Akibat hubungan toxic Ameera sering kali tidak fokus dalam berbagai hal, sang kekasih selalu membuntutinya bahkan menghubunginya setiap saat.
Hal itu berakibat fatal pada malam saat saudari kembarnya meminta Ameera untuk mengantarnya menemui sang suami, akibat mengangkat telepon dari kekasihnya Ameera lalai mengemudikan mobilnya hingga terjadilah kecelakaan tragis yang merenggut nyawa saudari kembarnya.
Ambeera wafat saat usia kandungannya delapan Minggu, hal itu membuat Ameera dihantui rasa bersalah yang amat sangat besar! Terlebih lagi Liam yang merupakan suami dari Ambeera mengalami depresi parah akibat kematian istri dan calon anaknya.
Liam hanya bisa ditenangkan ketika melihat wajah Ameera, karena itu keluarga besar keduanya memutuskan untuk menjadikan Ameera istri pengganti untuk Liam, siapa sangka ketika depresinya sembuh Liam tidak bisa menerima bahwa Ameera lah yang kini menjadi istrinya.
Ameera harus sabar setiap kali Liam berlaku kasar padanya, baik secara verbal maupun
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sopi_sopiah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20
Meskipun ada Liam didalam ruangan ini tapi tidak pernah sekalipun laki-laki itu mengajak ngobrol Ameera, saat bosan Ameera akan menonton tv ataupun tidur.
Jika ada lomba untuk mendiamkan orang mungkin Liam lah pemenangnya. Hingga siang harinya beruntung karena Xander memutuskan untuk menjenguk Ameera di rumah sakit.
Setelah mampir untuk membeli buah-buahan dan makanan untuk makan siang bersama Ameera, Xander datang ke ruangan rawat Ameera.
Tok.
Tok.
"Masuk," jawab Ameera.
"Siang Ra," Xander menghampiri Ameera.
"Tuan Xander," wajah Ameera ceria.
Liam yang melihat kedatangan Xander langsung menunjukkan ketidaksukaannya, apalagi melihat wajah Ameera langsung sumringah seperti itu. Ameera benar-benar terlihat wanita ganjen dimata Liam.
"Bagaimana keadaan mu?" Xander hanya fokus pada Ameera tanpa peduli atau menoleh sedikitpun kearah Liam.
"Sudah sangat sehat, mungkin nanti sore juga sudah boleh pulang! Tuan seharusnya tidak usah repot kesini lagi,"
"Baguslah kalau begitu aku senang mendengarnya! Mana bisa aku tenang kalau tidak kesini lagi!"
Melihat Xander dan Ameera seolah tidak peduli dengan kehadirannya membuat Liam semakin meradang! Liam akhirnya menutup layar laptop dihadapannya, lalu berjalan menghampiri Xander dan Ameera.
"Kenapa kau tidak tenang kalau tidak menjenguk istriku? Memangnya siapa kau?"
"Istri ya? Sejak kapan kau menganggap Ameera sebagai istri mu Tuan Liam yang terhormat!" Xander bangkit dari kursinya.
Wajah keduanya terlihat sama-sama menegang! Ameera sendiri bingung dengan situasi seperti ini, kenapa Liam harus marah padahal berkali-kali Ameera jelaskan bahwa Xander adalah atasannya.
"Apa peduli mu?"
"Tentu saja aku peduli, bagaimana mungkin aku membiarkan gadis yang aku sukai terluka ditangan laki-laki pengecut seperti mu,"
"Apa kau bilang barusan? Kau menyukainya?"
"Iya dan aku akan mengambilnya darimu tunggu saja!"
"Breng sek!"
Bam..
Liam meninju wajah Xander, tidak terima dibogem mentah oleh Liam, Xander membalas pukulan Liam.
"Stop! Tolong kalian jangan berkelahi begini, ini rumah sakit!" teriak Ameera.
Tapi kedua laki-laki itu tidak mempedulikan perkataan Ameera, keduanya sudah sama-sama diselimuti oleh amarah yang harus mereka tuntaskan antara sesama laki-laki.
"Oh my God!" Ameera terus berusaha melerai sampai melepaskan infusan ditangannya.
Bam.
Bam.
Liam dan Xander masih terus saling menyerang tanpa peduli ini adalah rumah sakit yang tidak boleh ada keributan! Ameera yang tidak mau sampai mengundang pihak keamanan rumah sakit akibat perkelahian keduanya, langsung sigap memeluk tubuh Liam dari belakang.
Tangan Liam yang sudah mengayun ke udara hendak melayangkan pukulan kembali pada Xander, akhirnya terhenti!
"Aku mencintaimu! Aku sangat mencintaimu Liam!"
Ameera mengakui perasaannya terhadap Liam didepan Xander yang sudah jelas-jelas tadi memberikan pernyataan bahwa Xander menyukai Ameera.
Mungkin inilah cara Ameera memberikan jawaban atas pertanyaan Xander yang sudah menyatakan isi hatinya! Semacam penolakan karena Ameera sudah lebih dulu jatuh cinta pada Liam.
Tidak peduli seberapa banyak perlakuan kasar Liam terhadapnya, rasa cinta itu seperti memiliki tempat dan porsinya tersendiri di hati Ameera.
"I love you Liam, tolong hentikan!"
Kedua tangan Ameera masih melingkar ditubuh Liam, tapi untuk menjawab pengakuan cinta dari Ameera belum bisa Liam lakukan sekarang.
Dilepaskannya kedua tangan Ameera dari tubuhnya! Liam pergi begitu saja dari ruangan tersebut tanpa mengatakan sepatah katapun pada Ameera.
Tapi tidak apa-apa, Ameera memang sudah tau kalau Liam tidak mungkin merespon pernyataan cinta darinya! Setidaknya Ameera lega karena sudah mengungkapkan isi hatinya yang selama ini dia pendam.
Tanpa Ameera sadari, pengakuannya telah membuat Xander kecewa dan terluka.
"Tuan aku minta maaf tapi,"
"Apa itu artinya aku ditolak?"
"Aku mencintai Liam, maafkan aku Tuan,"
"Tidak apa-apa, aku akan mencobanya lain kali! Kegagalan bukan akhir dari segalanya, sekarang aku ditolak mungkin nanti aku akan diterima," Xander masih tetap tersenyum pada Ameera.
"Terimakasih Tuan, kau masih sebaik ini padaku,"
"Sudah jangan dipikirkan yang terpenting kau harus cepat sehat, ayo kita makan siang dulu aku kan sudah belikan makanan untuk kita makan siang!"
Xander meraih tangan Ameera, mengajaknya kembali ke ranjang perawatan agar Ameera bisa istirahat sambil makan siang.
Di lorong rumah sakit yang kosong, Liam duduk dilantai sambil memukul-mukulkan kepalanya ketembok dibelakangnya.
"Apa-apaan dia? Harusnya dia membenciku setelah apa yang aku perbuat padanya, kenapa malah menyatakan cinta? Kalau begini akan semakin sulit dia setuju untuk bercerai!"
Setelah makan siang bersama dengan Ameera, Xander memutuskan untuk pamit kembali ke kantor! Ameera juga memberitahukan pada Xander kalau besok dia sudah bisa kembali.lagi bekerja seperti biasa.
Saat Xander sudah pergi, Liam baru kembali kedalam ruangan itu.
"Liam itu makan siang mu aku taruh dimeja! Tadi aku menunggumu untuk makan siang bersama, tapi kau malah pergi,"
"Kenapa?"
"Kenapa apanya Liam?"
"Kenapa kau mengatakan apa yang tidak mau aku dengar?"
Rupanya Liam ingin membahas seputar pengakuan cinta Ameera terhadapnya tadi.
"Setiap orang berhak mengatakan perasaannya terhadap siapapun! Tidak perduli jika nanti cintanya ditolak ataupun dibiarkan menggantung tanpa jawaban!"
"Kau sudah tau apa jawabanku,"
"Iya aku tau! Tapi sebelum akhirnya nanti kita bercerai, aku ingin mengatakan apa isi yang ada dalam hatiku, setidaknya nanti aku pergi dengan perasaan lega,"
Bru pertama kalinya Ameera lebih dulu membahas seputar perceraian pada Liam, biasanya hanya Liam yang selalu membahas masalah kata cerai.
Tapi kini Ameera berani membahasnya seperti sudah pasrah dan berdamai dengan kenyataan dikemudian hari nantinya.
Mendengar Ameera membahas masalah cerai Liam menatap wajah wanita itu. Kedua sorot mata keduanya saling beradu menarik satu garis lurus meskipun dari jarak yang tidak terlalu dekat.
Tidak ada yang berubah setelah Liam mengetahui perasaan Ameera terhadapnya karena bagi Liam, Ameera hanyalah wanita kutukan yang sudah menghancurkan hidupnya membuatnya tidak bisa hidup bahagia bersama dengan isteri yang sangat dia cintai dan calon anak yang dia nantikan.
Sore harinya! Ameera sudah diizinkan pulang dari rumah sakit dan Liam memapahnya sampai ke mobil.
"Am aku naik taxi saja dari sini,"
"Sudahkah jangan aneh-aneh,"
"Aku mau pulang ke rumah orangtua ku saja sekarang!"
**Hayo loh Am itu Ameera udah minta dipulangkan ke rumah orangtuanya, anterin gih itukan yang kamu mau...
Lagian anak orang udah cantik, seksi pinter nyari duit sendiri malah disia-siakan!
Kira-kira Ameera minta pulang ke rumah orangtuanya karena apa ya?? Apa udah melambaikan bendera putih tanda nyerah? Atau emang ada hal lain??
Ikutin terus ceritanya ya guys😊😊😊😊**