Seorang gadis bernama Mentari sagita terpaksa harus menikah dengan seorang duda beranak satu yang seharusnya menjadi kakak iparnya akibat sebuah kecelakaan yang menimpa sang kekasih tepat di hari pernikahannya.
Hantara putra Adipura Sanjaya seorang pengusaha sukses yang terkenal dengan sikap dinginnya terpaksa harus menikahi calon istri adiknya karena sebuah Amanah.
Akankah Gita sanggup mempertahankan rumah tangganya bersama Hantara ??? Apakah Gita bisa kembali membuka hati seorang Hantara yang begitu dingin akibat pengkhianatan di masa lalunya???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon selvi serman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Lukisan Abstrak.
Anis nampaknya mulai uring-uringan. kalau saja masih di kontrakan tempat tinggal Gita dulu sudah pasti suara cempreng Anis akan menggelar memanggil nama Gita hingga terdengar sampai ke sudut ruangan, namun kini posisinya berbeda. bisa bisa gadis itu tidak bisa lagi melihat matahari terbit besok jika berani melakukannya, mengingat saat ini sahabatnya itu telah menjadi nyonya Hantara putra Adipura Sanjaya.
"Aku pikir dia sudah lupa ada aku di sini." Anis nampak menggerutu dengan Wajah di buat cemberut ketika melihat Gita baru saja turun.
"Maaf sudah membuatmu menunggu." ucap Gita merasa tidak enak.
Anis yang awalnya ingin berniat mengomeli Gita karena menunggu terlalu lama menunggu, seketika membatalkan niatnya itu saat melihat sesuatu tercetak jelas di tubuh sahabatnya.
"Ck.... Pantas saja kau sangat lama sekali, aku bahkan hampir berakar menunggumu di sini."ucap Anis saat memastikan yang tadi di lihatnya. meski dari jarak yang tak begitu dekat namun Anis bukan orang bodoh yang tidak tahu akan gambar abstrak di leher Gita.
Kening Gita nampak berkerut tidak paham dengan maksud ucapan Anis.
Anis menarik Gita agar duduk berdampingan dengannya di sofa. dengan senyum seringai Anis bertanya "Ternyata tuan Hantara tidak mengenal waktu juga ya." Anis bicara dengan nada lirih, mawas yang digosipkan tiba tiba muncul tanpa di duga.
"Kamu ini bicara apa sih." Sebenarnya Gita sudah paham ke mana arah pertanyaan Anis, namun Gita masih berusaha menepis Karena tidak menyangka jika ternyata suaminya itu meninggalkan jejak.
"Kau ini tidak perlu berbohong padaku, lagi pula hasil karya suamimu masih tercetak jelas di situ." kata Anis lirih sembari menunjuk ke arah leher Gita. Jangan di tanya bagaimana wajah Gita saat ini, wanita itu benar-benar sangat malu.
"Ah...kau ini......Tidak perlu malu seperti itu...!!!" ucap Anis menepuk pelan lengan Gita saat wajah Gita nampak merona malu.
"Lagi pula Tuan Hantara itu adalah suamimu jadi Wajar jika kau melayaninya, yang tidak wajar itu jika kau melayani suami orang." kelakar Anis, sehingga membuat keduanya saling pandang dan kemudian tersenyum bersama.
"Kamu ini ada ada saja." Gita hanya bisa geleng-geleng melihat tingkah Anis yang kadang menyebalkan dan juga lucu, seperti saat ini.
"Di Zaman sekarang ini bibit pelakor ada di mana mana jadi sebagai wanita bersuami pandai-pandailah kalian memberikan servis terbaik untuk para suami!!." Ucap Anis sok bijak padahal dia sendiri masih setia menjomlo.
"Aku tidak menyangka seorang jomblowati sepertimu pandai juga berkata bijak." ledek Gita namun dalam hatinya ia tidak menepisnya.
Tadi di saat Hantara telah mengizinkan dirinya untuk menemui Anis di bawah, entah mengapa Gita merasa tak tega melihat wajah suaminya yang tengah menahan hasrat. sehingga Gita mengurungkan niatnya. dan memutuskan untuk melayani sang suami hingga satu jam kemudian.
Sore ini Anis sudah berjanji untuk menemani ibunya sekedar jalan jalan ke rumah temannya. Anis kemudian pamit pulang pada Gita saat melihat waktu telah menunjukkan pukul dua siang.
Gita mengantarkan Anis hingga ke depan.
Namun saat baru hendak meninggalkan rumah mewah milik Hantara, Anis melihat seorang pria tampan dengan stelan jas lengkapnya baru saja turun dari mobil miliknya.
"Eehemmmmhhhhtt....Itu tuan Armada asisten pribadinya tuan Hantara." terang Mang Ujang dengan senyum tipis saat melihat gerak gerik Anis yang terus memandang ke arah pria tampan itu.
"Ehh....bapak bisa saja membaca pikiran saya, bapak cenayang ya??." kelakar Anis sedangkan mang Ujang nampak geleng-geleng melihat tingkah gadis itu.
Armada yang baru saja turun dari mobil miliknya menyapa Gita Dengan hormat sebelum kembali melanjutkan langkahnya menemui tuannya, Hantara yang telah menunggu kedatangannya.
Barulah mang Ujang menghidupkan mesin mobil saat Armada menghilang dari pandangan, pria paru baya tersebut seolah paham betul dengan apa yang ada di pikiran Anis saat ini.
"Bapak memang ia the best deh...." puji Anis sedangkan mang Ujang di buat tersenyum melihat tingkahnya.
"Neng bisa saja..." jawab Mang ujang.
Sesekali mang Ujang melirik Anis dari pantulan spion di depannya saat gadis itu mengajaknya mengobrol.
Sepanjang perjalanan Anis nampak senyum sendiri ketika terbayang wajah tampan Armada. "Ternyata asisten tuan Hantara tampan juga." batin Anis tersenyum geli, mengingat baru kali ini ia menyukai seseorang saat pandangan pertama.
🌹🌹🌹
Di sebuah kamar hotel berbintang nampak seorang pria tampan sedang menggenggam segelas wine di tangannya. berdiri di balkon dengan pandangan sulit di artikan.
"Sudah saatnya kamu merasakan apa yang pernah saya rasakan dulu di mana pria itu lebih mementingkan kalian di banding aku dan ibuku." pria tersebut nampak bermonolog. dari sorot matanya tersirat dendam.
Teringat akan masa lalu yang begitu menyedihkan yang pernah terjadi dalam hidupnya, tanpa sadar pria itu menggenggam erat gelas di tangannya hingga pecah dan membuat tangannya berlumuran darah.
Namun begitu sakitnya seakan tak seberapa jika di bandingkan dengan pedih kehidupannya di masa lalu. terbukti, pria itu sama sekali tidak nampak kesakitan apalagi meringis saat darah segar mulai menetes dari tangannya.
pdahal alur cerita ny seru loh😁🙏