"Killa, Astaghfirullahalazim. Kenapa rambut Lo jadi bondol gitu?" Pekik seorang wanita paruh baya berdaster lengkap dengan hijab instan yang menutupi rambut dua warna yang termakan usia, kala melihat cucu nya merubah drastis penampilan nya setelah di khianati kekasih nya yang terkenal alim di lingkungan rumah mereka, namun bisa menghamili sahabat nya sendiri dengan dalil khilaf.
Gadis cantik berambut pixy cut dengan warna merah maroon itu hanya menampilkan cengiran yang lagi-lagi membuat wanita membuat wanita paruh baya itu beristighfar bahkan nyaris pingsan, mana kala melihat sikap gadis bernama Syakilla Humairah yang terkenal santun dan lemah lembut itu berubah 360° menjadi tomboy dan bar bar, ketika dengan santai nya gadis berusia dua puluh tahun itu berucap "Emang Killa pengen kaya gini dari dulu, Mak!"
Apakah Syakilla sengaja merubah penampilan nya karena sakit hati, atau memang sejak dulu Syakilla memang ingin kembali menjadi diri nya sendiri?.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Choco 33, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24. Kikuk
Jika di kamar sebelah dua orang wanita beda usia sudah terlelap mengarungi mimpi, maka di kamar sebelah nya sepasang anak manusia yang tengah duduk bersebelahan di pinggir ranjang hotel itu terlihat kikuk satu sama lain.
Syakilla yang biasa nya banyak cakap ketika bertemu Arsenio itu, sejak kata akad yang lantang di ucapkan Arsenio dan di sah kan oleh beberapa saksi kini terlihat diam seribu bahasa, membuat Arsenio yang memang pasif dalam memulai percakapan itu pun kebingungan sendiri untuk memulai perbincangan dengan Syakilla.
Arsenio mengusapi tengkuk nya guna meredakan rasa kikuk duduk berdampingan dan hanya berdua dengan Syakilla dalam kamar hotel.
Padahal juga biasa nya mereka berdua sering berinteraksi berdua dalam ruangan live di toko Nadilla, tapi entah mengapa setelah sah mereka justru merasa canggung satu sama lain.
"Ehm"
Dehaman Arsenio terdengar di tengah kekikukan dua insan yang di satukan dalam ikatan sah secara instan itu.
Syakilla mengalihkan pandangan nya sesaat kepada Arsenio selepas pria itu berdeham pelan.
"Sudah hampir tengah malam" Ucap Arsenio pelan.
Syakilla melirik jam dinding di sudut kamar hotel. Ya jam sudah menunjukan angka hampir dua belas malam.
"Mau sholat dulu?"
Syakilla meringisi ucapan spontan nya yang langsung membuat Arsenio melihat ke arah nya dengan menyunggingkan senyuman kecil.
"Emang nya sudah siap?"
Kedua alis Syakilla mengernyit kebingungan akan pertanyaan Arsenio di balik wajah Arsenio yang tersenyum penuh arti yang sayang nya Syakilla tidak atau lebih tepat nya belum menyadari kalau ada makna lain di balik senyuman juga ucapan Arsenio.
"Kak Nio kan belum sempat sholat Isya,"
Senyuman kecil Arsenio secara tiba-tiba saja langsung meluruh menjadi canggung,
"Iya, lupa,"
Sambil mengusapi pelan tengkuk nya Arsenio berucap, "Ternyata sholat Isya ya"
Syakilla mengangguki ucapan Arsenio yang tercengir kikuk.
"Iya, mau sholat tahajud kan belum tidur malam. Eh,"
Arsenio tertawa kecil karena Syakilla yang wajah nya tiba-tiba merona karena ucapan nya sendiri.
Melihat Syakilla yang lebih kikuk dari nya, membuat Arsenio pun mencoba menjadi pihak yang akan membuat Syakilla nyaman dan perlahan lahan bisa mengurangi kecanggungan mereka jika hanya berdua dalam satu ruangan seperti saat ini.
"Ya sudah"
Syakilla terdiam, tubuh nya langsung kaku tak bisa bergerak, di sela detakan irama jantung yang berdetak kencang karena sentuhan lembut Arsenio yang mengusak lembut kepala nya yang masih berbalut hijab instant.
"Ade tidur saja duluan, Mas mau sholat dulu"
"Mas?" Cicit Syakilla dengan nada bertanya.
Arsenio mengangguk,
"Hem panggil Mas jangan Kak lagi, Dek"
Syakilla menatap bingung kepada Arsenio.
Seulas senyuman diberikan Arsenio kembali kepada Syakilla yang lagi-lagi membuat kedua pipi Syakilla terasa hangat dengan senyuman canggung yang Syakilla berikan kepada Arsenio.
"Seperti nya kata Mas yang terucap dari Adek saat memanggil Mas, terdengar merdu dan manis saat Adek ucapkan"
Blush
Tak hanya wajah Syakilla yang kini merona, sang pengucap gombalan rupa nya sudah bergerak salah tingkah tidak karuan akibat gombalan nya sendiri.
Arsenio bangkit dari duduk nya untuk beranjak menuju kamar mandi yang berada di dalam kamar hotel tempat mereka menginap, juga untuk menyembunyikan irama detak jantung nya yang semakin menggila saat dekat dengan Syakilla.
Cup
Kedua kelopak mata Syakilla mengerjap dengan cepat secepat detakan jantung nya saat tiba-tiba saja Arsenio mengec**p sekilas kening Syakilla sebelum melangkah menuju kamar mandi.
Setelah Arsenio menutup pintu kamar mandi, Syakilla menangkup wajah nya dengan kedua telapak tangan nya guna merasakan semu merah merona yang seperti menghiasi wajah cantik nya itu.
Sementara Arsenio berjingkrak jingkrak pelan di dalam kamar mandi seolah tengah merayakan kebahagiaan nya.
"Ya ampun, jidat ku sudah nggak perawan lagi!"
Keluh Syakilla sambil mengusapi kening yang baru saja di berikan stempel biebier oleh Arsenio
Sambil tertawa kecil dan tanpa sadar gadis itu kini sudah berguling guling di atas kasur membayangkan wajah Arsenio yang tadi sempat berada dekat dengan wajah nya.
"Ya Allah, Kak Nio ganteng banget kalau dari deket kaya gitu!"
Kembali Syakilla berguling di atas kasur sambil tertawa kecil, dan tidak menyadari kalau objek ghibah sendiri nya itu kini tengah menatap nya dengan menyunggingkan senyuman kecil.
"Mas, sholat dulu ya Dek"
Syakilla menghentikan gerakan berguling nya. Gadis itu tentu saja sangat malu ketika Arsenio melihat tingkah laku nya yang berguling guling tadi.
Belum lagi kalau Arsenio tidak mendengarkan ucapan nya sambil berguling guling di atas kasur tadi.
Ya ampun, sungguh saat ini Syakilla ingin sekali bersembunyi di dalam sarang undur undur karena malu kepada Arsenio.
"Mas sholat dulu. Adek ambil air wudhu dulu, lalu nanti Kita sholat sunnah berjamaah, ya sayang".
Blush
Lagi-lagi Arsenio berhasil membuat Syakilla blushing. Kali ini kata Sayang yang Arsenio ucapkan untuk nya itu lah yang membuat Syakilla rasa nya ingin sekali bersalto.
Setelah selesai dengan acara salting brutal akibat panggilan sayang Arsenio untuk nya itu, Syakilla berucap pelan,
"Sholat Sunnah berjamaah?"
Arsenio mengangguk,
"Sholat Sunnah pengantin. Barusan Abi Najmi memberitahu Mas kalau ternyata ada sholat sunnah bagi pengantin yang baru menikah yang bisa di laksanakan setelah akad ataupun saat malam pertama sebelum_"
Arsenio menghentikan ucapan nya karena malu untuk melanjutkan nya ucapan yang tadi Abi Najmi beritahukan.
Jika tadi wajah Syakilla yang merona, kini wajah Arsenio sendiri yang merona akan ucapan yang belum terucap oleh nya itu.
"Sebelum?"
Aish, Arsenio pun menjadi hemas sendiri karena ternyata Syakilla penasaran dengan lanjutan ucapan yang di gantung oleh nya itu.
"Nanti kita cari sama-sama lanjutan dari kata sebelum itu"
Guna meredakan rasa gugup nya, Arsenio pun langsung mengerjakan sholat Isya nya yang tertunda, dan Syakilla pun beranjak dari duduk nya guna menuruti keinginan Arsenio.
"Sini, Yang"
Panggil Arsenio setelah Syakilla mencium punggung tangan kanan nya selepas meerka sholat sunnah pengantin berjamaah.
Syakilla mendekati duduk Arsenio dengan menggeser pelan bokong nya.
Arsenio menangkup wajah Syakilla dengan kedua telapak tangan nya lalu mengucapkan doa yang tadi di beritahukan Abi Najmi dalam pesan singkat nya.
Setelah lantunan doa terucap Arsenio meniup pelan ubun-ubun Syakilla dan kemudian mengecup kening Syakilla lembut.
Arsenio menatap lembut Syakilla yang kini menundukkan wajah nya karena malu oleh tatatap Arsenio.
Dengan menggunakan ujung jari kanan nya Arsenio menarik dagu Syakilla agar menatap nya.
Kedua nya saling bertatapan dalam diam.
Arsenio memberikan senyuman yang langsung di balas oleh Syakilla.
"Ana Uhibbuka Fillah, Ya Habibati"
typo terkadung
udah di bawa RAK pun gak kurang malah tambah edan