Jendral yang membawa kemenangan dalam perang, satu-satunya sword master kekaisaran itulah Duke Killian Fredrick, .
Namun, satu hal yang membuat dirinya gemetar. Hal yang tidak terjadi bahkan dalam perang berdarah sekalipun.
"Frederic, sudah saatnya mengakhiri segalanya." Itulah yang diucapkan Duchess Grisela Fredrik.
Tangan Killian mengepal, pernikahan yang terjadi di usia 9 tahun saat dirinya sakit-sakitan dan tidak memiliki kekuasaan di keluarganya. Dan sekarang setelah keadaan baik-baik saja, perceraian?
"Apa kamu fikir dapat keluar dari kekaisaran dengan mudah? Bukankah kamu berjanji untuk menemaniku selama-lamanya." Tanya Killian.
Hal yang membuat Grisela menarik tangannya. Wanita yang benar-benar mengetahui dirinya tidak akan hidup dalam waktu lama.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KOHAPU, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aku Dan Kamu
'Untuk, diriku yang lain. Kamu akan tau betapa kejamnya dunia ini setelah mengalaminya bukan? Ada banyak hal yang ingin aku sampaikan pada catatan ini.
Sifat terlalu baik manusia terkadang akan memberikan kehancuran. Karena itu, jangan biarkan dia berbuat baik.
Diriku yang lain, aku harap kamu mengerti. Setelah mengetahui segalanya. Ada harga yang harus kita bayar untuk semua ini.'
Itulah isi halaman pertama. Killian mengernyitkan keningnya. Membalik halaman kedua.
'Hal buruk yang dimulai dari gubuk dalam hutan. Betapa baik dan tulusnya orang yang aku cintai. Aku begitu mengagumi nya, dia bahkan memberikan beberapa perhiasan yang kami bawa. Maaf...bukan kami, tapi kita. Karena aku dan kamu adalah orang yang sama.'
Killian terduduk di lantai, membaca semua yang tertulis dalam buku catatan. Satu persatu halaman dibalik olehnya. Semuanya sama persis seperti kejadian yang baru-baru ini dialami olehnya dan Grisela.
Anak laki-laki itu tersenyum membaca betapa bahagianya penulis catatan ini, namun air matanya mengalir. Ada harga yang harus dibayar untuk segalanya, Killian menyadarinya. Kala membalik satu persatu halaman.
Saintess? Dirinya membenci nama itu. Membenci sebutan itu, sama seperti dirinya yang membenci keluarga kerajaan, membenci menara sihir, maupun pihak kuil. Mereka sama saja, begitu kejam, tidak berperasaan.
Setiap halaman yang dibuka olehnya bagaikan dirinya dapat merasakan, perasaan orang yang menulis semua ini. Tidak hanya perasaan, tapi ini bagaikan masa depannya.
Seorang pemuda dengan rambut putih panjang terikat ke belakang. Bola matanya berwarna merah darah, menulis dalam ruangan minim pencahayaan. Lebih tepatnya di depan mayat istrinya yang coba dihidupkan kembali olehnya. Itulah orang yang menulis buku catatan.
Berbagai percobaan, sihir, bahkan apapun, tidak dapat menghidupkan senyuman Grisela-nya kembali. Banyak hal tertulis dalam catatan. Termasuk bagaimana bisa istrinya yang begitu cantik dimatanya mati.
Hari sudah gelap hingga Killian membaca halaman terakhir.
'Diriku yang lain. Aku tidak tau entah kapan kamu menemukan catatan ini. Tapi aku berharap kamu menemukannya saat dia masih hidup. Dan... apapun yang terjadi berpura-puralah tidak mencintainya. Mencintainya hanya akan mempercepat jalan kematian untuknya.'
Itulah isi halaman terakhir, disaat yang sama pintu ruangan benda-benda pusaka keluarga, terbuka. Seorang gadis yang seumuran dengannya tersenyum, membawa bunga perak."Killian! Aku dan Riel menemukannya. Ada ladang bunga perak!" Teriaknya membawa beberapa.
Killian segera menutup buku, kemudian bangkit dari lantai."Itu bagus...tapi lain kali jangan masuk ke ruangan pusaka keluarga sembarangan." Wajahnya memang tersenyum, tapi kata-katanya terdengar tajam.
Apa Killian marah karena dirinya pulang larut? Grisela menyipitkan matanya, melangkah mendekat."Peluk!" Ucapnya mengulurkan kedua tangannya ingin berdamai dengan anak ini.
Tapi tidak, Killian sedikit melangkah menyamping menghindarinya. Anak laki-laki itu kembali berjalan keluar dari ruangan pusaka keluarga.
"Killian marah padaku?" Tanya Grisela memeluknya secara paksa dari belakang.
"Aku tidak marah..." Killian berusaha tersenyum, tapi tetap berjalan pergi.
Grisela tiba-tiba berbaring di lantai. Berpura-pura menjadi anak kecil tantrum."Killian marah padaku! Killian marah!" Teriaknya menghentak-hentakkan tangan dan kakinya ke lantai.
"Aku tidak marah!" Killian menghentikan langkahnya.
"Nada suaranya tinggi! Itu artinya marah kan?" Tanya Grisela, membuat ekspresi seimut mungkin membuat wajah Killian sedikit memerah.
"Tidak, pokoknya aku tidak marah." Kembali Killian melangkah pergi.
Grisela menghela napas kasar, ada yang aneh dengan Killian. Menjadi begitu dingin, juga begitu menantang.
"Nona, kenapa nona seperti ini, ingat! Jaga martabat." Ucap Ana pelan.
"Ana, apa artinya kalau ada pria yang mengacuhkan wanita?" Tanya Grisela penasaran setengah mati.
"Itu artinya, si wanita dibuang. Tidak dicintai lagi. Mungkin dianggap musuh..." Jawab Ana terus terang.
"Dibuang? Dianggap musuh? Aku tidak mau mati dibunuh, karena Killian mulai membenciku." Ucap Grisela panik, berjalan cepat.
"Killian! Maaf sudah pulang larut malam!" Lanjut Grisela mengejar Killian yang berlari menghindarinya.
***
Bug!
Pintu tertutup dengan cepat. Grisela mengetuk pintu berkali-kali, terdengar rusuh."Killian! Buka pintunya! Atau aku akan mengambil kapak!"
"Pergi! Aku sedang tidak ingin bicara denganmu." Ucap Killian bersandar di balik pintu. Tangannya gemetar, ingin rasanya membuka pintu, membiarkan Grisela masuk.
Ada banyak hal yang ada dalam fikirannya. Kala mendengar langkah kecewa Grisela meninggalkan lorong.
Terdiam dalam banyak pemikiran. Air matanya masih mengalir, wajahnya tersenyum. Benar! Mereka yang merebut kebahagiaannya. Akan ada cara untuk mengatasi mereka semua. Akan ada cara untuk menghancurkan mereka. Grisela... tidak akan mengalami nasib serupa.
Seorang Duchess yang dianggap sebagai pewaris kekuatan saintess palsu. Mati dalam keadaan mengenaskan, pihak kuil, Sarah, bahkan kaisar, semuanya terlibat.
Semua yang ada di tempat ini memuakan.
Killian membuka buku catatan tersebut. Bukan tipikal buku kecil, melainkan buku yang cukup tebal. Merapatkan mantra aneh, wajahnya tersenyum kala asap berbentuk bagaikan tentakel keluar.
Kekuatan sihir yang murni, tanpa batas. Berubah menjadi sihir yang hanya berfokus pada kehancuran.
"Dapatkah aku membunuh saintess sekarang..." Gumamnya, bagaikan Killian yang tergambar dalam cerita novel.
Tapi tidak sejenak kekuatannya dihilangkan olehnya. Selama Annete masih hidup dirinya tidak dapat gegabah. Karena hanya Annete yang dapat menghentikannya. Wanita yang memiliki kekuatan saintess sejati itu akan mati 12 tahun dari sekarang.
***
"Aku akan mati...aku akan mati...aku akan mati..." Gumam Grisela ketakutan di kamarnya. Bagaimana jika dirinya dibunuh sang villain suatu hari nanti?
Tidak! Mendekati Killian adalah hal yang utama. Tapi bagaimana caranya?
Perlahan Grisela bangun dari tempat tidurnya. Berjalan menelusuri lorong hanya memakai gaun tidur. Sebenarnya cukup ragu, tapi memberanikan diri mengetuk.
"Killian...aku mau minta maaf..." Ucap Grisela pelan.
Tapi, tidak ada jawaban sama sekali, perlahan dirinya membuka pintu. Menemukan Killian telah tertidur lelap. Menghela napas, benar-benar sudah tidur.
Tapi tidak! Ada rasa iseng dalam benaknya. Melangkah cepat menaiki tempat tidur. Kemudian menekan-nekan pipi Killian sengaja, agar anak itu terbangun.
Belum bangun juga? Dengan terpaksa, amat sangat terpaksa, Grisela menarik pipinya kencang.
Menghela napas, tidak ada pergerakan sama sekali. Pada akhirnya Grisela mengayunkan jarinya, bagaikan mengucapkan mantra."Bim salabim Killian tidak marah lagi padaku!"
Menghela napas anak itu pada akhirnya berbaring, tidur di samping Killian yang memunggunginya.
Hingga Killian membuka matanya, hanya berpura-pura tertidur."Bagaimana aku bisa tidak menyukainya... Grisela..."
Menghela napas menatap ke arah jendela berembun. Membelai rambut Grisela pelan. Sihir untuk membalikkan waktu, mengambil jiwa yang telah bereinkarnasi ke dunia lain, memerlukan bayaran yang besar bagi penggunanya.
Sihir yang melibatkan perjanjian dengan iblis. Itulah yang dilakukan Duke Killian Frederic, meninggalkan catatan untuk dirinya sendiri yang tidak mengingat, dirinya telah mengulang waktu.
Buku catatan kini telah sampai pada pemilik sebenarnya.
makanya killian menghancurkan istana kerajaan.
lugunya annete sampai tdk mengetahui adiknya sendiri serakah sejak kecil dari pertama muncul digubuk bertemu grisella dan killian