Jatuh Cinta Pada Saudara Tiri

Marisa bersiap untuk masuk ke ruangan operasi bersama dokter Arhan, namun seperti nya sesuatu terjadi oleh sebab itu, dokter Arhan tidak bisa mengoperasi pasien nya, namun dia sudah mengatakan bahwa ada dokter yang akan menggantikan nya.

Karena Marisa yang tinggal di rumah sakit, jadi dia sudah siap lebih awal, dia masih punya sekitar sepuluh menit sebelum masuk ruang operasi, Marisa menatap lift, dia bertanya kepada salah satu suster yang berada di meja resepsionis " apakah di lantai atas asa roof top? " tanya nya

Suster itu menatap Marisa yang sedang memakai pakaian operasi, dari pakaian yang Marisa pakai, semua karyawan yang bekerja di rumah sakit, bisa mengetahui bahwa dia adalah anak magang, karena warna pakaian nya yang berbeda " iya ada, kau bisa naik saja ke atas dengan lift nak " jelasnya

Marisa tersenyum dan segera naik ke atas, sampai di atas hati Marisa merasa ada sesuatu yang aneh tengang tempat ini, dia baru sampai tetapi air mata nya sudah jatuh, tidak ada hal yang membuat nya sedih, namun air mata nya menetes, Marisa menguap wajah nya " aku menangis? " ucap nya karena dia sama sekali tidak sadar jika dia menangis

Marisa berjalan dan duduk di salah satu bangku yang sudah ada di sana, dulu itu adalah tempat Amanda duduk, sama seperti Marisa, Amanda menunggu sampai jadwal operasi yang di mulai di sana, di sana juga dia menatap foto Marisa dan selalu merindukan Marisa.

Marisa menatap langit, namun air mata nya masih saja terus menetes, dia melihat bintang, dari sekian ribu bintang yang ada di langit yang luas ini, ada satu bintang yang sedang menatap Marisa " ibu, kau dimana? Aku merindukan mu bu, aku sudah dewasa sekarang dan aku akan menjadi dokter bu, bu aku merindukan mu " menangis di tempat ia duduk

Sepuluh menit sudah berlalu namun Marisa tidak kunjung turun, Kevin mencari nya, karena dia adalah dokter yang akan menggantikan dokter Arhan, karena prestasi dan juga keahlian nya sama beberapa operasi yang dia lakukan, dia sudah di percayai untuk memimpin operasi setiap dokter senior tidak bisa atau ada alasan tertentu.

Kevin bertanya kepada suster yang berada di meja resepsionis " apakah kau melihat anak magang dengan pakaian operasi dan rambut nya di kuncir? "

" Iya saja melihat nya, dia tadi naik ke roof top rumah sakit " jawab suster tersebut

Kevin langsung menuju ke sana, sampai di sana Kevin melihat Marisa yang sedang duduk dan mengusap air mata nya, dia menarik nafas nya lalu berdiri dan berbalik, dia menatap Kevin yang berada di hadapan nya " kenapa kau ke sini? " tanya Marisa kepada Kevin

Kevin mendekati Marisa " kenapa kau menangis? Di sini? sendirian? " menatap sekitar dan benar hanya ada Marisa di sana

" Kau tidak perlu tau apa alasan ku menangis, aku pamit, ada pekerjaan yang harus aku lakukan "

" Kau merindukan ibu mu? jika kau merindukan ibu, kau bisa bertemu dan berbagi cerita dengan ibuku, mungkin itu akan membuat mu merasa lega " ucap Kevin saat Marisa belum jauh dari pandangan nya

Marisa berbalik " ibu adalah sosok yang tak bisa di gantikan, walau aku berbagi cerita dengan ibumu, aku akan merasa lega pastinya, namun saat aku merasa sendirian, aku akan kembali pada diriku, pada diriku yang merindukan ibu ku sendiri, bukan ibumu "

Kevin mendekati Marisa " siapa ibu mu? mengapa kau seperti terlihat sangat sayang pada nya? " menatap Marisa

" Kau tidak perlu tau siapa dia, intinya kau cukup tau bahwa ibu ku adalah sosok yang sangat hebat, itu saja " pergi dari sana

Kevin merasa, ibu yang sedang di bahas oleh Marisa, ada kaitan dengan nya, karena dia juga meneteskan air mata saat pertama kali masuk ke roof top ini, padahal dia belum pernah naik ke sini, namun tempat ini sudah memberi nya kesan yang nyaman dan seperti ada pelukan yang dia rasakan saat dia berada di sini

...****************...

Ruang operasi

Maria sudah berada di dalam dan sedang menunggu dokter yang bertanggung jawab atas operasi ini, namun Marisa merasakan kaget karena bukan dokter Arhan yang masuk, tetapi Kevin, walau mereka belum saling mengenal, tapi mereka sudah mengenali wajah masing-masing, Marisa tanda dengan wajah Kevin, walau dia sedang mengunakan masker, begitu juga sebaliknya

Operasi berjalan selama dua puluh menit, ini operasi kecil, jadi selesai lebih cepat, Marisa keluar lebih dulu, dia menyalahkan handphone, ada beberapa pesan dari Mora, panggilan tak terjawab dari Azka, juga ada pesan dari nenek nya, dia tersenyum saat semua orang sedang mencari nya

Kevin menatap Marisa yang sedang tersenyum, senyuman di wajah Marisa membuat Kevin merasa tenang dan ini sangat berbeda, rasa lelah sehabis operasi hilang begitu saja, Kevin menatap handphone Amanda yang di belakang nya ada foto wanita yang tak kalah cantik dari dirinya.

Kevin mendekati Marisa yang sedang sibuk dengan handphone, dia mengulurkan tangan " Kevin " ucap nya

Marisa menatap tangan Kevin " Marisa " menerima tangan Kevin

Menunjuk foto yang berada di belakang handphone Marisa " itu ibu mu? Dia sangat cantik "

Menatap foto Amanda yang di berikan Azka pada nya, " iya dia adalah ibu ku, jika kau melihat nya tolong kabari aku "

" Ibu mu hilang? " menatap Marisa

Marisa terdiam " tidak, hanya saja jika kau lihat " pergi dari sana

Kevin menatap Marisa dari belakang, hingga dia gagal fokus dengan sepatu Marisa, kaki nya lecet karena terlalu banyak berjalan dan berdiri, Kevin pergi ke apotik untuk membeli plaster, dia juga membeli makanan untuk Marisa, Kevin sudah menyukai sejak awal dia taruhan dengan teman nya, namun Marisa sama sekali tidak tertarik dengan nya untuk saat ini.

Kevin Kemabli ke rumah sakit setelah membeli beberapa barang, dia melihat ada selembar kertas dengan foto yang mirip dengan ibu Marisa, Kevin menuju ke meja resepsionis dan mengambil kertas yang berada di tumpukan sampah.

" Ini siapa suster? Boleh saya tau? " menatap suster tersebut

Suster itu menatap foto Amanda, suster yang saat ini sedang menjaga resepsionis merupakan suster yang sama dengan suster yang bekerja dengan Amanda selama dia berada di rumah sakit ini, namun pihak rumah sakit sudah di bayar oleh Reza, untuk tidak membagikan informasi Amanda kepada siapapun yang bertanya.

" Tidak saya, tidak tau, itu sudah kertas lama, akan segera saya buang " menarik kertas yang berada di tangan Kevin

Kevin menarik nya kembali " saya butuh kertas ini, lagipula ini akan di buang kan? " membawa nya pergi

Kevin mencari Marisa ke roof top, namun dia tidak berada di sana, Kevin sudah mencari nya kemana-mana namun tak kunjung ia temukan, hingga Kevin masuk ke ruangan tempat Marisa tinggal, dia melihat Marisa sudah tertidur di atas meja belajar nya.

Kevin meninggalkan obat yang sudah ia beli dan menulis note " pakai ini agar kaki mu tidak lecet lagi " menempel nya di meja belajar Marisa

Guys bantu like ya guys, satu like dari kalian sangat membuat author semangat untuk update karena berharga sekali, happy reading