NovelToon NovelToon
Terpaksa Nikah Muda

Terpaksa Nikah Muda

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Cinta Paksa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:8.7k
Nilai: 5
Nama Author: Mvin

Mita Diandra Putri adalah gadis berusia 19 tahun, seorang anak tunggal yang terkenal cerdas dan berprestasi. Dia juga terlahir dari orang tua yang kaya raya, namun dia terlalu larut dalam pergaulan bebas yang pada akhirnya ia terpaksa harus menikah diusia muda.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mvin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24

Raka mengemudikan mobilnya dengan cepat dan sampailah ia di villa milik keluarga Mita. Raka memarkirkan mobilnya dan buru-buru masuk untuk menemui Mita. Tak sengaja bunda melihat Raka yang baru datang dan mencoba memberikan Raka nasihat.

" Raka, sudah pulang nak? Tadi Mita nyariin kamu loh".

" Iya bund maafin Raka ya".

" Kemari Raka, bunda ingin berbicara sebentar". Bunda menepuk sofa yang berada di pinggirnya sebagai isyarat agar Raka duduk di sana.

" Sebelumnya bunda minta maaf, bunda tahu mungkin kamu ada urusan yang mendadak tapi bunda minta tolong untuk selalu berkomunikasi dengan baik pada Mita. Bagaimana pun Mita ini kan istri kamu. Maaf nak Raka, bunda juga tidak ingin ikut campur dengan rumah tangga kalian tapi tolong selesaikan baik-baik ya nak. Bunda percaya sama kamu".

" Terimakasih bunda, ini yang pertama dan terakhir, Raka janji ga akan tinggalin Mita kaya tadi lagi".

" Iya nak, bunda percaya sama kamu, tapi hati-hati ya Mita kalau ngambek suka susah di bujuknya". Dengan nada menahan tawa bunda mencoba untuk tidak menakut-nakuti Raka. Sampai ayah datang dan mendengar omongan bunda.

" Kamu ga usah dengerin bunda, minta maaf saja yang benar. Sifat kerasnya memang menurun dari bunda jadi ayah harap kamu banyak bersabar dengan Mita".

" Maksud ayah apa hm? ". Bunda merasa tidak terima dengan omongan ayah yang rasanya memojokkan bunda.

" Ayah ga bermaksud apa-apa ko bund, ayah hanya memberi tahu Raka saja".

" Tapi kan ga gitu yah".

Raka yang sudah merasa ada aroma-aroma pertengkaran memilih untuk pergi menyelesaikan masalahnya dengan Mita.

" Ayah, bunda, maaf tapi Raka mau menyelesaikan masalah Raka dulu dengan Mita. Raka permisi ayah, bunda".

" Tunggu Raka, bunda ga seperti yang ayah bilang ya".

" bund udah bund kasihan Raka".

" Ngga, ayah harus minta maaf sama bunda".

" Raka, sudah nak kamu pergi saja". Ayah merasa tidak enak dengan Raka akhirnya ayah menyuruh Raka untuk pergi sebelum situasinya semakin mencekam.

" Iya ayah terimakasih".

Raka pergi meninggalkan ayah dan bunda yang masih berdebat hal sepele. Raka menghela nafas panjang setelah akhirnya bisa kabur dari pertengkaran kecil ayah dan bunda. Dan kali ini ia punya masalah yang lebih besar yang harus di urusnya. Raka harus menjelaskan kepada Mita kemana ia pergi dan melupakan Mita begitu saja. Dipikiran Raka terngiang-ngiang oleh kata-kata yang tadi di ucapkan bunda. Raka akhirnya hanya mematung di depan pintu kamar dan tak berani untuk masuk.

" Bagaimana aku menjelaskan pada Mita? kalau dia tahu aku bertemu Haura pasti dia akan tambah marah. Tapi aku ga bisa berdiam terus di sini". Raka bergumam sediri hingga akhirnya ia memutuskan untuk masuk ke kamar dan membuka pintu. Di sana, dia menemukan Mita yang sedang berbaring sambil mendengarkan musik menggunakan earphone. Matanya terpejam namun sepertinya dia tidak sedang tidur karena tangannya masih bergerak-gerak mengikuti alunan musik. Kemudian Raka memberanikan diri untuk menghampiri Mita dan duduk di sebelah Mita.

" Ta, mas pulang". Mita masih memejamkan matanya tak berniat untuk melihat Raka sedikit pun. Ia dengan sengaja berpura-pura tak mengetahui keberadaan Raka yang sudah ada di sampingnya.

" Mita, mas mau bicara ".

" Mita". Raka meninggikan suaranya namun Mita tetap terus berpura-pura tak mendengar. Akhirnya Raka melepas earphone yang masih di pakai Mita. Mita yang sadar pun bangun sambil membulatkan matanya dan menatap Raka dengan tatapan tajam.

" Mas kembaliin aku masih mau denger musik".

" Boleh Ta, tapi mas mau bicara dulu".

" Ga ada yang perlu di bicarain mas, aku mau istirahat". Mita membuang pandangannya dari Raka.

" Mita, mas minta maaf, mas salah".

" Aku ga peduli. Aku mau istirahat dan tolong mas jangan ganggu aku". Mita setengah mendorong Raka dan Raka pun mau tak mau akhirnya mengalah dan keluar dari kamar.

" Minta maaf ga semudah itu, padahal baru mau jatuh cinta tapi malah di buat ga percaya". Mita mengoceh sendiri saat mengetahui Raka sudah tidak berada di kamar.

Raka keluar dari kamar dan pergi ke taman di pinggir kolam renang. Ia merasa menyesal dan bersalah namun ia juga lega karena bisa membantu Haura.

Makan malam di villa penuh dengan ketegangan, hanya ada suara dentingan sendok dan piring. Ayah dan bunda mengerti jika situasi Raka dan Mita sepertinya sedang tidak baik. Dari bawah meja makan, bunda terus menendang kaki ayah untuk mengisyaratkan agar ayah bisa mencairkan suasana, namun ayah yang tidak mengerti pun malah setengah berteriak kepada bunda.

" Bunda, ngapain si tendang-tendang kaki ayah? Ayah harus apalagi? Tadi kan ayah udah minta maaf".

" Ayaaaahhh". Bunda begitu kesal dengan ayah yang tak paham dengan situasi anak-anaknya dan malah mempertanyakan hal yang tidak penting.

" Ayah, bunda, aku udah kenyang. Aku permisi ke kamar dulu ya".

" Mita, sebentar nak kamu ga mau makan buah sama bunda? atau karaoke sama bunda dan ayah? ".

" Ngga bund, maaf ya Mita mau istirahat. Biar mas Raka aja yang nemenin ayah sama bunda karaoke" .

" Hmm ya sudah deh". Bunda hanya menggaruk-garukan kepalnya yang tak gatal.

" Ayah juga ga mau karaokean bund, suara ayah udah habis".

" Ayah ini ya, masa ga ngerti sama kode bunda sih. Bunda tendang kaki ayah supaya ayah mencairkan suasana. Dan siapa juga yang mau karaokean bunda juga mau istirahat".

" Yang bilang toh bund, ayah kan ga ngerti sama kode-kode bunda".

" Ya kalau bilang namanya bukan kode dong yah".

" Ayah, bunda, gapapa biar Raka yang selesaikan masalah Raka sama Mita. Raka ke kamar dulu ya. Selamat istirahat ayah, bunda".

" Iya nak, kamu sabar ya. Bunda yakin ko sebentar lagi Mita pasti maafin kamu".

" Iya bund, makasih ya". Raka pergi ke kamar menyusul Mita yang sudah lebih dulu pergi. Sampai di kamar Raka melihat Mita sudah berbaring dan hendak memejamkan matanya, namun ia juga melihat selimut dan bantal yang sengaja di letakkan di sofa yang berada di kamar tersebut.

" Mita, maksud ini apa? ". Raka menunjuk pada bantal dan selimut yang ada di sofa.

" Ya mas Raka tidur di sana lah, aku ga mau tidur sekasur sama mas Raka. Atau kalau mas Raka ga mau tidur di sana mas Raka bisa pilih kamar yang lain".

Raka tidak ingin berdebat lagi dengan Mita, ia mengakui jika ia memang salah. Raka hanya bisa menghela nafas panjang dan mengikuti keinginan Mita yang tidak ingin tidur bersamanya. Ia juga tidak ingin pergi ke kamar yang lain karena ia khawatir ayah dan bunda akan merasa tidak nyaman dengan situasinya denan Mita.

1
Wayan Sriani
lanjutan ceritanya mana?
Rakka
Gak nyangka bakal sampai kehabisan jari buat ketikin review ini... cerita ini einfach supeerrr👏
mviin: Terimakasih atas dukungannya ☺
total 1 replies
mviin
Terimakasih, tunggu kelanjutannya ya ☺
Aran
Ughh, bagus banget, aku suka banget sama tokohnya 😍.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!