Diawali dengan kisah perjalanan cinta seorang gadis muda bernama Iren Zefanya, saat pertama kali diterima bekerja diperusahaan ternama di kota nya,,,
Ada salah satu pria yang Iren kagumi saat di kantornya, tapi yang tidak diketahuinya pria itu adalah anak tunggal pemilik perusahaan tersebut,,,
Bagaimana selanjutnya perjalanan cintanya Iren?, apakah dia bisa memperjuangkan cintanya bersama pria itu?, atau dengan pria yang lainnya? yuk simak cerita selanjutnya bestieee...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rainara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 23
Mereka pun sudah selesai dengan makan malamnya, dan duduk diruang TV menemani pakde menonton bola, saat sedang fokus tiba tiba HP iren berdering, iren melihat kearah layar hpnya nomor tak dikenal menelfon, iren pun pamit untuk mengangkat tlpnya
"Hallo siapa ini?" tanya iren sopan....
"Aku abian" ucap seseorang dari balik telpon, yang sudah pasti iren mengenalnya...
"dapat dari mana nomorku? tanya iren tiba tiba dengan nada yang berbeda, yang seingetnya tidak pernah memberikan nomornya ke abian...
“Tidak penting aku tau dari mana nomormu, yang paling penting sekarang aku menunggu jawaban mu iren” ucap abian dari balik telpon...
“Menunggu jawabanku?, aku tidak mengerti maksud pak abian” ucap iren yang lupa dengan kejadian saat dikantor....
“Umurmu masih muda, tapi kau sudah pikun juga ternyata, bahkan yang terjadi saat dikantor pun dengan cepat kau lupa?” tanya abian dengan nada kesal..
Iren yang mendengar ucapan abian seketika teringat dengan kejadian saat mereka dikantor, iren hanya bisa diam dibalik layer handponenya…
“Selain pikun apa kau juga sudah tidak bisa bicara sekarang?” ucap abian yang lagi lagi kesan kesal karna iren tak kunjung menjawab pertanyaannya…
“Haa.. buu..buu.. bukan begitu pak abian” jawab iren gugup...
“Tunggu, kenapa kau dari tadi memanggilku dengan sebutan bapak?, kau pikir aku bapakmu” ucap abian yang tiba tiba teringat iren menyebutnya bapak dari tadi…
“Ya karna bapak boss saya sekarang” jawab iren polos...
“Berhenti lah memanggil saya bapak, panggilah saya seperti biasa kau memanggilku” perintah abian yang tak ingin dipanggil bapak...
“Panggil apa?, mas abian?, gabisa dong pak gamungkin saya panggil mas saat dikantor, bagaimana nanti pikiran para staff disana” ucap iren yang tak ingin orang orang kantor salah paham dengan dirinya...
“Baiklah cukup dikantor saja, tapi sast tidak berada diarea kantor kau panggil saja mas” ucap abian yang sedikit membenarkan perkataan iren…
"Oke baiklah" ucap iren dengan anggukan kepalanya...
"Oke bagus jika kau sudah mengerti, trus bagaimana dengan jawabanmu? " tanya abian yang mengingat kan iren kembali...
“begini sebelum saya menjawab saya ingin tau, kenapa harus saya yang ingin mas abian jadikan istri?, karna menurut pendapat saya, seorang seperti mas abian, orang yang memiliki kekuasaan yang cukup besar, memiliki fisik yang didam idamkan setiap Wanita, dan banyak lagi kelebihan yang tidak bisa saya terangkan, bahkan jika mas abian memilih seorang model atau artis yang paling terkenal dengan senang hati pasti mereka terima, kenapa harus saya yang hanya seorang karyawan di kantor bapak sendiri” ucap iren menjelaskan, dia tak ingin menikah dengan seseorang hanya karna terpaksa…
“Ya benar yang kau bilang, aku bisa memilih Wanita mana saja, bahkan yang paling terkenal dinegara ini, tapi aku tidak mau, aku memilihmu karna aku mulai tertarik denganmu saat kejadian dicaffe itu, menurutku kau wanita yang berbeda dengan mereka" ucap abian jujur dengan perasaan nya, abian benar benar sudah menyukai iren...
“Aku tidak yakin kau benar benar mencintaiku atau memang kau terpaksa karna ibumu?” tanya iren yang masih ragu...
"Baiklah agar kau lebih yakin lagi, besok malem aku menjemput mu untuk datang kerumahku" ucap abian meyakinkan...
Iren yang panik mendengar ucapan abian yang ingin menjempunya itupun langsung mencari alasan, dia tak mau secepatnya itu bude dan pakdenya tau tentang hubungannya yang masih belum jelas...
"Ti.. tidak perlu menjemput ku, kitta bertemu saja besok dicaffe yang ada dekat dengan kantor, tunggu saja aku disitu" ucap iren...
"Oke baiklah besok bertemu di sana jam 19:30 WIB, tapi.. Tuttt... " belum sempat abian meneruskan ucapannya telpon sudah terputus, iren mematikan telponnya secara sepihak membuat abian lagi lagi kesal...
“Aaaiishhh gadis sialan aku belum selesai bicara kenapa dimatikan” gerutu abian yang kesal karna iren menghentikan percakapan mereka secara sepihak, padahal abian merasa senang jika berlama lama tefonan dengan iren, walaupun didalam nya banyak keributan...
......................
