye, iye bawel lo dah tahu gue, baik pak, bentar ya belom fix nih, kami kerjakan secepat kutu meloncat nggak pake rem, kayak yang tadi dah gue bilang. Kira-kira selesai sebelum maghrib yeeee, kalo gue nggak mager.) begitulah kira-kira bahasa manusianya.

Iya,

Bodo amat lo pada ngeliatin gue menye-menye kayak LC lagi ngerayu gadun, yang penting cuan.

“Apa’an tuh lenje-lenje gitu jawabnya?!” jerit Zaki jijik.

"Dia tadi bilang gue harus belajar sama Bu Kayla, ya itu gue udah ikutin gayanya Bu Kayla." aku menunjuk Devon.

"Ya jangan mirip-mirip banget lah gue jadi merinding!" seru Zaki.

“Yang pasti dia memiliki kemampuan soft spoken, nggak kayak lo.” Kata Devon cekikikan.

“Gudangnya gimana?” aku bertanya.

“Hm... kindly advise?” Devon nyengir (arti : Bantuin mikir dong?)

“Nasi goreng sapi.” Kataku minta sogokan. Enak aja gituan cuma dibayar pake pop mie sekardus.

“Deal.” (Setubu, eh, setuju)

1
zasrewj
top
Siti Sarifah
seru
SasSya
🥰🥰🥰🥰
SasSya
🤣🤣🤣🤣🤣😂
naj** gil**

axel:🤢🤢🤢🤮
Baper kusut
hollla Thor,, AQ datang. Habis liburan kerumah mas sena mb Sandra eh ketemu bpk² baper 🤭🤭🤭 SE xan mampir lah kesini😁😁
SasSya
huwwoooooo 😃
Nania
sesibuk itu kah madam, hingga detik ini belum up juga 😥
Syaiful Leli
kapan up nya..
Renesme
Tiap kata per kata sungguh menarik
🍌 ᷢ ͩ🏘⃝Aⁿᵘ Deέ
astagaaa ngakak🤣🤣🤣🤣🤣
🌻nof🌻
ajak ngobrol lagi aja, paling banter dipukulin, sabar aja, lama2 jadi teman curhat😂
🥑⃟вуυηgαяι
keren lh pokokny, mnurutku smua novel² madam klo diumpamain tu kek knyataan brbalut imaji si, dan tu msuk skligus ngena saat pmbaca mresapi alurny, pokokny sukses sll buat madam, dtunggu karya² slnjutnya yak
🥑⃟вуυηgαяι
ni kekny jd hal yg dmau smaa reader dah
🥑⃟вуυηgαяι
dtepuk tanda empati kali bwaang jgn nethink dlu🤭🙈😅
🥑⃟вуυηgαяι
😅😅😅 aseli ku ngakak baca ni🙈
🥑⃟вуυηgαяι
heh😅 ni kn pov Jackson madam bukn pov Devon🤭🙈🙈
🥑⃟вуυηgαяι
maybe mode sinting ny brbeda porsi ja😩
🥑⃟вуυηgαяι
ahahahaha jleb amay dah si tejo 😅😅😅
🥑⃟вуυηgαяι
ahaha kekny tejo bingung nyariin surti 😅😅😅🙈
🥑⃟вуυηgαяι
hny brharap madam dpt pangsit buat nrusin crita² yg hiatus smntara🙈😅🤭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!