NovelToon NovelToon
Reckless

Reckless

Status: tamat
Genre:Mafia / Time Travel / Romansa / Tamat
Popularitas:867.2k
Nilai: 5
Nama Author: Base Fams

Kesempatan kedua setelah bunuh diri karena ditinggal kekasihnya, Cloud Heaven lelaki 23 tahun ingin memperbaiki kesalahannya dimasa lalu dan mempertahankan kekasihnya namun siapa yang menduga ternyata banyak konspirasi dan manipulasi yang dulu tidak diketahuinya yang justru dilakukan orang-orang terdekatnya.
Cloud Heaven bukan bereinkarnasi tetapi 𝘵𝘩𝘳𝘰𝘶𝘸𝘣𝘢𝘤𝘬..

Stay tune with Thorball yg eksis dan narsis 😎🤣

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Base Fams, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

I LOVE YOU

"Ya anggap saja seperti itu, aku menculikmu hanya beberapa jam saja, atau kau ingin diculik selama-lamanya?

Hawa panas menyerang permukaan kulit wajah Hana yang menghasilkan rona di pipinya. Bukan karena matahari yang terik menyorotinya, melainkan kalimat yang barusan ia dengar dari mulut Cloud. Mulut pria itu begitu lihai mengucapkan kalimat-kalimat yang menyenangkan hatinya.

Hana selalu kehabisan kata-kata untuk menjawab pertanyaan spontan pria itu, yang ia bisa lakukan hanya mengalihkan.

"Jangan mengelantur Cloud, fokuslah pada kemudi mu." Hana berupaya untuk tidak terayun, dan menganggap perkataan Cloud hanya sebuah candaan.

Cloud membasahi bibir bawahnya dengan linggualnya. Pria itu melirik wajah Hana yang merona dari kaca spionnya. Kembali Cloud tersenyum.

Waktu diperjalanan berlalu, berhentilah motor Cloud di lahan parkiran depan pemakaman. Hana turun dari motor, lalu ia menatap nanar ke gerbang yang menjulang berwarna hitam yang tersambung dua pilar putih yang berada di sisi gerbang.

"Hari ini Ayahku berulang tahun, Hana." Cloud sudah berdiri di dekat Hana. Bersamaan, keduanya menoleh dan bertatap wajah.

Jadi dia mengajakku ke pemakanan Ayahnya. Astaga, apa yang ku fikirkan tadi. Berkencan...

"Ayo," Cloud merangkul pundak Hana dan membawanya masuk melewati gerbang berwarna hitam. Hana melayangkan tatapan protes. "Kenapa kau merangkulku, Cloud. Aku bisa berjalan sendiri."

Cloud mempersembahkan senyumannya, Hana pun dibuat terpanah.

"Agar kau tidak tersesat." Dalam sekejap Hana terdiam, lalu menatap tangan Cloud yang berada di atas bahunya.

Sepersekian detik Hana berpaling. Ia mencuri pandang, menatap Cloud yang sedang meluruskan pandangan ke depan. Pria itu terlihat begitu tenang.

Begitulah pembawaan aslinya, Cloud banyak bicara setelah ia diberi kesempatan untuk mengulang kehidupannya. Demi mendapatkan Hananya kembali bersamanya dan menepati janji yang pernah ia ucap kala itu, membahagiakan Hana.

Yeah, Hana terlalu istimewa untuknya. Seorang gadis yang menerimanya dengan tangan terbuka, tanpa memandang rendah dirinya. Pengorbanan Hana untuknya terlalu besar sampai menyentuh relung hatinya. Apalagi disaat ia mengalami hal tersulit untuk melepas kecanduannya terhadap narkoba, Hana begitu sabar menghadapi sikapnya yang suka berubah-rubah. Gadis itu tidak jenuh mendatanginya ke rumah sakit rehabilitasi untuk membesuk dan memberinya semangat meski dirinya kerap bersikap dingin. Hana tetap kembali kepadanya.

"Ini makam Ayahku, Hana." Ungkap Cloud, di depan sebuah makam yang terdapat nisan bertuliskan nama Justine Heaven, dan diatas makam Ayahnya terdapat satu buket mawar putih yakni pemberian Ibunya.

Cloud tersenyum pilu, ia memandang lekat makam Ayahnya dengan tatapan sendu. Kepergian ayahnya dua tahun lalu menyisakan kesedihan mendalam untuknya, terutama Ibunya.

"Hai Ayah, aku datang lagi."

"Kali ini aku tidak datang sendiri Ayah, lihatlah aku membawa seorang gadis yang begitu cantik untuk merayakan ulang tahunmu bersamaku. " Cloud mendesah pelan, Pria itu mengusap batu nisan Ayahnya.

"Kemarin aku sudah membujuk Ibu untuk datang bersamaku Ayah, tapi Ibu begitu keras kepala untuk merayakan ulang tahun berdua dengamu. Ku rasa, Ibu tidak mau jika aku mengganggu kalian. Ck, padahal aku tidak akan melakukan hal tersebut, tapi tak apa."

Cloud terdiam dan kesunyian pun datang membawa kesedihan.

"Selamat ulang tahun Ayah, semoga kau bahagia disana." Lirih Cloud. Pria itu membungkuk dan mengusap cairan yang melesat jatuh dari sudut matanya.

Hana yang menyaksikan di belakang Cloud, tersentuh. Entah keberanian darimana, Hana menyentuh dan membiarkan tanganya menyapu punggung Cloud. Memberikan ketenangan, yang ia rasa jika pria itu membutuhkannya.

Cloud menengadahkan wajahnya, agar air mata tidak menetes lagi membasahi wajahnya.

"Kau tidak ingin mengucapkan selamat ulang tahun untuk Ayah mertua, Hana?"

Ayah mertua??

"Oh Tuhan," Hana maju selangkah, dan berdiri berdampingan dengan Cloud. "Selamat ulang tahun Paman. Semoga kau selalu damai bersama Tuhan."

"Namaku Hana. Bolehkah, aku meminta sesuatu padamu? Hanya satu, tidak lebih." Hana terdiam sejenak, kemudian ia berdeham pelan. "Do'akan putramu untuk berhenti bersikap menyebalkan terhadapku, Paman. Hanya itu, ku rasa kau akan melakukannya."

Cloud tertawa ringan, memandang Hana dari samping sebentar, lalu kembali ia menatap makam Ayahnya. "Bukankah ia lugu dan begitu cantik, Ayah?" Cloud berujar dengan kerlingan mata menggoda.

Hana mendelikkan matanya. Sempat-sempatnya dia memujiku, dimakam Ayahnya.

"Jangan dengarkan permintaannya Ayah. Kau harus mendo'akan aku," Cloud memandangi Hana dengan tatapan memuja.

"Agar gadis ini menerima cintaku." Lanjutnya.

Hana sedikit membuka mulutnya. Dadaanya mengembang ketika ia menarik napas dalam-dalam. Tubuhnya panas dingin, sementara jantungnya bertalu-talu dengan cepat.

Gadis itu terdiam. Selain detak jantungnya berdetak dengan cepat, Hana menggigit bibir bawahnya menatap manik coklat milik Cloud yang masih memandangnya.

Oh God, barusan Cloud menyatakan perasaannya lagi. Kali ini di depan makam Ayahnya.

"Kau suka sekali membicarakanku di depanku."

Cloud merespon keluhan Hana dengan seulas senyuman. Hana mengenyampingkan wajahnya, menyembunyikan wajahnya yang merah padam.

"Sebaiknya kita pulang."

"Ayah, kami pulang dulu. Aku harus mengantar Hana pulang ke rumahnya dan setelahnya aku pergi berkerja. Aku berjanji, akan berkunjung lagi ke makammu."

🍂🍂🍂

"Berhentilah disini Cloud."

Sontak Cloud menekan rem motornya secara mendadak.

"Ya Tuhan, berhati-hatilah Cloud." Hana meletakkan tangannya di atas daadanya.

"Ada apa Hana?"

"Akh itu," Hana turun dari motor. "Kau cukup mengantarku sampai disini." Hana melepaskan jaket Cloud yang masih terpasang di tubuhnya.

"Bukannya ini masih jauh dari rumahmu Hana?"Astaga...

Hana menekuk kedua alisnya. "Boleh aku bertanya padamu Cloud?"

"Tentu Hana, kau ingin bertanya apa?"

"Kenapa ucapanmu seakan tau tentangku, Cloud. Pertama saat pertama kita bertemu, kau menyebutkan aroma parfume favoritku, kedua saat di restauran kau menjelaskan tentang menu makanan yang ku pesan yang berbahan dasar ikan, lalu barusan kau menebak jarak rumahku yang masih jauh dari sini. Apakah kau seorang cenayang, hah?"

"Anggap saja seperti itu."

"Kau ini," Hana menepuk lengan Cloud, Cloud pun tergelak.

"Jangan bercanda Cloud, ini sesuatu yang tidak lucu!"

"Kau mau tau jawabannya?"

Hana mengangguk, "Ya, sangat."

"Jawaban pertama, aku mengetahui berbagai aroma parfume, yang kedua jawabanya karena aku terbiasa menjelaskan bahan dasar makanan kepada pelanggan di restauran tempatku bekerja."

"Benarkah?"

"Ya, seperti itu. Lalu tentang pertanyaanmu yang ke tiga, aku hanya menebak saja." Cloud menjentikkan jemarinya di hidung ramping Hana.

Maafkan aku Hana, telah membohongimu.

"Apa tebakanku, benar?" Hana berdecak, seraya mengembalikan jaket ke pemiliknya.

"Kau yakin tidak mau diatar sampai rumah, Hana?"

"Iya Cloud, aku bisa..." ucapan Hana terhenti, saat maniknya melihat taksi dari tempatnya. "Taksi!" Hana melambaikan tangannya, memberhentikan taksi yang melintas. Akhirnya...

"Berhati-hatilah Cloud dan terimakasih telah mengantarku." Hana memutar tubuhnya, dan tersentak saat pergelangan tangannya diraih Cloud.

"Ada apa Cloud?" Cloud menarik tangan Hana, agar lebih mendekat. Dengan nafas yang memburu, Cloud mengangkat dagu Hana dan mengecup kilas bibir Hana.

"Aku sangat mencitaimu, Hana." Cloud mengusap bibir Hana. "Maukah kau menjadi kekasihku?"

Nah loh 🙈 ditembak lagi. Kali ini Hana akan langsung menjawab atau menunda lagi?? Sileee ramaikan koment 😏

1
Be Mine
Mampir jg ka 🥰
Bundanya Pandu Pharamadina
OTW kita
Bundanya Pandu Pharamadina
terimakasih mbak Author sudah di ijinin baca marathon 👍❤
TAMAT
Bundanya Pandu Pharamadina
dgn harapan Ayah Cloud bisa di selamatkan
Bundanya Pandu Pharamadina
mbak Author bikin kejutan ngga tanggung² bikin pembaca emostis di bikin tergayung².
ahaayyyy hebat nih mbak Authornya bikin makin kita penasaran
Bundanya Pandu Pharamadina
kami pasrahkan nasib para pemain ada di tangan Authornya
Bundanya Pandu Pharamadina
deg degan tarik napas tahan.... cepetan Cloud selamatkan Ayah mu Cloud
Bundanya Pandu Pharamadina
semoga Cloud bisa bertemu dan menyelamatkan Ayahnya
Bundanya Pandu Pharamadina
Ayden sama Alana belum di halalin tapi masukin gool sekarepmu 🤭🤣
Bundanya Pandu Pharamadina
ikutan tarik napas buang hembuskan dan tarik lagi akhirnya plongggggh
Bundanya Pandu Pharamadina
misi Cloud semoga berhasil menghancurkan Chalk
Bundanya Pandu Pharamadina
antara Cloud dan Roti, mbak Author........
kita lebih memilih Roti untuk teman ngopi
🍞☕👍
Bundanya Pandu Pharamadina
kasihan Cloud tahunya Ayah-nya sudah meninggal , Ayah yg membela kebenaran akhirnya di sekap dan di siksa
Bundanya Pandu Pharamadina
Alana, biasanya benci jadi cinta
Bundanya Pandu Pharamadina
nyimak Cloud Hana ❤❤❤❤
Bundanya Pandu Pharamadina
Helder dirimu sungguh pebisnis yg kejam
Bundanya Pandu Pharamadina
Hana belahan jiwa nan ke bakalan ke bawa mimpi terus
Bundanya Pandu Pharamadina
Chalk ternyata ayahnya Petter
Bundanya Pandu Pharamadina
visual 👍❤
Bundanya Pandu Pharamadina
andai diriku punya abang, mungkin menyenangkan💕😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!