NovelToon NovelToon
BUKAN DI TANGAN-ku

BUKAN DI TANGAN-ku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Mafia / Diam-Diam Cinta / Cinta Murni / Bad Boy / Enemy to Lovers
Popularitas:206
Nilai: 5
Nama Author: Ansu Arisanti

"saat aku bertemu denganmu aku mengerti. cinta itu memang sangat indah dan kesepian itu terasa sangat menyiksa dan kedua hal itu disebabkan oleh orang yang sama, ya kau."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ansu Arisanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hal Yang Membuat KECEWA

Arsa pulang ke kosannya, setelah membersihkan kekacauan kantor akibat bencana alam yang menimpa nya, Arsa tidak sendiri semua orang ikut terlibat, ralat, tidak semuanya hanya orang-orang yang mau saja yang membersihkan kekacauan, di perjalanan pulang dia melihat salah satu pohon tumbang entah menelan korban jiwa entah tidak, Arsa tidak begitu mengetahui nya , yang dia tahu hanya pohon besar itu tumbang hingga lalu lintas sedikit macet. Jujur saja jika Arsa bisa membandingkan semua hari, hari ini adalah hari yang berat menurut nya pasalnya hari ini dirinya merasa capek dua kali lipat di banding saat dirinya bekerja. Hari ini pun kali pertama nya dia merasakan apa yang namanya pingsan.

Saat dirinya membuka pintu kamar kos, dirinya bener-benar ingin mengeluh pasalnya kamar kosannya yang memang ketika di buka saja pintu nya akan langsung memampangkan keadaan kosan itu yang memang sangat berantakan, bahkan cermin ya sering di ajaknya bicara kini tidak dalam keadaan baik-baik saja, cermin itu hancur pecah tergeletak di lantai, beberapa body care miliknya juga berceceran di lantai satu botol parfum yang masih penuh berbahan kaca juga pecah. Aromanya sangat menyebar. Arsa juga tidak mengetahui mengapa aroma itu sangat wangi dan bisa menyebar. Pasalnya yang dia ketahui perfume yang sering di gunakan Arsa wanginya tidak tahan lama. Orang-orang juga tidak akan tahu dirinya memakai parfum hanya teman-teman dekat nya saja yang mencium aroma parfum milik Arsa.

Lupakan saja soal parfum miliknya yang tidak tersisa setitik pun, sepertinya Arsa harus segera membersihkan kekacauan itu walaupun dirinya dalam keadaan cape, pasalnya jika tidak begitu Arsa akan benar-benar malas membersihkan kekacauan ini. Arsa akui ini mungkin tidak sepenuhnya akibat gempa bumi, andai saja dirinya bisa menyimpan barang sesuai dengan tempatnya mungkin cermin dan parfum satu-satunya yang dia miliki masih dalam keadaan baik seperti barang lainnya yang hanya berantakan di meja.

Nasib baik kamar kos miliknya tidak begitu luas, bahkan WC milik perusahaan berukuran lebih luas di bandung se petak kamar kosan Arsa. Sehingga Arsa tidak begitu lama untuk membersihkan kekacauan itu, hanya menghabiskan waktu 30 menitan.

Arsa tidak langsung membersihkan badannya, pergi ke kamar mandi hanya sekedar mencuci muka dan mengganti pakaian putih hitam miliknya menjadi baju yang lebih santai.

Saat Arsa mengecek hp miliknya dia melihat notifikasi dari grup yang beranggotakan hanya 3 orang, salah satu temannya yang berbeda negara menanyakan keadaan dirinya dan temannya, Belleza. Selain itu Belleza juga mengirimkan sebuah pesan pribadi kepada Arsa, yang isinya hampir sama menanyakan keadaan nya, apa yang dia lakukan saat terjadi gempa. Sejujurnya Arsa bener-benar bahagia pasalnya dia tidak pernah membayangkan bahwa saat ini dirinya memiliki teman yang bener-benar peduli dan sangat baik. Arsa sangat bersyukur bisa di pertemuan dengan mereka. Meski tidak banyak teman yang dia miliki namun memiliki 2 sahabat baik seperti Lyin dan Belleza jauh lebih berarti.

Bahkan ponsel nya yang kini sudah bisa di gunakan kembali, itu terjadi karena kebaikan Belleza yang meminjamkan uang kepada Arsa. Sejujurnya Arsa malu dan tidak enak meminjam uang senilai 300 ribu rupiah kepada sahabat dekatnya itu, karena ini kali pertamanya juga dalam hidupnya dia meminjam uang kepada orang lain.

Awalnya tidak ada pikiran bahkan niataan kecil pun Arsa meminjam kepada sahabatnya , karena Arsa punya keyakinan beberapa teman di perusahaan lamanya yang sering meminjam uang kepadanya dulu, akan membantu Arsa untuk meminjaminya uang kembali . Namun hal itu sangat bertolak belakang, Arsa harus menelan pil pahit oleh teman nya , 4 orang yang di mintai tolong tak ada satupun yang bisa membantunya, bahkan satu diantaranya benar-benar mengabaikan pesan dari Arsa.

Sore itu saat ponsel mati, Arsa mengirimkan pesan, tentu saja meminjam ponsel Belleza karena saat itu mereka bertemu tanpa sengaja di salah satu toko juice. Dari sanalah Arsa mengirimkan DM ke salah satu temannya dengan alibi bahwa dirinya tidak membawa ponsel, dan ingin menanyakan satu hal pada temannya, walaupun kenyataannya Arsa tidak ada niatan membeli juice karena dirinya baru saja pulang dari konter hp untuk melakukan service ponsel, kebetulan letaknya yang tidak jauh dengan toko juice yang temannya kunjungi.

Dari sanalah akhirnya Arsa menerima uang yang Belleza pinjami, Arsa tersentuh akan kebaikan Belleza yang dengan tanpa pikir panjang langsung meminjamkan dirinya uang. Belleza juga mengatakan bahwa uang yang di sodorkan nya, tidak perlu Arsa ganti, karena Belleza bilang dia memang berniat menolong Arsa. Namun Arsa juga masih tetap Arsa yang banyak merasa tidak enak , pasalnya dia memang bener-benar meminjam bukan meminta jadi yang namanya pinjem mau gimana pun tetap harus di ganti.

Arsa mengambil segelas air minum yang dia letakkan di samping kasurnya. Di lantai persis tempat cermin itu jatuh berceceran. Dia pun bersandar pada ujung dinding kamar kosnya dengan headphone di telinganya karena sedang mendengar salah satu lagu, kemudian dirinya membuka satu aplikasi terpampang kah sebuah pesan dari teman-temannya yang isinya menghawatirkan dirinya, secara tidak sadar bibir nya melengkungkan sebuah senyum. Saat membaca pesan dari kedua temannya. Meskipun dia tidak memiliki kekasih namun Arsa tidak begitu sedih pasalnya untuk saat ini memiliki 2 sahabat pengertian seperti mereka sangat lah sulit. Dia pun membalas pesan teman-teman nya dan saling me-reply satu sama lain.

Saat dirinya tengah asik mengikuti alunan lagu, tiba-tiba saja pendengarannya berubah . Lagu yang sedang di dengarnya berhenti berganti dengan nada panggilan masuk dengan volume yang sangat tinggi sekali, hingga membuat Arsa langsung cepat-cepat melepas handphone dan menurunkan sedikit volume di ponsel nya.

Arsa sebenarnya mendumel ingin memaki siapa yang mengganggu aktivitas santainya, namun ia urungkan pasalnya Arsa melihat nama yang tertulis di ponsel nya merupakan panggilan dari mamanya.Arsa juga seakan-akan tersadarkan bahwa dirinya belum menanyakan keadaan kelurga nya setelah kejadian gempa bumi.

"Mungkin mama, khawatir." batin Arsa menatap ponsel, menggeser tombol hijau ke atas dan meletakkan ponselnya di kuping kanan nya.

"Transfer uang buruan." ucapan yang Arsa terdengar, tentu saja membuatnya kaget mencerna maksud dari perkataan seseorang di ponsel nya.

"Hallo Maa!" balas Arsa pasalnya suara yg di dengarnya bukan hanya suara mamanya

"Kamu budek Saa! kirim uang sekarang bisa ga sih. Jangan sok ngartis deh, mama kirim pesan ga di bales-bales." ucap mamanya dengan nada marah-marah.

"Maa, hallo Maa, Mama perlu uang ? untuk apa Maa? tapi Arsa juga belum gajian."

"Halah jangan sok alasan kamu, jalan-jalan sama temen happy bisa, giliran orangtua minta ga sulit banget." ucap Mamanya

"Tapi beneran Arsa belum gajian maa, uang simpenan juga ga ada."Arsa sebenarnya merasa sedih akan perkataan ibunya.

"Heh, kamu tuh perhitungan banget sama sama orangtua sendiri, kamu lupa kamu sebesar sekarang karena siapa. kamu lupa hah! Bilang aja kamu ga mau bantu orangtua, dasar anak durhaka." ucap ibunya Arsa dengan nada tinggi yang di terdengar oleh ponsel Arsa.

"Bukan gitu Maa, tapi beneran Arsa ga ada uang kalau sekar..." telepon nya tiba-tiba terputus, Mata Arsa mulai berkedut, panas seakan sesuatu akan muncul di matanya.

Jika Arsa boleh membela dirinya, Mungkin dia akan berkata dimana kesalahan nya, jika memang dia bersalah mungkin hanya karena dirinya tidak bisa mengirimkan uang seperti yang ibunya inginkan. Sejujurnya Arsa benar-benar merasa bersedih akan perkataan yang beberapa kali keluar dari lisan ibunya.

 Hal yang Arsa pikir akan membuatnya bahagia, karena satu panggilan masuk dari ibunya, yang di pikirnya akan menanyakan keadaan nya, namun lagi lagi hari ini dirinya harus menelan kembali pil pahit, kali ini dari ibunya.

Jika Arsa bisa bertanya setelah kejadian ini, mungkin batinnya sudah bertanya, Apakah setiap anak akan merasakan sedih, marah kecewa, sakit di saat bersamaan? Atau ini hanyalah perasaan nya saja yang terlalu emosional sehingga mudah terbawa suasana.

Andai saja Arsa bisa membalikan perkataan kepadanya ibunya mungkin dia akan membela dirinya, pasalnya menurut nya dia sudah berkorban banyak buat ibunya buat keluarganya. Namun Kenapa saat ini ibunya malah seolah mengatakan lain hal.

Tanpa ibunya tahu, Arsa sering mengorbankan keinginan nya, sering memeras perasaan nya sendiri, demi mengirim uang ke keluarganya, Jujur sekali di lubuk hati Arsa nya ia kecewa pasalnya apakah pengorbanan yang dia lakukan selama ini tidak pernah di anggap kelurganya.

Saat dirinya tengah sibuk dengan lamunannya atas kekecewaan pada keluarga nya, secara tiba-tiba lamunannya buyar. Buyar karena Arsa mendengar suara ketukan pintu kamar kos nya, bukan hanya sekali tapi pintu itu di selalu di ketok berkaki-kali dengan nada seperti orang yang tak sabaran.

"Siapa? bentar." teriak Arsa sebelum dirinya membuka pintu

"Eh... kenapa?" melihat sosok seseorang membelakangi pintunya dengan kedua tangannya disilangkan di atas dada.

Lanjut ??

*SELAMAT BERBUKA PUASA GUYS ✨

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!