NovelToon NovelToon
Papa Untuk Jeri

Papa Untuk Jeri

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Single Mom / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Office Romance
Popularitas:43.3k
Nilai: 5
Nama Author: Hai_Ayyu

Kesalahan di masa lalu membuat Maudy memiliki seorang anak.

Seiring bertambah usia, Jeri merindukan sosok seorang ayah.

"Apa kamu mau menikah denganku?" tanya Maudy pada pria itu.

"Aku tidak mau!" tolaknya tegas.

"Kamu tahu, Jeri sangat menyukaimu!" jelas Maudy. Semua demi kebaikan dan kebahagiaan putranya, apapun akan dilakukannya.

"Aku tahu itu. Tapi, aku tidak suka mamanya!"

Akankah Maudy berhasil memberikan papa untuk Jeri?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hai_Ayyu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24 - Bisa Ke Rumah?

"Mama tunggu di kamar saja!" ucap Jeri. Ia melihat mama Maudy malah mau mengikuti dengan langkah tertatih-tatih seperti itu.

Maudy menggelengkan kepala, ia tidak mau anaknya bolak-balik dari dapur ke kamarnya. Anak kesayangannya bisa keletihan.

Ting tong,

Ting tong,

Mendengar bel pintu, Maudy pun akan membuka pintu saja. Jaraknya dengan pintu tidak begitu jauh.

"Han-hantu."

"Hantu gundulmu!" ucap Maudy dengan kesal melihat orang yang menge-bel pintu. Tanpa basa basi ia dibilang hantu oleh pria modus itu.

Dan Roni melihati kaki Maudy. Kaki itu mengcecah tanah.

"Kenapa bilang aku hantu?" tanya Maudy dengan wajah sengit. Tidak terima wanita cantik seperti dirinya disamakan dengan hantu.

"Ka-kamu masih hidup?" tanya Roni dengan wajah kaget, ia memastikan arwah itu bisa bicara dengannya.

"Maksudmu apa?" tanya Maudy dengan berkacak pinggang. Kok kesal dengan pertanyaan pria itu.

Tak lama, Maudy meniup poni rambutnya setelah mendengar penjelasan itu.

Ternyata lantaran anaknya menelepon sambil menangis, pria itu terus berasumsi bahwa ia telah meninggal dunia. Dan datang ke rumah untuk berbela sungkawa.

"Kamu!" tunjuk Maudy pada Roni. Rasa kesal memenuhi hatinya. Ingin sekali ia gonikan pria itu dan mencampakkan ke laut.

"Maafkan aku." Roni merasa bersalah dan menyesal dengan pikiran itu. "Saya permisi."

Roni akan memilih pergi saja dari rumah itu.

"Papa menginap saja di sini ya!" Jeri menahan tangan pria dewasa yang akan pergi.

"Maaf, Jeri. Om harus pulang." jelas Roni. Tidak mungkin menginap di rumah atasannya yang menyebalkan.

"Teman-temannya Jeri, papanya pulang ke rumah mereka. Kenapa papa tidak pernah pulang ke rumah ini?" tanya Jeri. Ia tidak mengerti kenapa papanya itu berbeda. Kenapa tinggal di luar dan tidak di rumah bersamanya.

"Jeri." Roni berjongkok untuk menyamakan tinggi mereka.

"Om ini bukan papa kandungnya Jeri." Roni masih berusaha menjelaskan.

"Papa Roni itu papanya Jeri!" tegasnya.

"Tidak, Jeri. Om Roni bukan papanya Jeri."

"Papa Roni tidak suka Jeri ya?" tanyanya dengan mata mulai berair. Papanya mengatakan hal itu, pasti karena tidak menyukai dirinya.

"Bukan begitu, Jeri." Roni jadi merasa bersalah melihat air mata yang akan tumpah itu.

"Jeri janji akan jadi anak baik dan nurut sama papa. Jeri tidak akan nakal dan membuat papa marah." Jeri mengatakan dengan isakannya.

"Sudah ya, Jeri. Jangan menangis lagi!" Roni pun memeluk tubuh kecil itu, juga mengelus kepala dan punggungnya. Tangisan bocah kecil itu begitu menyedihkan.

"Papa." Jeri juga memeluk tubuh kekar itu dengan tangan mungilnya.

'Kenapa begini?' batin Maudy mengusap sudut matanya.

Putranya begitu ingin memiliki papa. Ia kira dirinya saja bisa menjadi ayah dan ibu bagi Jeri. Nyatanya Jeri begitu merindukan sosok ayah.

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

"Jeri sudah tidur. Berikan padaku!" ucap Maudy melihat putranya sudah terpejam. Ia akan meraihnya.

Jeri dari tadi terus menempel pada Roni, tidak membiarkan pria itu pergi. Dan Roni jadi terus menggendong hingga bocah itu terlelap.

"Di mana kamarnya?" tanya Roni. Maudy tidak bisa menggendong Jeri dengan kondisi kaki seperti itu. Nanti jeri bisa jatuh.

"Ikut aku!" pintanya.

Dengan perlahan Roni membaringkan Jeri di tempat tidurnya, ia membaringkan dengan pelan dan hati-hati. Takut Jeri jadi terbangun dan kembali menangis.

Bocah itu tampak tenang dalam tidurnya. Roni juga menyelimuti bocah tersebut. Lalu keluar kamar.

"Sudah kamu pulanglah!" ucap Maudy. Putranya sudah tidur, jadi pria itu bisa pergi.

Maudy melihat Roni masih berpakaian kantor. Pria ini pasti belum pulang dan langsung ke rumahnya karena telepon dari Jeri.

Hari juga sudah gelap, Roni pasti letih. Maudy merasa tidak enak, tapi tidak mau menunjukkan itu.

"Baiklah, nona. Aku permisi!" setelah mengatakan itu Roni pun berlalu pergi. Ia harus segera pulang, tubuhnya sudah lengket. Begitu sampai kost akan segera membersihkan diri.

Dalam perjalanan, Roni melihat bekal pemberian ibu kost yang tidak disentuhnya. Isinya juga sepertinya sudah basi.

Roni pun singgah di sebuah toko roti. Ia nanti akan mengembalikan piring dan kotak bekal dengan membawa roti. Merasa segan jika mengembalikan piring dalam keadaan kosong.

Beberapa waktu kemudian, Roni telah selesai mandi. Ia pun mengambil piring dan kotak bekal. Tidak lupa juga bungkusan rotinya.

Setelah mengunci pintu kost, ia berjalan ke rumah ibu kost.

Tok... Tok... Tok... suara ketuk pintu.

"Selamat malam, bu." sapa Roni dengan sopan.

"Malam juga. Ada apa? mau bayar sewa? Roni, jangan cepat-cepat bayar sewa. Bayar saja pas tanggalnya." ucap bu kost menyarankan. Ia sebenarnya senang sewa kost dibayar cepat, tapi tidak mau membebani anak kost juga.

Biarkan saja anak kost membayar sesuai tanggalnya saja.

"Saya juga belum gajian, bu." ucap Roni. Ia tidak punya uang bayar sewa kost sekarang.

"Jadi ada apa?" tanya ibu kost kembali.

"Saya mau mengembalikan ini. Terima kasih banyak, bu."

Ibu kost bingung saat Roni memberikan piring beserta kotak bekal. Lalu tersenyum penuh arti saat menyadari sesuatu.

"Cici itu yang masak. Putri ibu memang pandai masak dan juga sangat rajin. Ia juga sering bangun pagi untuk membantu ibu membuat sarapan." ucap ibu kost. Akhirnya ia tahu kemana ayam gorengnya pergi.

Ternyata putrinya diam-diam sedang pdkt dengan pria ini, jadi sebagai ibu akan membantu mempromosikan putrinya.

Roni pun mengangguk saja saat ibu kost memuji putrinya sendiri.

"Intinya Cici sangat baik dan cocok loh jadi istri idaman." Ibu kost masih memuja muji anaknya itu.

"Roni, sudah punya pacar?" tanya ibu kost kemudian. Wanita paruh baya itu menatap dengan serius.

"Hah, itu-" Roni jadi bingung ditanya begitu. Di usianya sekarang apa masih zaman pacaran.

"Apa sedang dekat dengan seorang wanita?" tanya ibu kost kembali. Mungkin saja calon menantunya itu sudah memiliki kekasih hati.

Roni menggelengkan kepalanya pelan. Memang ia tidak sedang dekat dengan wanita manapun.

"Bagus sekali." ibu kost menepuk pundak Roni dengan pelan. Sedikit lega karena calon menantunya masih jomblo.

"Kamu lagi jomblo dan kebetulan Cici juga jomblo. Kamu sama Cici saja ya." ibu kost menganggukkan kepala agar Roni mengiyakan ucapannya.

"Sa-saya sudah punya calon istri, bu!" Roni pun mengarang alasan. Ia tidak mau dijodohkan dengan anak ibu kost itu.

"Calon istri?" ibu kost jadi kecewa. Tadi katanya belum punya pacar.

"Saya permisi, bu." Roni memilih undur diri dan segera pergi.

Roni kini telah sampai di kamar kost-nya. Ia meraih ponsel yang berdering.

"Halo, Ron." ucap wanita dari seberang sana.

"Hah," jawab pria itu dengan malas. Maudy yang menelepon.

"Kamu bisa ke rumah sekarang?"

"Apa kamu mau diapeli malam ini?"

.

.

.

1
Lanjar Lestari
ya iyalah Suami diam aja krn memang mau meragukan Maudy apa lg sekarang wakil direktur Roni jd ya gajinya besar bs pingsan ibu" kl th kerjaan suami Maudy apa lg th ortu Maudy bs bikin syok terapi hehe
Indryawati Indry
Luar biasa
umatin khuin
gmn shocknya mereka melihat ortu maudy yg memang kaya raya
Jumi Eko
Bagus
Su Narti
sabar Monday punya tetangga julit
Lanjar Lestari
Jeri itu kan kopi Mama kok di minum jd ikut begadang g tidur Jerijd gagal berkenaan Papa Roni dan Mama Maudy
Lanjar Lestari
ibu ibu kompleks mulai julid dan mau th aja cuekin aja Maudy ya elah lg panas" nya mlh mati lampu jd gelap ya Jeri ke bangun jd nangis g jd wkwkwk di lanjut nanti kl sdh nyala lampunya,tenang yaJeri sdg ada Papa Roni cup cup cup sayang anak papa bahagia ya Maudy
umatin khuin
wah wah jeri ikutan begadang ini....ikutan minum kopinya mama...xixixi...
Nunuy
gak sabar diriku thor..kapan para tetangga julid tahu klo Maudy emang betulan kaya,bukan gaya2.pasti pada pingsan 🤣🤣🤣
LISA
Ibu² rempong..usil bgt dgn urusan org lain
umatin khuin
emang ada tetangga kayak gitu ko....mereka sirik iri hati n kepo....iyain aja y maudy kalau ditanya...biar panas panas panas dingin mereka itu yg julid...
Lanjar Lestari
bukanya sdh mulai bikin adiknya Jeri tiap mlm Maudy dg Roni kl g di ganggu Jeri heheh,mulai ibu" jilid di kompleks iri bilang Bu Ami
Lanjar Lestari
Doa kan jg ya Jeri Papa biar punya uang banyak dan Jeri punya rumah besar yg ada kolam renangnya Roni memang perhatian dan pengertian mungkin dulu tergoda oleh Ratu lah yg merayu Roni krn g suka Dara bahagia iri
LISA
Bahagia selalu y utk keluarga kecilnya Roni
Lanjar Lestari
panas panas panas....🥵🥵🥵seluruh tubuh ahah...Jeri ada"aja gangguan Papa Mama yg mau buat adik km hehehe besok biar Papa Roni pasang Ac dl lupa ya Pa kl Jeri bisa pakai Ac gerakan jadinya🤣🤣🤣😍😍😍🥰🥰
maya ayu
hareudang panass panass 🥵🥵🥵🥵/Drool//Drool/
umatin khuin
cegeerr ya jeri...mama sama papa juga segerrr pagi2🤭🥰
Lanjar Lestari
iya Jery sdh Cah jd Papa Roni jd padamu senang bahagia kan wah langsung mlm pertama Roni dan Maudy semoga aja tokcer langsung jd adiknya Jeri
umatin khuin
Alhamdulillah...papa mama sudah cah cah cah...kata jeri🤭🤭🥰
Lanjar Lestari
Ahkirnya Sah jg ya Ron menjadi suami Maudy dan Papa untuk Jeri bikin gemesss Cah Cah Cah kata Jery mlm.pertama Roni siap ninaninu dg Maudy ms mau km tunda Ron kan mau punya 5 anak kalian
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!